Hitekno.com - Submerek Huawei baru saja mencetak rekor penjualan yang memuaskan di negara mereka sendiri. Honor 20 yang baru dikenalkan pada bulan Mei 2019 ternyata mendapatkan antusiasme luar biasa dari penggemar.
Honor 20 saat ini baru tersedia di China meski ada kemungkinan tersedia secara global.
Huawei diketahui telah "tersandera" di tengah perang dagang China dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Bangun Kerja Sama, Huawei Luncurkan Open Lab 5G di Korea Selatan
Kabar penjualan yang laris manis ini menjadi kabar gembira di tengah serangan bertubi-tubi dari sanksi AS yang dialami oleh Huawei.
Melalui akun Weibo resmi mereka, perusahaan mengumumkan bahwa Honor 20 telah laku sebanyak 1 juta unit.
Hal yang lebih menggembirakan adalah jumlah sebesar itu diperoleh Huawei hanya dalam waktu 14 hari saja.
Baca Juga: Ini Alasan Negara Asia Memilih Abaikan Seruan AS untuk Boikot Huawei
Huawei juga menggunakan momen pengumuman tersebut sebagai ajang untuk meluncurkan Honor 20 Pro di China.
Dilansir dari GSM Arena, Honor 20 Pro dijual di China dengan harga mulai dari 3.199 yuan atau Rp 6,6 jutaan.
Harga tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga Honor 20 Pro yang dibanderol sebesar 600 euro atau Rp 9,6 juta di Inggris.
Baca Juga: Tak Mau Bergantung ke Google Play Store, Ini Langkah yang Diambil Huawei
Masih belum jelas apakah laris manisnya Honor 20 terkait dengan kualitas produk atau "faktor lain".
Pada kuartal pertama tahun 2019, lembaga riset Canalys merilis data penjualan smartphone di China selama 2018.
Hasilnya, Huawei berhasil menghempaskan Apple dengan pangsa pasar 27 persen berbanding 9 persen milik Apple.
Baca Juga: Sedih, Target Huawei Jadi Produsen Smartphone Nomor 1 Dunia Harus Tertunda
Beberapa pengamat memprediksi bahwa perang dagang Amerika Serikat dan China berpengaruh kuat pada keputusan pembelian konsumen China.
Sentimen nasional dianggap ikut berpengaruh dalam mengatrol penjualan Huawei yang meningkat pesat.
Pengumuman penjualan Honor 20 yang mengesankan tentunya menjadi motivasi Huawei di tengah sanksi yang mereka terima dari pemerintah Amerika Serikat.