Hitekno.com - Petinggi Huawei bersikap optimis dalam melakukan penargetan terkait dengan sistem operasi terbaru milik perusahaan, HarmonyOS. Setelah mendapatkan sanksi dari pemerintah AS, beberapa analis skeptis terhadap pengembangan Huawei apabila tidak bekerja sama dengan Google.
Pada awal tahun 2019, Departemen Perdagangan Amerika Serikat memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perusahaan.
Pemerintah AS menuduh dan mengklaim bahwa Huawei memasang "backdoor" pada peralatan jaringannya sehingga bisa menimbulkan ancaman keamanan nasional Amerika Serikat.
Baca Juga: Huawei P40 Bisa Saja Pakai HarmonyOS, Ini Pernyataan dari Sang CEO
Setelah masuk daftar hitam, Huawei tidak lagi diizinkan bekerja sama dengan Google.
Itu menyebabkan di masa depan, perangkat Huawei tidak akan mendukung Google Play Service.
Beberapa minggu setelah larangan diberlakukan, terungkap bahwa Huawei telah bekerja dengan OS rahasia sejak tahun 2012.
Baca Juga: HarmonyOS Bukan Pesaing Android, Ini Kata Huawei
Sistem operasi itu sekarang telah diluncurkan pada tahun 2019 dan disebut sebagai HarmonyOS.
Dikutip dari Gizmochina, dalam pernyataan terbarunya, CEO Huawei, Ren Zhengfei menjelaskan bahwa mereka sangat optimis dalam mengembangkan HarmonyOS.
Bahkan ia berencana menjadikan HarmonyOS dapat bersaing dengan sistem operasi populer lainnya seperti iOS dalam jangka waktu 2 tahun.
Baca Juga: Resmi Dikenalkan, Ini 4 Perbedaan HarmonyOS dengan Android
Ia juga menambahkan bahwa dalam rangka mengejar sistem operasi top seperti iOS, mereka akan bekerja keras dan memasang target baru.
"Saya pikir target kami (mengejar dan bersaing dengan iOS) akan membutuhkan waktu kurang dari dua atau tiga tahun. Sejak saya menjadi bagian dari pimpinan perusahaan, saya perlu menjadi sedikit konservatif ketika membahas timeline perusahaan. Meskipun, saya mungkin akan menambah tekanan yang banyak pada staf kami," kata Zhengfei dalam pernyataannya.
Baca Juga: Inilah Smartphone Huawei Pertama yang Diprediksi Pakai HarmonyOS
Meskipun diperkirakan berpotensi kehilangan puluhan miliar dolar AS atau ratusan triliun rupiah karena sanksi dari pemerintah AS, kinerja keuangan Huawei justru tumbuh positif pada tahun 2019.
Pada semester pertama 2019, Huawei berhasil mencetak pendapatan sebesar 58,3 miliar dolar AS atau Rp 823 triliun, meningkat sebesar 23,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2018.
Meski dilarang oleh pemerintah AS, Huawei menegaskan bahwa mereka masih membuka peluang kerja sama dengan Google dalam jangka panjang.