Hitekno.com - Belum lama ini, para ilmuwan menggunakan teknologi AI atau Artificial Intelligence untuk merekonstruksi forensik wajah 54 kaisar Romawi. Rekonstruksi ini membuat wajah para kaisar nampak modern.
Beberapa kaisar Romawi seperti Kaisar Caligula, Kaisar Nero hingga Kaisar Hadrian diketahui telah lama menjadi kenangan dan diawetkan dalam berbagai patung dengan ukiran paling detail yang memberikan bayangan mengenai wajah para kaisar ini.
Mengutip Live Science, seorang sinematografer Kanada dan seorang desainer realitas virtual Daniel Voshart mengandalkan teknologi AI dengan mesin pembelajar algoritma komputer mencoba melakukan rekonstruksi forensik wajah.
Baca Juga: NASA Temukan Benda Luar Angkasa yang Memasuki Orbit Bumi, Berbahaya?
Dengan teknologi ini, algoritma tersebut mencoba menganalisi sekitar 800 patung untuk dimodifikasi menjadi wajah keseluruhan seperti rambut hingga kulit menjadi sangat realistis dengan penambahan warna yang lebih hidup.
Bukan sembarang patung yang digunakan, untuk melakukan rekonstruksi forensik wajah, para ilmuwan menggunakan patung yang diukir saat kaisar masih hidup sehingga menjadi sangat detail.
Mengenai warna kulit, para ilmuwan berusaha untuk menyamakan warna secara manual menyesuaikan dengan etnis yang tentu saja menyerupai manusia aslinya.
Baca Juga: NASA Akan Uji Desan Toilet Anyar di Luar Angkasa Minggu Depan
Membuat rekonstruksi forensik wajah tidak dilakukan dengan sembarangan. Pasalnya, para ilmuwan ini perlu melacak semua seni dan teks referensi untuk para kaisar. Menurut para ilmuwan proses rekonstruksi forensik wajah ini membutuhkan waktu 15 jam sampai 16 jam.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa dengan mengetahui subjek proses ini dapat memberikan nilai tambah untuk membentuk wajah menjadi yang lebih baik. Biasanya informasi ini berguna untuk mengetahui rambut, kulit hingga bekas luka para kaisar.
Sudah selesai dibuat dengan bantuan teknologi AI, kamu bisa melihat rekonstruksi forensik wajah 54 kaisar ini di situs resmi Voshart.
Baca Juga: Melalui Misi Artemis, NASA Telah Pilih Astronot Perempuan Pertama ke Bulan