Hitekno.com - Uji coba pembelian BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar memakai aplikasi MyPertamina dimulai hari ini, 1 Juli 2022. Hal memicu petanyyan, apakah aman main HP di Pom Bensin, apakah bisa memicu kebakaran.
Selama ini Pom Bensin memasang tanda larangan tidak bileh main HP saat mengisi bahan bakar. Padahal aplikasi MyPertamina berjalan dengan smartphone.
Benarkah main HP di Pom Bensin bisa memicu kebakaran? Pengamat gadget Lucky Sebastian menepis rumor tersebut.
Baca Juga: Lihat Foto SPBU di Jakarta Tahun 1939, Alat Modern Ini Bikin Netizen Salah Fokus
Ia mengaku kalau penyebab kebakaran di SPBU yang berasal dari penggunaan smartphone belum terbukti.
"Sebenarnya, penggunaan ponsel ditengarai menjadi penyebab kebakaran di SPBU berangkat dari rumor saja, tanpa pembuktian," kata Lucky saat dihubungi Suara.com pada Jumat (1/7/2022).
Ia bercerita, sekitar tahun 1999 ada seseorang mengklaim kalau mengisi bahan bakar di SPBU bisa menimbulkan kebakaran.
Baca Juga: Aplikasi MyPertamina Dibombardir Ulasan Bintang Satu, Netizen: Menyusahkan Rakyat!
Seseorang itu mengaku kalau saat itu ia memang sedang menerima telepon. Namun, rumor ini telanjur menyebar tanpa ada penyelidikan lebih lanjut.
Lucky Sebastian menilai kalau sinyal ponsel akhirnya dituduh bisa membuat uap bahan bakar tersulut, yang kemudian menimbulkan kebakaran.
Kemudian di tahun 2005, Lucky memaparkan kalau BBC dan Guardian melakukan riset pada klaim terkait ponsel aktif dapat menyebabkan kebakaran. Nyatanya keduanya tidak menemukan bukti.
Baca Juga: Cara Beli Pertalite Pakai Aplikasi MyPertamina, Lengkap Langkah-langkahnya
Lucky memberikan contoh kasus lainnya, di mana Adam Burgess dari Universitas Kent, Inggris, menyelidiki 243 peristiwa kebakaran di SPBU dari berbagai belahan dunia yang terjadi dalam rentang 11 tahun.
"Tidak ada satupun yang disebabkan sinyal HP," kata Lucky Sebastian.
Contoh lainnya, team Mythbusters mencoba mereplikasi kebakaran dengan membiarkan uap bahan bakar, yang terkumpul disulut dengan ponsel yang menerima telepon. Tapi itu tetap tidak terbukti.
Baca Juga: Cara Menggunakan Aplikasi MyPertamina untuk Beli Pertalite, Ikuti Langkah Berikut Ini
"Jadi anggapan mengaktifkan ponsel bisa menyebabkan kebakaran hanya hoaks yg belum bisa dibuktikan," klaim Lucky.
Penyebab kebakaran di pom bensin Lucky menyimpulkan kalau penyebab kebakaran di SPBU biasanya terjadi karena listrik statik.
Listrik statik ini terjadi karena gesekan dua benda sehingga menimbulkan muatan listrik.
"Bahkan kulit yang bergesekan dengan bahan baju polyester bisa menghasilkan listrik statik," ungkap dia.
Untuk itu, Lucky Sebastian menyarankan masyarakat untuk mematikan mesin mobil selama mengisi bahan bakar.
Hal ini demi menghindari panas dari mesin mobil dan bagian bergerak mesin yang mungkin saja dari gesekan menghasilkan percikan.
Lucky juga menyorot statement dari petinggi Pertamina kalau penggunaan data pada ponsel untuk mengakses aplikasi MyPertamina, tapi menerima panggilan telepon yang tidak boleh karena sinyalnya besar.
"Statement ini juga tidak benar, karena setiap smartphone sudah punya standar batasan pancaran gelombang radio smartphone di dunia, seperti standar FCC Amerika, India, Uni Eropa dll, yang dikenal sebagai SAR atau Specific Absorption Rate," papar Lucky.
Ia menjelaskan, batasan SAR ini diperuntukkan bagi kesehatan manusia di mana pancaran gelombang dari smartphone diserap oleh tubuh manusia.
Jika angka SAR melebihi ketentuan di sebuah negara, maka smartphone tersebut tidak boleh beredar.
"Angka SAR ini di mana standar Amerika 1.6W/kg, menunjukkan gelombang sinyal yang sangat kecil saat melakukan panggilan telepon. Sehingga tidak memungkinkan memantik kebakaran. Jadi menggunakan smartphone saat bertransaksi digital di SPBU aman-aman saja," simpul Lucky.
Seperti diketahui, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, kebijakan diterapkan di sejumlah daerah sebagai uji coba pembelian BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar memakai aplikasi MyPertamina.
Beberapa daerah ini antara lain Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DI Yogyakarta. (Suara.com/ Dicky Prastya).