Hitekno.com - Banyaknya hoaks yang beredar membuat aplikasi pesan WhatsApp mengeluarkan kampanye untuk memberantas disinformasi melalui platform-nya. Pada hari ini (19/11/2020), WhatsApp mengadakan konferensi pers dengan tema "Hempaskan Hoaks Semudah ABC: Jari Pintar untuk Negeri".
Terdapat tiga pembicara yang hadir termasuk Sravanthi Dev, (WhatsApp APAC Communications Director), Septiaji Eko Nugroho (Chairman of MAFINDO), dan Elin Yunita Kristanti (Deputy Editor-in-Chief dan Fact-Checker Program Director Liputan6.com).
Septiaji Eko Nugroho selaku ketua dari MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) menjelaskan bahwa jumlah hoaks di Indonesia meningkat antara tahun 2018 hingga 2020.
Baca Juga: Cara Menggunakan LINE di Laptop atau PC, Jadi Makin Mudah!
Berdasarkan data dari MAFINDO, terdapat sekitar 997 hoaks di Indonesia pada 2018. Angka meningkat menjadi 1221 pada 2019 dan bahkan menjadi 2024 hoaks hingga November 2020.
Elin Yunita Kristanti selaku Wakil Pemimpin Redaksi dan Penanggung Jawab Program Cek Fakta Liputan6.com mengungkapkan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia masih cukup rendah sehingga membuat hoaks lebih mudah beredar.
"Masyarakat Indonesia cenderung mudah termakan disinformasi, apalagi terkait isu sensitif seperti SARA atau isu yang sedang naik daun. Maka, meningkatkan kewaspadaan terhadap informasi yang menyesatkan semakin diperlukan. Dengan mempraktikkan langkah-langkah ABC yang hanya membutuhkan beberapa menit saja, kita semua dapat berandil membekali sesama dengan informasi yang benar dan bersama memerangi hoaks, apalagi mengingat kita akan segera menghadapi Pilkada 2020," kata Elin Yunita Kristanti.
Baca Juga: Pakai Pelindung Layar, Pengguna iPhone 12 Keluhkan Touch Screen Bermasalah
Perwakilan WhatsApp, Sravanthi Dev mengakui bahwa masih banyak hoaks yang beredar di platform-nya sehingga mereka mengeluarkan kampanye untuk memberantas disinformasi.
Selain itu, mereka menambahkan beberapa fitur agar pengguna lebih cepat dalam mendeteksi hoaks.
Sravanthi Dev WhatsApp APAC Communications Director menjelaskan bahwa aplikasi WhatsApp memang tidak dirancang untuk pesan broadcast
Baca Juga: Tips Tetap Fokus Belajar dan Gembira dengan Samsung Galaxy Tab A7
"90 persen percakapan bersifat personal (hanya antara dua individual). Sementara grup chat berukuran kecil rata-rata anggota kurang dari 10 orang. Kami memang tidak merancang WhatsApp untuk pesan broadcast," kata Sravanthi Dev saat melakukan presentasi.
Bahkan perusahaannya mengklaim sudah memblokir 2 juta akun setiap bulannya terkait Spam atau penyebar hoaks. Mereka juga telah menyediakan fitur penanda mengenai pesan yang diteruskan (Forwarded).
Pesan yang terlalu sering dibagikan akan diberikan tanda panah ganda beridentitas Forwarded. Bagi pengguna yang mendapatkan pesan janggal dengan tanda di atas, diharapkan langsung melakukan cross check.
Baca Juga: Perluas Jangkauan, Aplikasi WhatsApp Hadirkan Tombol Belanja
Agar lebih mudah, perusahaan mengampanyekan "Jari Pintar ABC Hempaskan Hoaks".
Untuk membuat pesan ini menjadi lebih menarik dan mudah untuk diingat, WhatsApp mengemas tiga langkah mudah ABC dalam bentuk jingle yang seru, diikuti dengan tantangan menari (dance challenge) hasil koreografi bintang TikTok yang sedang naik daun, Triarona.
WhatsApp juga bermitra dengan komedian Abdul Kadir dan tokoh masyarakat Rosianna Silalahi untuk menyebarluaskan pesan penting ini di berbagai platform, termasuk Facebook dan Instagram.
Selain itu, WhatsApp juga bekerja sama dengan Mendoan, podcast kekinian yang disampaikan dalam dialek Jawa, serta sejumlah stasiun radio untuk semakin menjangkau pelosok Indonesia.
Melalui upaya ini, WhatsApp berharap dapat membantu masyarakat lintas generasi agar menjadi lebih kritis terhadap informasi yang beredar di aplikasi perpesanan dan lebih peka sebelum meneruskan pesan yang diterima
ABC yang dimaksud adalah Amati isinya, Baca sampai habis, dan Cek sumbernya. WhatsApp juga meluncurkan chatbot dengan MAFINDO dan International Fact Checking Network di lebih dari 70 negara.
Untuk menggunakan fitur chatbot, maka pengguna harus menambahkan nomor 62-859-2160-0500 ke dalam kontak.
Nomor itu merupakan akun terverifikasi dari MAFINDO di WhatsApp. Ketik pesan dengan nomor "1" untuk periksa hoaks lewat akun chatbot Kalimasada MAFINDO tersebut.
Pengguna juga bisa melakukan forward pesan kepada akun ini untuk memeriksa apakah pesan WhatsApp terindikasi hoaks atau tidak.