Hitekno.com - Huawei menggelar perhelatan akbar Global Analyst Summit ke-17 di Shenzhen yang disiarkan pula secara daring dan dihadiri oleh lebih dari 2.000 analis industri, para key opinion leader, serta rekan-rekan media dari beragam segmentasi, seperti telekomunikasi, teknologi Internet, hingga keuangan.
Seluruhnya antusias dalam menyampaikan diskusi mereka tentang bagaimana menciptakan kolaborasi bersama dengan semua pihak yang terlibat di industri di tengah situasi yang sulit, sehingga dapat tercapai hasil yang menguntungkan bagi semua pihak, serta sekaligus mampu mempercepat terwujudnya dunia yang cerdas.
Dalam acara pembukaan, Guo Ping, Rotating Chairman Huawei menyampaikan pidatonya bertajuk, "Huawei: A Year and Beyond".
Baca Juga: Erajaya Buka Pre-Order HUAWEI MateBook X Pro, MateBook D 14 dan MatePad Pro
Guo Ping memulai dengan menyampaikan pengalaman serta pencapaian bisnis Huawei dalam kurun waktu satu tahun ini. Guo Ping mengatakan, "Dalam setahun ini, sejumlah teknologi tak tersedia lagi untuk kami. Meskipun demikian, Huawei tetap berjuang dengan gigih untuk terus bertahan dan maju ke depan di tengah segala terpaan."
Huawei selama ini memiliki peran dan kontribusi yang sangat aktif di industri TIK global. Sejak pertama kali didirikan, Huawei memegang komitmen tinggi dalam menghadirkan dunia digital dalam kehidupan manusia, di rumah-rumah, hingga perusahaan-perusahaan, dalam rangka mendorong kemajuan dunia.
Dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun ini, Huawei tercatat telah menggelar lebih dari 1.500 jaringan di lebih dari 170 negara dan kawasan di dunia, atau dengan kata lain telah melayani hingga lebih dari 3 miliar manusia di bumi. Huawei juga menjadi penyedia untuk peranti cerdas bagi 600 juta penggunanya di seluruh dunia.
Baca Juga: Resmi Meluncur di Indonesia, Huawei Boyong Matebook X Pro dan MateBook D 14
Tindakan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) tidak saja akan menciderai Huawei, namun juga akan merugikan bagi para pelanggan dan konsumen dalam menikmati pengalaman menggunakan produk-produk dan layanan-layanan Huawei.
Infrastruktur TIK merupakan fondasi dari terwujudnya dunia yang cerdas. Di tahun 2025 nanti, ekonomi digital diprediksikan akan mencapai 23 triliun dolar AS.
Industri TIK dianggap masih mempunyai potensi yang cukup signifikan. Di era tinggal landas menuju terwujudnya dunia yang cerdas ini, peluang di industri TIK akan lebih banyak muncul dibandingkan tantangan.
Baca Juga: CEO Huawei Akui Butuh 300 Tahun untuk Saingi Apple dan Google
Ke depan, Huawei terus meneguhkan komitmennya untuk berinvestasi dan berinovasi di tiga area yang menjadi pilarnya: konektivitas, komputasi, serta perangkat cerdas.
Huawei akan terus berkolaborasi bersama pelanggan, mitra, organisasi-organisasi standardisasi, serta seluruh pemain di industri dari beragam bidang penting, seperti rantai suplai, standardisasi, serta serta bersama-sama menggali seluruh potensi baru untuk mendorong tumbuhnya kolaborasi secara terbuka, mendukung terwujudnya pengembangan industri secara inklusif di masa depan.
Guo Ping menyampaikan lebih lanjut, "Hari ini dunia telah bertransformasi menjadi sebuah sistem yang kolaboratif. Tren pertumbuhan globalisasi semestinya tidak boleh berjalan mundur. Standar kebijakan dan rantai suplai yang berantakan akibat terfragmentasi jelas tidak akan menguntungkan pihak manapun. Justru, fragmentasi ini akan membawa dampak yang dahsyat kepada industri secara keseluruhan. Industri perlu bergandengan tangan lebih erat lagi sebagai satu kesatuan untuk bersama-sama memperkuat proteksi IPR, menjaga tumbuhnya kompetisi yang adil, melindungi standar global secara terpadu, serta mendukung terwujudnya rantai suplai global yang kolaboratif."
