Hitekno.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah melunak untuk mengizinkan beberapa perusahaan asal negara tersebut bekerja sama dengan Huawei.
Meski begitu, Huawei masih belum semudah itu untuk mendapatkan teknologi AS dalam membuat smartphone dan produk-produk lainnya.
Diperkuat ketergantungan Huawei dengan teknologi AS maupun negara lain di produknya, membuatnya susah jika kembali kena blokade.
Baca Juga: Kamera Huawei Mate 30 Pro Kalahkan Samsung Galaxy Note 10, Ini Bocorannya
Karena itu, perusahaan asal China ini sudah menyiapkan sederet strategi untuk tetap bertahan bahkan melawan balik kepada AS.
Mengutip South China Morning Post (13/8/2019), bos Huawei mengungkap kalau telah menyiapkan "Pasukan Besi" untuk bertahan dari blokadi pemerintah AS.
Sebuah memo internal dari Ren Zhengfei, pendiri sekaligus CEO Huawei mengungkap kalau sanki blokade pemerintah AS kemarin telah membuat perusahaan berubah.
Baca Juga: Meski Kena Banned, Huawei Tetap Ungguli Apple dalam Pasar Smartphone Global
Diwartakan Bloomberg News, bos Huawei ini menulis kalau divisi consumer business bersiap menghadapi "Paintfull Long March".
Yang bisa diartikan kalau divisi tersebut harus bersiap menjalani serentetan perjuangan dan perang menyakitkan dalam waktu lama.
Ren Zhengfei mengatakan perubahan internal Huawei diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masa perang. Di mana bagian yang dirasa tidak perlu akan dihapuskan.
Baca Juga: Jadi Brand Ambassador OnePlus, Robert Downey Jr Malah Pakai Huawei P30 Pro
Meski begitu, bos Huawei ini tidak merinci bagian apa saja yang terkena restrukturisasi bahkan penghapusan untuk menjalani perang ini.
Seperti diketahui, Huawei meski mengalami pertumbuhan namun tidak sesigfikan seperti yang diprediksikan sebelumnya. Di kaurtal kedua 2019 ini penjualan Huawei cenderung melambat.
Pelambatan ini terjadi di consumer bisnis seperti smartphone dan laptop. Hal ini tidak lain dampak dari blokade pemerintah AS beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tak Peduli Tekanan AS, Huawei Kebanjiran Kontrak Jaringan 5G
Bos Huawei ini pun mengumandangkan perang melawan pemerintah AS. Berawal dengan merapikan internal Huawei hingga mengurangi ketergantungan teknologi AS.
"Kita harus menyelesaikan perombakan dalam kondisi yang keras dan sulit, menciptakan 'pasukan besi' yang tak terkalahkan untuk membantu kita mencapai kemenangan," tulis Ren Zhengfei, (2/8/2019).
"Kita benar-benar harus menyelesaikan reorganisasi ini dalam tiga hingga lima tahun," lanjutnya.
Nampak dalam tulisannya, bos Huawei ini memakai banyak istilah militer dan peperangan. Hal ini karena pengalamannya dalam militer China.
Seperti diwartakan South China Morning Post, Ren Zhengfei dulunya seorang insinyur Tentara Pembebasan Rakyat China. Karena itu ia cenderung memakai istilah militer.
Di sisi lain Huawei sendiri telah mengenalkan sistem operasi baru, HarmonyOS sebagai alternatif dari Android. Meski begitu, Huawei masih akan memproduksi smartphone Android.
HarmonyOS sendiri tidak eksklusif untuk smartphone, namun untuk perangkat lainnya juga. Termasuk televisi, laptop, perangkat jaringan, dan lain-lain.
Namun Ren Zhengfei mengakui kalau HarmonyOS ini belum sepenuhnya siap sebagai pengganti Android. Perusahaannya membutuhkan waktu lebih untuk mengembangkannya.
Bukan saja dari sisi sistem operasi, namun juga dari sisi ekosistem penunjang HarmonyOS yang jauh ketinggalan dibandingkan Android.
"Dua peluru menembaki consumer business group kami sayangnya mengenai tangki minyak" tulis bos Huawei ini tanpa merinci.
Pendiri Huawei ini optimis karena punya amunisi yang tak dimiliki pemerintah AS. Yaitu teknologi 5G Huawei yang diklaim terbaik untuk saat ini.
"AS tidak menggunakan teknologi 5G paling canggih, itu mungkin membuat mereka tertinggal dalam sektor kecerdasan buatan," tulis Ren Zhengfei.
Bos Huawei ini nampak percaya diri untuk melawan pemerintah teknologi AS dengan menciptakan 'Pasukan Besi'. Seperti apa nantinya perkembangan Huawei ini?