Hitekno.com - Memulai sesuatu yang besar tidak harus dari sesuatu yang langsung besar, tapi dapat dimulai dari hal yang kecil lho.
Kalian harus berterima kasih kepada Larry Page dan Sergey Brin untuk kesediaan mereka mempertaruhkan segalanya demi mengejar ide gila dan menciptakan Google.
Dua mahasiswa asal Stanford tersebut menginvestasikan semua uang yang mereka miliki untuk menyewa sebuah garasi sebagai markas baru mereka.
Bertekad kuat mengubah ide tersebut dan memiliki keberanian untuk melangkah adalah salah satu upaya untuk mencapai kesuksesan besar.
Tidak hanya mereka berdua, namun banyak sekali sejumlah pengusaha besar yang bermula dari hal yang biasa saja.
Kali ini Hitekno akan membahas tentang awal mula salah satu perusahaan smartphone terkemuka, yaitu Samsung.
Berawal dari Mie Cap Tiga Bintang
Sumber foto: Ilustrasi mie/Bintang.com
Tidak hanya pendiri Google yang memulai dari hal yang biasa, hal yang sama juga terjadi dengan pendiri Samsung, Lee Byung Chull.
Sebelum dikenal sebagai pendiri perusahaan raksasa Samsung, Lee Byung Chull adalah seorang anak dari keluarga berada yang mampu menyekolahkannya hingga ke Waseda University di Tokyo, Japan.
Namun, Lee dropout dari kampusnya dan pulang ke Korea Selatan.
Setelah kepulangannya ia terlibat dalam beberapa usaha keluarganya sebelum memulai usahanya sendiri.
Mulanya, Lee meluncurkan idenya untuk mendirikan perusahaan perdagangan lokal dan jasa pengiriman.
Tetapi di luar dugaan Lee mengeluarkan produk utamanya yang jauh dari idenya, yaitu mi buatan sendiri dengan merek 'Samsung' yang berarti dalam bahasa korea adalah (sum - three, sung - stars).
Merek mi tersebut disertai dengan logo 3 bintang di kemasannya yang berarti secara berurutan dalam Korea menandakan sesuatu yang besar, kuat, dan abadi, mewakili perusahaan yang sedang dijalani Lee.
Pada tanggal 1 Maret 1938, dengan 40 karyawan di bawahnya dan bermula dari sebuah gudang kecil di Ingyo-dong usaha Lee terus membaik dengan adanya beberapa truk yang dimilikinya untuk pengiriman.
Perusahaan ini bahkan mengalami periode kerusuhan politik dan perang yang panjang dan bergejolak yang dimulai pada tahun 1945.
Ketika pemerintah kolonial Jepang berakhir di Korea setelah Perang Dunia II, ia berpikir untuk memindahkan markas besarnya ke Seoul.
Samsung Electronics Menjadi bagian dari Samsung Corporation
Sumber foto: The Verge
Di Seoul, Lee bertemu orang yang tepat untuk bergabung bersamanya dan menyelamatkan perusahaannya hingga perang invasi Seoul oleh Korea Utara.
Setelah kepindahannya di Mulsan, Lee memperluas usahanya di bidang real estate, tekstil dan asuransi jiwa.
Menurut situs resminya, pada tahun 1969 mereka bahkan mulai mengekspor kain militer ke Etiopia.
Pada tahun yang sama, Samsung Electronics ditambahkan ke Samsung Corporation dan untuk pertama kalinya Samsung menciptakan televisi hitam putih.
Tahun 1970 Lee Bung Chull memprediksi potensi besar dalam industri elektronik, sehingga ia mengubah fokus Samsung ke teknologi dan menginvestasikan semuanya di departemen penelitian dan pengembangan elektronik mereka.
Keengganan Lee untuk duduk diam di kelas telah menjadi hal besar lainnya dan simbol ketiga bintang yang pertama kali dicap pada paket mie dan truk yang mewakili sesuatu yang besar, kuat, dan abadi, telah terbukti sekarang.
Mereka digantikan oleh galaksi penuh bintang, aset paling berharga perusahaan dan benar-benar besar.
Buktinya, saat ini Samsung memiliki lebih dari 489.000 orang karyawan di 80 negara.
Perusahaan raksasa ini tidak lagi menjual mi tetapi ponsel pintar yang dijual hampir semua negara di dunia.
Setelah sepeninggal Lee Byung Chull tahun 1987 Samsung Corporation diteruskan dan dikembangkan oleh anak-anak Lee sekarang.
Hitekno/Dinar Surya Oktarini