Nokia: Analitik Data dan IoT Bantu Menggali Nilai Tambah Industri Tambang

Hal yang harus menjadi perhatian bagi pelaku bisnis di sektor pertambangan adalah soal trend digitaliasi, terutamadalam hal adopsi solusi IoT untuk mengumpulkan data.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 13 Oktober 2021 | 16:25 WIB
Ilustrasi tambang.(Pixabay)

Ilustrasi tambang.(Pixabay)

Hitekno.com - Head of Enterprise Nokia Indonesia, Evi Rudiat menyampaikan kalau analitik data dan IoT (Internet of Things) bisa berperan dalam menggali nilai tambah Industri tambang Indonesia.

Melalui pernyataan resminya, disampaikan kalau industri tambang merupakan salah satu penopang perekonomian negara kita. Indonesia merupakan salah satu negara produsen batubara terbesar di dunia.

Tidak hanya itu, Indonesia juga negara yang sangat kaya dengan kekayaan alam mineral dan logam mulia seperti tembaga dan emas. Sektor pertambangan menjadi salah satu penyumbang utama bagi PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Indonesia.

Baca Juga: Rayakan Kemerdekaan Indonesia Bersama Xiaomi, Beli Produk AIoT Dapat Hadiah

Sektor pertambangan juga merupakan penyedia lapangan kerja bagi masyarakat di kawasan tambang yang ada dibeberapa provinsi di Indonesia. Namun sektor ini terkendala dengan sifat bisnisnya yang memerlukan investasi besar dan tergantung dengan permintaan besar – selama pandemi Covid-19 ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi industri pertambangan.

Indonesia melalui program pemerintah Making Indonesia 4.0 berupaya untuk melakukan transformasi digital di sektor ekonomi untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, efesiensi dan produktivitas yang lebih besar.

Pada program ini pemerintah fokus pada sektor industri yang memanfaatkan inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) agar mereka tidak hanya memanfaatkan kemajuan teknologi saja tetapi juga dapat mengoptimalkan produktivitas tenaga kerja mereka dengan lebih baik.

Baca Juga: Telkomsel Rilis IoT Envion, Solusi Berbasis AI Optimasi Energi Perusahaan

Transformasi digital harus dilakukan oleh sektor pertambangan di Indonesia, terutama karena kedepannya bisnis di industri ini harus mencapai keunggulan operasional di tengah kompetisi global.

Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan pendekatan berbasis data (datadriven) sehingga akan membuat lebih baik, selain itu dapat juga dilakukan dengan menggunakan sensor dan perangkat Internet of Things (IoT) secara menyeluruh.

Hal penting lainnya adalah penyediaan jaringan dengan kecepatan tinggi untuk industri yang harus disediakan oleh penyedia layanan komunikasi (CSP).

Baca Juga: Telkomsel Terapkan Teknologi NB-IoT untuk Solusi Smart Water Meter

Membuat Keputusan Cerdas dengan menggunakan Analitik Data dan IoT

Dengan adanya transisi menuju industri 4.0 di hampir di semua negara di dunia, ini juga mengakibatkan adanya dorongan otomatisasi yang lebih besar di sektor pertambangan.

Hal ini tercermin dalam proyeksi bisnis yang menyebutkan dengan adanya otomatisasi sektor pertambangan akan tumbuh sebesar US$4 miliar di tahun 2023. Hal yang harus menjadi perhatian bagi pelaku bisnis di sektor pertambangan adalah soal trend digitaliasi, terutama dalam hal adopsi solusi IoT untuk mengumpulkan data yang akan proses dan membuat Kumpulan data (data lakes) yg terisolasi.

Baca Juga: Rayakan Satu Tahun Valorant, Riot Games Datangkan Agen Baru

Saat ini, digitalisasi di sektor pertambangan masih cenderung dianggap bukan hal utama yang harus dilakukan dalam menyelesaikan suatu persoalan (dengan kata, di sektor pertambangan untuk menyelesaikan suatu persoalan tertentu msaih dilakukan tanpa memperhatikan persoalan lain yang terkait).

Ini artinya, tim yang bekerja secara terpisah tidak secara otomatis memikirikan bagaimana mereka dapat menggunakan data yang sudah dikumpulkan dan digabung dengan data dari tim lain akan digunakan untuk pengambilan keputusan secara keseluruhan dengan lebih baik dan memungkinkan terjadinya otomatisasi perusahaan secara keseluruhan.

Hal ini karena data yang -dikumpulkan dari sensor hanya memerlukan sedikit analisa, kecuali beberapa kasus seperti penambangan bawah tanah yang memiliki sensor yang sudah lama berkembang untuk memantau kondisi lingkungan dan keselamatan seperti ancaman keracunan dan gas yang mudah meledak.

Namun, ketika industri tambang semakin maju, maka penggunaan sensor dapat berubah, dan menganalisa data menjadi lebih penting bagi perusahaan. Alat otomatisasi juga akan membutuhkan data keseluruhan dan real-time dari sensor dan peralatan, untuk koordinasi dan kontrol aktivitas operasi tambang dengan lebih baik.

Berinovasi untuk memperoleh nilai tambah operasional

Hambatan utama dalam mengumpulkan data kemudian menganalisanya sebagai masukan yang dapat ditindaklanjuti adalah mengenai besarnya jumlah data. Kumpulan data dalam jumlah besar kemudian harus diteliti dan dipahami dalam waktu cepat secara real-time ini menjadi hambatan lainnya.