Baca Juga: Pendiri Huawei: Butuh 300 Tahun untuk Kejar iOS dan Android
Dalam kesempatan yang sama, Huawei juga menyampaikan tanggapannya terkait dengan perubahan aturan mengenai Foreign Direct Product Rule (FDPR) yang diterbitkan oleh Pemerintah AS sejak 15 Mei lalu.
Pernyataan Huawei Terkait Kebijakan FDPR Pemerintah AS
Huawei, dengan ini menyatakan ketidaksetujuan dengan amandemen yang dibuat oleh Departemen Perdagangan atas aturan produk langsung, yang secara spesifik ditujukan kepada Huawei.
Pemerintah AS memasukkan Huawei ke dalam daftar entitas atau Entity List mereka sejak 16 Mei 2019 tanpa adanya justifikasi.
Sejak saat itu pula, terlepas dari fakta bahwa selama ini kami tidak bisa lagi mengakses ke sejumlah elemen industri dan teknologi yang menjadi kunci bagi kami, kami tetap berkomitmen untuk terus mematuhi aturan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah AS.
Selain itu, kami juga telah memenuhi kewajiban-kewajiban yang tertuang secara kontraktual terhadap pelanggan juga penyuplai kami, namun kami mampu bertahan dan terus bergerak maju di tengah berbagai kendala yang menerpa kami.
Meskipun demikian, di tengah upaya kami yang gigih dan tak kenal lelah untuk bisa terlepas dari kesulitan-kesulitan yang menerpa kami ini, pemerintah AS bahkan memutuskan untuk melanjutkan dan abai dengan hal-hal yang sejatinya menjadi kekhawatiran dari banhyak perusahaan dan asosiasi industri.
Keputusan ini jelas sewenang-wenang dan sangat merugikan, serta berpotensi membuat kekacauan bagi semua industri secara global. Aturan baru ini tentu akan membawa dampak pada ekspansi, pemeliharaan, serta kelanjutan operasional jaringan senilai ratusan miliar dollar yang telah kami kucurkan kepada lebih dari 170 negara di dunia.
Keputusan ini juga akan membawa dampak yang luar biasa bagi layanan komunikasi yang selama ini telah melayani lebih dari 3 miliar manusia pengguna produk dan layanan Huawei di seluruh dunia.
Manuver pemerintah AS yang secara sengaja menyerang perusahaan terkemuka global yang berasal dari negara lain, alih-alih merugikan pelanggan dan konsumen Huawei. Hal ini jelas bertolak belakang dengan klaim pemerintah AS bahwa tindakan mereka tersebut didasari oleh masalah keamanan jaringan.
Keputusan pemerintah As ini tidak saja membawa dampak kepada Huawei. Namun, juga terhadap industri global secara luas. Dalam jangka panjang, manuver mereka justru akan merusak kepercayaan dan kolaborasi yang selama ini telah terjalin erat di industri semikonduktor global di mana banyak industri lain bergantung terhadapnya. Alih-alih, ini justru akan membuat konflik dan membawa kerugian yang semakin menjadi bagi industri.
AS memanfaatkan kekuatan teknologi mereka untuk menghancurkan perusahaan dari luar negara mereka. Alih-alih, hal ini justru malah akan merusak kepercayaan perusahaan-perusahaan internasional terhadap teknologi dan rantai suplai dari pihak AS. Intinya, tindakan mereka justru akan merugikan AS sendiri.
Huawei mengambil langkah komprehensif terhadap terbitnya aturan baru ini. Mau tidak mau, bisnis kami tentu akan terganggu pula. Kami akan terus mencari solusi-solusi atas permasalahan ini. Kami berharap bahwa pelanggan dan penyuplai kami akan terus berdiri bersama kami sebagai upaya dan kami mampu untuk meminimalisasi dampak adanya aturan diskriminatif ini.
Huawei Global Analyst Summit pertama kali diselenggarakan pada tahun 2004, dan sejak itu, acara tersebut terus digelar setiap tahunnya.
Tahun ini, pertemuan puncak ini akan berlangsung dari tanggal 18-20 Mei dengan menampilkan sejumlah sesi. Dihadiri pula oleh sejumlah ahli di industri yang berasal dari seluruh belahan dunia yang akan berdiskusi dan membawakan beragam wawasan baru yang terkait dengan tren teknologi masa kini, serta kolaborasi teknologi secara global.