BMKG Pantau Aktivitas Gunung Anak Krakatau dengan Aplikasi Khusus

Aplikasi ini hanya dikembangkan khusus pantau adanya longsor di Gunung Anak Krakatau.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Kamis, 27 Desember 2018 | 08:30 WIB
Gunung Anak Krakatau pada tanggal 24 Sepetember 2018. (NASA)

Gunung Anak Krakatau pada tanggal 24 Sepetember 2018. (NASA)

Hitekno.com - Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) baru-baru ini mengembangkan aplikasi khusus untuk memantau aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Dilansir dari Suara.com ''BMKG telah mengembangkan aplikasi sistem pemantauan yang memfokuskan pada aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau agar dapat memberikan peringatan yang lebih cepat,'' kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di Gedung BMKG, Selasa (25/12) malam.

Menurutnya, sistem aplikasi ini hanya dikembangkan khusus untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau yang sewaktu-waktu dapat memicu terjadnya longsor dan menyebabkan tsunami.

Baca Juga: Adil dan Nasionalis, Netizen Ini Bagi Indomie dengan Timbangan

Pihaknya pun meminta juga kepada masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau tersebut.

Ilustrasi Gunung Anak Krakatau meletus. (BNPB)
Ilustrasi Gunung Anak Krakatau meletus. (BNPB)

''Jadi, informasi akan kami terus 'update', mohon tetapi diikuti dimonitor melalui situs, media sosial ataupun aplikasi mobile info BMKG serta aplikasi mobile magma Indonesia dari Badan Geologi karena aplikasi magma Indonesia ini akan memberikan peringatan dini tentang level aktivitas Gunung Anak Krakatau,'' tambahnya.

Hal itu, kata dia, agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang menyesatkan.

Baca Juga: Tak Butuh Waktu Lama, Pasangan Gamer PUBG Ini Naik Pelaminan

"Kami menyadari dalam situasi seperti ini selalu muncul isu-isu yang menyesatkan maka agar kita tidak mudah bingung dengan isu tersebut mohon segera kalau dengar isu mohon cek itu tadi baik situs, media sosial, info BMKG ataupun aplikasi mobile magma Indonesia karena ini terkait dengan erupsi vulkanik," ucap Dwikorita.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Selasa (25/12) pukul 13.00 WIB, korban jiwa akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 492 orang.

BNPB juga mencatat hingga hari ketiga pascatsunami Selat Sunda, sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi akibat tsunami pada Sabtu (22/12) malam tersebut.

Baca Juga: Mario Bros Hingga Naruto, Ini Deretan Game Paling Dinanti Tahun 2019

Tsunami Selat Sunda tersebut berdampak pada lima kabupaten yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus, Provinsi Lampung.

Berita Terkait
Berita Terkini

Drone DJI Flip dijual mulai harga Rp 6,205,000....

gadget | 17:50 WIB

Kenapa layar sentuh sulit dihadirkan ke motor listrik atau kendaraan roda dua lainnya?...

gadget | 19:52 WIB

Mix Flip 2 besutan Xiaomi dikabarkan akan diluncurkan lebih awal tahun ini dibanding pendahulunya....

gadget | 15:05 WIB

Salah satu keunggulan POCO X7 Pro 5G adalah penggunaan prosesor flagshipDimensity 8400-Ultra....

gadget | 18:53 WIB

Redmi Note 14 Series menggandeng Rich Brian untuk ciptakan kolaborasicome backikonik sosok musisi muda Indonesia yang kr...

gadget | 18:43 WIB