Hitekno.com - Canalys telah merilis laporan pangsa pasar smartphone global selama kuartal tiga atau Q3 2021. Didapati kalau terjadi penurunan pangsa pasar secara global.
Menurut laporan firma riset pasar ini, pangsa pasar smartphone global turun 6 persen. Hal ini dikarenakan adanya krisis chip yang sedang melanda dunia.
Analis Utama Canalys, Ben Stanton menyebutkan bahwa efek krisis chip kali ini benar-benar terasa ke industri smartphone. Menurutnya, beberapa produsen chipset mulai menaikkan harga untuk mengurangi pemesanan produk yang makin tinggi.
Baca Juga: Canalys: Samsung Kuasai Pasar Smartphone di Q3 2021, Apple Nomor 2
"Di sisi penawaran, produsen chipset menaikkan harga untuk mengurangi pemesanan yang berlebihan, sebagai upaya untuk menutup kesenjangan antara permintaan dan penawaran," ujar Stanton, dikutip dari laman resmi Canalys, Minggu (17/10/2021).
Ia mengungkap bahwa krisis chip akan terus berlanjut hingga tahun 2022. Belum lagi faktor dari tingginya harga pengiriman ponsel secara global.
Sementara untuk tingkat lokal, Stanton mengungkap bahwa vendor smartphone harus menetapkan perubahan spesifikasi dan jumlah pesanan di menit-menit akhir. Menurutnya, hal ini penting dilakukan agar perusahaan bisa memaksimalkan kapasitas volume pengiriman.
Baca Juga: Dampak Krisis Chip, Pertumbuhan Pasar Smartphone Global Melambat
Namun hal ini justru akan menyebabkan kebingungan dan tidak efisien saat berkomunikasi dengan channel ritel maupun distributor.
Stanton mencontohkan banyak channel penjualan yang kesulitan saat menjual ponsel di hari promo seperti Singles Day di China ataupun Black Friday di wilayah barat. Fenomena ini menyebabkan gelombang permintaan tinggi dari pelanggan tak akan mungkin terpenuhi.
"Konsumen harus siap bahwa diskon smartphone tahun ini akan kurang agresif," ujar Stanton.
Baca Juga: 5 Merek Penguasa Pasar Smartphone Indonesia Q2 2021
Stanton menyarankan agar vendor smartphone bisa menambahkan promo seperti bundel khusus dengan perangkat lain seperti wearable devices (smartband/smartwatch) maupun IoT (Internet of Things). Dengan begitu, ponsel yang kena efek krisis chip tetap bisa dipasarkan ke pelanggan saat memulai promo akhir tahun nanti.
Efek krisis chip ini memang sudah mulai terasa di pasar Indonesia. Salah satu brand smartphone yang mulai menaikkan harga ponselnya adalah Xiaomi.
Beberapa waktu lalu, Xiaomi Indonesia mengumumkan bahwa sejumlah ponsel telah mengalami kenaikan harga. Hal ini disebabkan lantaran kelangkaan komponen yang melanda di seluruh dunia.
Baca Juga: Salip Samsung, Xiaomi Kuasai Pasar Smartphone Global di Periode Ini
"Jadi seperti yang mungkin kalian sudah tahu, kondisi industri smartphone dunia saat ini tengah dihadapkan oleh kelangkaan komponen yang mengakibatkan kenaikan harga," tulis Xiaomi Indonesia di akun Instagram.
Adapun kenaikan harga smartphone Xiaomi ini mencapai Rp 100.000 dan berdampak ke model seperti Redmi 9A, Redmi 9C, Poco M3 Pro 5G, dan Redmi Note 10 5G.
Di sisi lain, brand smartphone di Indonesia masih belum mengumumkan kenaikan harga untuk model ponselnya. Beberapa vendor seperti Samsung, Oppo, hingga Vivo belum mengumumkan keputusan serupa.
Itulah laporan Q3 Canalys yang mendapati adanya penurunan pangsa pasar smartphone dunia sampai 6 persen karena adanya krisi chip. (Suara.com/ Dicky Prastya).