Hitekno.com - Seperti diberitakan sebelumnya, sederet merek smartphone China telah bergabung dalam aliansi untuk menantang dominasi Google Play Store.
Beberapa merek smartphone China ini antara lain Xiaomi, Oppo, Vivo, lalu menyusul Huawei. Aliansi ini juga akan bertambah dengan gabungnya Realme.
Public Relations Manager Realme Indonesia, Krisva Angnieszca, mengonfirmasi bahwa Realme telah bergabung dalam sebuah aliansi bersama merek smartphone CHina tersebut.
Baca Juga: 4 Raksasa Smartphone China Bersatu Garap Saingan Google Play Store
"Kalau dari Realme sendiri kita menyatakan sudah terjoin di aliansi itu. Untuk lebih detailnya kita belum bisa share. Cuma kalau ditanya Realme berpartisipasi bisa dibilang iya," ujar Krisva dalam temu media di Jakarta, Jumat (14/2/2020).
Sayang Krisva tak bersedia untuk berbagi informasi mengenai pengembangan platform tandingan Google Play Store itu.
Tetapi ia mengatakan bahwa kolaborasi antara para produsen smartphone China itu sudah dimulai dari pengembangan platform berbagi file yang mirip fitur AirDrop pada gawai buatan Apple.
Baca Juga: Sering Disangka Smartphone China, Ini 5 Merek Lokal yang Harus Diketahui
"Untuk di Realme, share-nya sudah bisa membagikan data ke beberapa perangkat. Contoh, kalau di iPhone seperti AirDrop. Di perangkat Realme sebenarnya sudah ada Realme Share," kata Krisva seperti dilansir Suara.com.
Pada awal Februari diwartakan bahwa empat produsen smarthone terbesar China yakni Xiaomi, Huawei, Oppo, dan Vivo akan menciptakan sebuah platform aplikasi untuk menantang dominasi Google Play Store.
Keempat perusahaan smartphone China itu akan membentuk Global Developer Service Alliance (GDSA).
Baca Juga: Smartphone China Laris Manis di Indonesia, Merek Lokal Malah Tersisih
Aliansi itu akan membangun platform, tempat para developer menjajakan aplikasi, game, musik, film, dan konten lainnya kepada jutaan pengguna smartphone buatan empat perusahaan tersebut.
Menurut firma riset pasar IDC, Xiaomi, Huawei, Oppo, dan Vivo menguasai 40 persen pasar smartphone dunia pada triwulan keempat 2019.
Dari ketiga perusahaan itu, hanya Huawei yang kini dilarang oleh pemerintah AS untuk mengkses Google Play Store dan layanan Google lainnya.
Baca Juga: Jika Smartphone China Kompak Ikuti Huawei, Begini Nasib Android
GDSA disebut akan meluncur Maret mendatang. Tetapi tampaknya rencana peluncuran itu akan diundur akibat merebaknya virus Corona dari Wuhan.
Prototipe website untuk GDSA akan mencakup sembilan wilayah, termasuk di dalamnya India, Indonesia, dan Rusia.
Google diketahui meraup 8,8 miliar dolar Amerika Serikat dari Google Play Store pada 2019 kemarin.
Di platform itu, selain aplikasi dan game, Google juga menjual film, buku, dan musik. Google menarik 30 persen komisi dari setiap produk yang terjual.
Dengan bergabungnya Realme, membuat posisi aliansi smartphone China ini makin kuat untuk melawan dominasi Google Play Store. (Suara.com/ Liberty Jemadu).