Hitekno.com - Hajad Dalem Jamasan Pusaka tahun ini akan digelar pada 2 dan 3 Oktober 2018. Untuk menjaga kesakralan acara ini, GKR Hayu dalam akun Twitter-nya mengungkapkan bahwa Keraton Jogja akan menggunakan drone jammer.
Hajad Dalem Jamasan Pusaka ini menandai Tahun Baru Jawa yang dilakukan setiap Bulan Sura.
Jamasan berasal dari kata jamas yang berarti cuci, membersihkan, mandi. Sedangkan pusaka adalah berbagai benda yang dikeramatkan atau dipercayai mempunyai kekuatan tertentu.
Baca Juga: Kesal, Pria Ini Ancam Driver Taksi Online dengan Golok
Jamasan Pusaka lalu diartikan sebagai kegiatan mencuci senjata yang dilakukan persis di malam tanggal 1 Suro. Dalam penanggalan Jawa, Suro adalah bulan pertama yang diyakini sebagai bulan keramat dan penuh pantangan.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan melaksanakan Hajad Dalem Jamasan Pusaka Be 1952 pada tanggal 2 & 3 Oktober 2018.
Pada Selasa (02/10/2018) acara dimulai dengan Jamasan Kagungan Dalem Rata (Kereta) di Museum Kereta Keraton Yogyakarta dan dimulai pukul 08.00 - 12.00 WIB. Acara ini terbuka untuk umum.
Baca Juga: Viral di Media Sosial, Ini Penjelasan Luwak White Koffie Terbakar
Sedangkan pada Rabu (03/10/2018), Jamasan Pusaka dilaksanakan dalam Keraton dan tertutup bagi umum.
Keraton Yogyakarta melarang penggunaan drone saat acara berlangsung. Untuk menangani beberapa oknum yang iseng dengan tetap menggunakan drone, pihak Keraton Jogja kali ini menggunakan drone jammer.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh putri ke-4 dari pasangan Sri Sultan HB X dengan Gusti Kanjeng Ratu Hemas dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat.
Baca Juga: Curhatan Sedih Anak Driver Ojol yang Ayahnya Sering Terima Cancel
''Utk kami Hajad Dalem adl upacara serius, bukan sesi pemotretan. Foto silakan tp ada batasan. Faktor keamanan jg'' tulis GKR Hayu dalam akun Twitter @GKRHayu.
Drone gun tactical jammer ini merupakan jenis jammer yang mengadopsi model man portable. Drone ini menyerang jalur komunikasi dan kendali drone lewat frekuensi.
Untuk bisa menggunakannya, gunner cukup membidik dan mengunci sasaran drone untuk menggiringnya hingga menepi kemudian melakukan proses investigasi.
Baca Juga: Kirimi Tulisan Najwa Shihab tentang PNS, Pria Ini Malah Kena Omel
Drone jammer ini sering digunakan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Paspamres menggunakan drone jammer untuk melindungi aktivitas Presiden dan wilayah Ring 1 Istana Negara dari berbagai drone nakal.
Drone jammer menggunakan frekuensi di rentang 2.38 GHz - 2.483 GHz dan 5.72 GHz - 5.82 GHz. Untuk sumber tenaga, jammer ini menggunakan baterai lithium ion dan v-mount batteries.
Baterai ini dapat diisi ulang selama 90 menit dan mampu standby hingga 2 jam dengan voltase 16,8 volt.
Penggunaan drone jammer tahun ini dilakukan karena dalam acara tahun lalu, ia diperintahkan untuk mengejar drone yang masuk ke kompleks Kedhaton.
''Kalo tahun ini masih pada gak manut juga pake drone jammer.. Tahun depan tak remukke sisan dronemu pake ini'' tulis GKR Hayu dalam akun Twitter @GKRHayu.
Menanggapi cuitan GKR Hayu, komunitas drone Jogja lalu mengunggah himbauan langsung kepada sesama pengguna drone untuk tidak menerbangkannya selama acara berlangsung.
''Sesuai dengan himbauan dari @kratonjogja @gkrhayu kami selaku komunitas drone menghimbau tidak menerbangkan drone sewaktu acara dan patuhi peraturan yang ada ! Keep fly safe ! Untamakan keyamanan. Bersama :) maturnuwun.'' tulis @dronejogja dalam unggahan Instagram-nya.
Sejak diunggah pada Kamis (27/09/2018), imbauan GKR Hayu dalam akun Twitter resminya ini sudah berhasil mendapatkan 1.004 retweets dan 46 balasan.