Hitekno.com - Di saat perkembangan Huawei yang sedang pesat-pesatnya, harus terjegal masalah dengan pemerintah Amerika Serikat (AS). Ini membuat produsen smartphone asal China tersebut menjadi tertekan.
Huawei yang tengah bersaing dengan Samsung untuk mendapatkan posisi sebagai produsen smartphone nomor 1 di dunia harus menunda obsesinya.
Sebelumnya, Huawei telah melampaui Apple sebagai produsen smartphone nomor 2 di dunia. Huawei memposisikan dirinya di bawah Samsung sebagai produsen smartphone.
Baca Juga: Aksi Google Bela Huawei, Lobi AS untuk Cabut Larangan
Lalu tekanan pemerintah AS yang memasukkan Hauwei ke daftar blacklist pun datang. Pemerintah AS pun memaksa perusahaan dari negaranya untuk memutuskan kerja sama dengan Huawei.
Dari Google, Qualcomm, Broadcomm, Intel, Microsoft dan perusahaan lain pun terpaksa meninggalkan Huawei. Bahkan ARM, pun ikutan memutuskan kerja sama.
Mengutip dari NDTV, Shao Yang, chief strategy officer Huawei Consumer Busines Grup pun buka suara soal kondisi perusahaan asal China tersebut.
Baca Juga: Abaikan AS, Huawei dapat Kontrak Bangun Jaringan 5G di Rusia
"Kami seharusnya menjadi yang terbesar (produsen smartphone) di kuartal keempat (2019) tetapi sekarang kami merasa proses ini mungkin memakan waktu lebih lama," ucapnya di CES Asia yang digelar di Shanghai, China.
Dalam pidatonya di pameran teknologi tersebut, Shao Yang juga mengungkap kalau Huawei saat ini menjual 500 ribu hingga 600 ribu smartphone sehari.
Berkat tekanan pemerintah AS ini, membuat Huawei dalam kondisi yang sangat buruk. Namun tidak membuat Huawei tinggal diam dan menerima keadaan.
Baca Juga: China Ajak Balas AS Lewat Apple, Ini Jawaban Mengejutkan Bos Huawei
Produsen smartphone ini tengah mendorong para pengembang software untuk menaruh aplikasi buatan mereka ke AppGallery, semacam Google Play Store yang dipopulerkan Huawei.
Perusahaan ini juga telah menyiapkan sistem operasi baru untuk smartphone mereka. Meski belum ada kejelasan, namun Huawei cukup percaya diri pada sistem operasi tersebut.
Namun apakah usaha Huawei ini bisa mengembalikannya sebagai salah satu produsen smartphone top dunia. Atau bahkan bisa menjadikannya sebagai nomor 1 mengalahkan Samsung?
Baca Juga: Huawei Bisa Garap Smartphone Android tanpa Google, Tapi Ada Masalah Ini