Hitekno.com - Huawei P50 Pro sudah tampil di situs TKDN milik Kementerian Perindustrian. Itu artinya, hanya tinggal menunggu waktu produk buatan Huawei tersebut akan segera dipasarkan di Indonesia.
HP baru ini mengantongi sertifikat bernomor 11037/SJ-IND.8/TKDN/11/2021 dan telah dianggap memenuhi kriteria TKDN hingga 32,12%.
Huawei P50 Pro dikabarkan akan hadir dengan layar OLED. Perusahaan menyematkan layar seluas 6,6 inch dengan resolusi 1.228 x 2.700 pixel, punya 1 miliar warna dan refresh rate 120 Hz.
Huawei menyediakan dua pilihan chipset, yakni Snapdragon 888 dan Kirin 9000. Meski demikian belum diketahui varian mana yang akan dihadirkan di Indonesia.
Di balik hebohnya kedatangan Huawei P50 Pro ini, ada perjalanan penuh lika-liku bagaimana produk asal China ini bisa kembali berkibar.
Apalagi setelah isu mata-mata yang membuat produk ini diblokir di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Untuk flashback, berikut ini adalah perjalanan Huawei yang jadi musuh nomor 1 AS, seperti dilansir dari Quartz:
Tahun 2005 - 2009
Kisah bermula ketika Rand Corporation yang ditugaskan oleh Angkatan Udara AS melaporkan jika Huawei tidak sepenuhnya independen.
Perusahaan ini diklaim bekerjasama dengan beberapa proyek penelitian negara (dalam hal ini China).
Bunyi laporannya adalah sebagai berikut: Huawei mempertahankan hubungan yang mendalam dengan militer China, yang melayani peran multi-segi sebagai pelanggan penting, serta pelindung politik dan mitra penelitian dan pengembangan Huawei.
Pada Juli 2007, FBI mewawancarai pendiri Huawei, Ren Zhengfei, sehubungan dengan potensi pelanggaran sanksi perdagangan AS terhadap Iran, kasus berlanjut tanpa ada pembuktian.
Tahun 2009, Huawei merilis smartphone Android pertamanya, di bawah lisensi dari Google. Ini menjadi angin segar karena pemasaran produk ke AS bisa semakin longgar.
2010-2019
Perusahaan yang jadi produsen brand Motorola mengajukan gugatan dan menuduh Huawei melakukan spionase perusahaan, tetapi kemudian keduanya berdamai.
Huawei dituduh menjalin kesepakatan dengan CFIUS. Mereka mengklaim hanya memberi beberapa aset 3Leaf.
Ken Hu untuk menulis surat terbuka yang mengundang AS untuk melakukan penyelidikan untuk membersihkan nama mereka dari rumor yang tidak benar.
Bulan Oktober 2012, Komisi DPR AS mengeluarkan laporan 52 halaman peringatan agar Dewan Perwakilan Rakyat di sana tidak menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.
Masalah berlanjut, kini giliran Pentagon yang melarang penjualan telepon Huawei dan ZTE di toko-toko di pangkalan militer karena kekhawatiran bahwa pemerintah China.
Mei 2019, sanksi dilonggarkan. Huawei masih bisa bekerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi AS hingga 19 Agustus 2019.
Dan pada 2021 ini, Huawei akan kembali memanjakan pecintanya dengan merilis produk baru.
Kita nantikan saja kapan HP baru Huawei P50 Pro ini akan diluncurkan di Indoensia.