Hitekno.com - Salah satu layanan penunjuk arah, Google Maps menjadi populer karena kemampuannya untuk memprediksi keacetan lalu lintas yang diperlukan banyak pengemudi.
Lebih dari 1 miliar kilometer jalan dilalui dengan bantuan aplikasi setiap harinya.
Namun dalam unggahan baru Google, fitur tersebut menjadi jauh lebih akurat berkat alat pembelajaran mesin dari DeepMind, lab kecerdasan buatan (AI) di London yang dimiliki oleh perusahaan induk Google, Alphabet.
Baca Juga: Mirip Planet Mars, Langit California Mendadak Berubah Jadi Oranye
Dalam postingan blog, peneliti Google dan DeepMind menjelaskan bagaimana mengambil data dari berbagai sumber dan memasukkannya ke dalam model pembelajaran mesin untuk memprediksi arus lalu lintas.
Data ini mencakup informasi lalu lintas langsung yang dikumpulkan secara anonim dari perangkat Android, data lalu lintas historis, informasi seperti batas kecepatan dan lokasi konstruksi dari pemerintah daerah, serta faktor-faktor seperti kualitas, ukuran, dan arah jalan tertentu.
Sehingga dalam perkiraan Google, jalan beraspal akan "mengalahkan" jalan yang tidak beraspal, sementara algoritme akan memutuskan terkadang lebih cepat untuk mengambil bentangan jalan ray yang lebih panjang daripada melewati jalan yang berkelok-kelok.
Baca Juga: Rilis 28 September, HP Seperti Apa yang Bisa Memainkan Genshin Impact?
Semua informasi ini dimasukkan ke dalam jaringan saraf yang dirancang oleh DeepMind yang memilih pola dalam data dan menggunakannya untuk memprediksi lalu lintas di masa mendatang.
Google mengatakan model barunya telah meningkatkan akurasi ETA real time Google Maps hingga 50 persen di beberapa kota. Google juga mencatat bahwa itu harus mengubah data yang digunakan untuk membuat prediksi ini setelah wabah virus Corona (Covdi-19) dan perubahan penggunaan jalan selanjutnya.
"Kami melihat penurunan lalu lintas di seluruh dunia hingga 50 persen saat lockdown dimulai pada awal tahun 2020. Untuk memperhitungkan perubahan mendadak ini, kami baru-baru ini memperbarui model agar menjadi lebih gesit, secara otomatis memprioritaskan pola lalu lintas historis dari dua hingga empat minggu terakhir," kata Johann Lau, manajer produk Google Maps, seperti dikutip The Verge, Jumat (11/9/2020).
Baca Juga: Tak Sekadar Streaming Musik, Resso Dekatkan Musisi dengan Fans
Model tersebut bekerja dengan membagi peta menjadi hal yang disebut Google "supersegments", kelompok jalan berdekatan yang berbagi volume lalu lintas. Masing-masing dipasangkan dengan jaringan neural individual yang membuat prediksi lalu lintas untuk sektor tersebut.
Tidak ada kejelasan seberapa besar "supersegments" ini, tetapi Google mencatat bahwa itu memiliki ukuran dinamis yang dapat berubah seiring lalu lintas dan masing-masing menggunakan data "terabyte".
Kunci dari proses ini menurut Google adalah penggunaan jenis jaringan saraf khusus yang dikenal sebagai Graph Neural Network yang sangat cocok untuk memproses data pemetaan semacam ini. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)
Baca Juga: Tiga Tahun Absen, Google Maps Dihadirkan Lagi di Apple Watch