Hitekno.com - Pada November 2019, Huawei terkena larangan sementara karena 3 smartphone-nya yaitu Huawei P30, P30 pro dan Nova 5T dinilai menyalahi aturan di Taiwan.
Larangan tersebut ternyata berlanjut dan berdampak pada gagalnya peluncuran smartphone baru Huawei, Mate 30 Pro di Taiwan.
Sebelumnya, dalam situs resmi Huawei Taiwan, perusahaan menjanjikan bahwa keran pre-order smartphone baru Huawei Mate 30 Pro sudah bisa dibuka oleh pelanggan.
Baca Juga: Plin Plan, Donald Trump Kembali Sebut Huawei Sebagai Ancaman
Seperti yang telah diketahui, perusahaan tengah bersiap mengirimkan smartphone baru Huawei Mate 30 Pro dan Watch GT2 di Taiwan pada awal Desember 2019.
Namun tiba-tiba fanspage Huawei Taiwan langsung mengumumkan pembatalan melalui postingan dan mengaitkan hal ini dengan "masalah pasokan".
Para fans Huawei di Taiwan pun gagal mendapatkan smartphone baru tersebut, meski sudah melakukan pre-order sebelumnya.
Baca Juga: Huawei Siapkan 2 Chipset Baru, Qualcomm dan MediaTek Harap Waspada!
Huawei Taiwan berterima kasih kepada semua pelanggan yang berpartisipasi dalam acara pre-order dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh pembatalan peluncuran.
Perusahaan asal China ini juga mengisyaratkan bahwa uang milik pengguna yang terlanjur membeli Huawei Mate 30 Pro akan dikembalikan.
Itu merupakan sebuah indikasi bahwa larangan tersebut tidak akan dicabut dalam waktu dekat.
Baca Juga: Pusat Penelitian Huawei di AS Bakal Dipindah ke Kanada, Makin Memanas?
Mengingat hubungan politik Beijing dan Taipei yang sedang goyah, bukan tidak mungkin bahwa larangan akan dicabut dalam waktu yang lama.
Dikutip dari Gizmochina, National Communications Commission (NCC) telah mencekal tiga smartphone baru Huawei pada bulan November 2019 termasuk Huawei P30, P30 Pro dan Nova 5T.
Sebenarnya, saat itu, larangan hanya sebatas 3 smartphone baru saja karena bermasalah dengan "kata-kata".
Baca Juga: Hina Apple di Twitter, Huawei Ngaku Dibajak
Huawei diketahui menanamkan pengaturan pada model-model smartphone di atas dengan mendaftarkan daerah tersebut sebagai "Taiwan, China" untuk pengaturan zona waktu dan kontak.
Perusahaan teknologi ternama itu tampaknya serba salah di kedua daerah, baik di China maupun Taiwan.
Sebelumnya, Huawei juga mendapatkan kecaman di China karena tidak memberi label kota Taipei, Hong Kong dan Makau sebagai bagian dari China dalam beberapa pengaturan berbahasa China.
Menurut laporan dari Asia Times, China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah berjanji untuk merebutnya dengan paksa jika perlu, meskipun kedua pihak telah diperintah secara terpisah selama tujuh dekade terakhir.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Taiwan sejak Presiden Tsai Ing-wen terpilih pada 2016.
Hal tersebut mereka lakukan karena partai dari Tsai Ing-wen menolak untuk mengakui gagasan bahwa pulau itu adalah bagian dari "satu China".
Meski begitu, tampaknya perusahaan akan melakukan lobi lagi kepada NCC mengingat Huawei Mate 30 Pro termasuk smartphone baru yang cukup diterima di kalangan orang-orang berdompet tebal.