Oleh karenanya, kecepatan pemrosesan tingkat lanjut dan keandalan sistem komputasi menjadi sangat penting, terutama penggunaan metode seperti analisa kognitif (cognitive analytics), machine learning dan kecerdasan buatan (artificial intelligence - Ai) yang memiliki kapasitas untuk menyaring data dalam jumlah besar dan mengidentifikasi informasi yang berguna.

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang berguna adalah dengan melakukan perawatan secara prediktif. Sebagai industri yang banyak menggunakan alat berat, sektor pertambangan seringkali menghadapi permasalahan peralatan utama yang rusak atau tidak bisa beroperasi.

Penggunaan sensor dan perangkat IoT serta didukung analisa data dengan menggunakan machine learning, maka data historis penggunaan peralatan dapat dianalisa untuk membuat predictive model guna mengetahui waktu rata-rata pengunaan peralatan hingga kemungkinan peralatan rusak.

Data ini kemudian dapat dimodifikasi sebagai data realtime dari sensor dan proses pemeliharaan alat. Dengan cara ini, tim pemeliharaan dapat memprioritaskan alokasi sumber daya dengan lebih baik, sementara manajer dapat menyeimbangkan resiko prioritas belanja modal dengan lebih akurat.

Aplikasi lain untuk sensor dan analitik IoT adalah pemantauan lingkungan. Ini biasanya akan melibatkan penempatan sensor di titik lokasi penambangan untuk membuat eksploitasi tambang yang berkelanjutan. Salah satu kegiatan di pertambangan yang harus dipantau adalah pengelolaan air, kelebihan debit air dapat menyebabkan banjir di pusat lokasi tambang.

Metode analisa dapat menggabungkan kondisi hidrologi di lokasi tambang, prediksi cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), dan data langsung dari sensor lingkungan, sehingga dapat dibuat prediksi kapan dan dari mana air akan mengalir.

Ini akan sangat membantu tim pemeliharaan untuk menentukan fokus mereka dalam mengalokasikan sumber daya di lokasi penambangan. Metode analitik dan IoT juga dapat berguna untuk meningkatkan keadaan di lokasi tambang.

Dengan menggabungkan semua data yang diperoleh dari berbagai titik di lokasi tambang, data histori dan data dari aplikasi lain yang dipasang di pertambangan, maka operator dapat memperoleh informasi yang lebih baik dan tepat waktu mengenai apa yang akan terjadi dan dimana lokasi kejadian.

Ini sangat berguna selama kondisi darurat, dimana ada kemungkinan ancaman keselamatan nyawa manusia, selain itu berguna juga untuk analisa secara menyeluruh (forensic analysis) setelah insiden (kondisi darurat) terjadi. Kelebihan lain adalah aplikasi analitik yang canggih dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat sebagai tanda dan peringatan akan datangnya insiden (bahaya).

Peran penting jaringan untuk keberhasilaan otomatisasi tambang

Indonesia sudah mendapatkan nilai tambah dari IoT dan data analitik. Namun, untuk menerapkan otomatisasi di sektor pertambangan secara menyeluruh, koneksi jaringan yang luas dan andal dengan kecepatan tinggi sangat diperlukan.

Ini menjadi sangat penting karena kegiatan operasional penambangan membutuhkan jaringan nirkabel industri yang sangat kuat, yang bisa digunakan di area tambang dan lokasi tambang bawah tanah dengan aman dan yang terpenting adalah dapat memprediksi kejadian yang akan terjadi.

Manfaat lainnya adalah sebagai bukti di masa depan; jaringan ini memungkinkan adanya evolusi layanan baru di masa depan yang akan membutuhkan konektifitas dengan latensi sangat rendah (ultra-low latency) dan keandalan yang tinggi (ultra-hight reliability).

Disinilah, CSP akan diandalkan untuk meningkatkan jaringan komunikasi di pertambangan. Saat ini, masih banyak pertambangan di Indonesia yang memiliki jaringan yang sudah usang dan tidak memiliki kemampuan, keandalan, keamanan, atau mobilitas untuk mendukung inovasi teknologi dan transformasi digital.

Untuk mewujudkan program Indonesia 4.0, keberlanjutan perekonomian nasional dan kemampuan untuk meningkatkan rantai nilai tambah (value chains) tidak hanya bertumpu pada sektor digital saja, tetapi juga pada seberapa besar sektor-sektor industri dengan alat berat dibuat lebih cerdas. Data analitik dan IoT yang didukung oleh jaringan dengan kecepatan tinggi bisa menjadi pendorong yang dapat membantu revolusi di sektor sektor pertambangan Indonesia untuk era industri yang akan datang

Berita Terkait
Berita Terkini

Salah satu keunggulan smartphone di tahun depan, tidak hanya kecanggihannya tapi juga bezelnya yang tipis....

gadget | 11:40 WIB

Beredar sebuah gambar yang diduga menggambarkan Redmi Turbo 4 yang akan datang telah bocor di China....

gadget | 10:29 WIB

Samsung Galaxy Watch Ultra adalah wearables idaman buat mereka yang suka bertualang hingga merasakan adrenalin tinggi sa...

gadget | 09:25 WIB

Realme berhasil mengukir catatan sejarah baru di Indonesia lewat realme C75. Sebab HP Realme itu berhasil memecahkan rek...

gadget | 20:13 WIB

POCO M7 Pro 5G siap meluncur minggu depan, terungkap prosesor yang akan digunakan....

gadget | 12:50 WIB