Hitekno.com - Sebanyak 1,3 miliar data kartu SIM Indonesia diduga telah bocor ke internet. Bahkan ada hacker yang memperjualbelikan data pribadi dari pemilik kartu SIM tersebut.
Dikutip dari Suara.com, data pribadi yang diduga bocor dari pemilik kartu SIM Indonesia ini tidak hanya nomor telepon saja. Namun diduga juga berisi NIK, provider, hingga tanggal pendaftaran juga dibocorkan.
Kabar dugaan kebocoran data kartu SIM ini pertama kali dilaporkan oleh akun Twitter Muh. Rifqy Priyo S. Ia memperlihatkan sebuah screenshot foto berisi postingan dari situs breached.to.
Baca Juga: Kebocoran Data Jasa Marga Diragukan, Pakar Keamanan: Sampel Data Masih Belum Kuat
"1,3 miliar data pendaftaran kartu SIM telepon Indonesia bocor! Data pendaftaran meliputi NIK, nomor telepon, nama penyedia (provider), dan tanggal pendaftaran. Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kominfo RI," kata akun Twitter @SRifqi, dikutip Kamis (1/9/2022).
Saat ditelusuri HiTekno.com di situs breached.to, dugaan kebocoran data pribadi ini diunggah oleh akun forum bernama Bjorka.
Dalam deskripsi ia turut menyebutkan soal kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) soal registrasi kartu SIM.
Baca Juga: 5 Fakta Seputar Dugaan Kebocoran Data 17 Juta Pelanggan PLN
"Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan semua pengguna kartu SIM prabayar untuk mendaftarkan nomor teleponnya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku," tulis unggahan itu.
"Periode pendaftaran dimulai dari 31 Oktober 2017. Kegagalan untuk melakukannya pada akhir batas waktu pendaftaran akan menyebabkan penghentian sementara layanan untuk nomor ponsel," sambung dia.
Ia juga memperlihatkan beberapa informasi soal dugaan kebocoran data. Ukuran data itu mencapai 87GB dengan total 1,3 miliar.
Baca Juga: Pakar Keamanan Siber: Kebocoran Data Pelanggan IndiHome Benar Terjadi
Bjorka mengklaim kebocoran data itu terjadi pada Agustus 2022 dengan format CSV.
Sementara isi data mencakup Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, nama provider, dan tanggal registrasi.
Format kebocoran data pun diperlihatkan dengan urutan NIK, telepon, penyedia, dan tanggal pendaftaran.
Baca Juga: Usut Dugaan Kebocoran Data Pelanggan Indihome, Kominfo Panggil Manajemen Telkom
Akun itu juga memberikan 2 juta sampel data yang bisa diunduh secara gratis.
Adapun nama provider yang disebutkan mencakup Telkomsel, 3 (Tri), Indosat, XL, dan Smartfren.
Terakhir, hacker Bjorka ini menjual 1,3 miliar data SIM tersebut sebesar 50.000 Dolar AS atau setara Rp 774 juta. Data ini bisa dibeli lewat Bitcoin dan Ethereum.
Belum bisa dipastikan kebocoran data pribadi ini benar. HiTekno.com masih menghubungi pakar keamanan siber untuk memverifikasi dugaan kebocoran data tersebut.
Itulah laporan terkini dari dugaan kebocoran data 1,3 miliar kartu SIM Indonesia yang sudah diperjualbelikan hacker. (Suara.com/ Dicky Prastya).