Hitekno.com - Pembuat dan asosiasi smartphone yang mewakili perusahaan teknologi di India dilaporkan telah setuju untuk mengadopsi USB C sebagai port pengisian daya standar untuk ponsel, laptop, dan tablet.
Menurut The Economic Times seperti dilansir dari Andorid Authority, pejabat pemerintah mengkonfirmasi kesepakatan itu setelah pertemuan gugus tugas antar-kementerian diadakan untuk membahas masalah tersebut.
Pemangku kepentingan industri, termasuk Samsung, Apple, dan pembuat PC seperti HP, Dell, dan Lenovo, dilaporkan hadir dalam pertemuan tersebut.
Baca Juga: Kolom Agama dan Pandangan Politik di Facebook akan Dihapus, Ini Sebabnya
Seorang eksekutif industri mengkonfirmasi bahwa Apple tidak menentang peralihan ke USB C sebagai standar pengisian daya umum. Pembuat ponsel Cupertino berdiri untuk menjadi salah satu merek yang paling terpengaruh ketika USB C menjadi wajib.
Ponselnya dan beberapa iPad saat ini mengandalkan port Lightning yang dipatenkan, dan sebagian dari pendapatan perusahaan juga berasal dari penjualan aksesori Lightning.
Tidak ada garis waktu yang dikonfirmasi kapan India akan mengamanatkan USB C di seluruh perangkat, tetapi seorang eksekutif industri anonim mengatakan itu akan terjadi setelah perubahan itu berlaku di Eropa.
Baca Juga: Posting Video Meteor, Astronom Ini Malah Diblokir Twitter: Dituduh Mengunggah Konten Porno
Bulan lalu, Dewan Eropa memberikan persetujuan akhir untuk inisiatif pengisian daya bersama.
Ini mengharuskan semua perangkat elektronik untuk mengadopsi pengisian USB C pada musim gugur 2024 dalam upaya untuk mengurangi limbah elektronik dan membantu konsumen menghemat uang.
Laptop telah diberi tenggat waktu yang diperpanjang untuk mengadopsi standar pada musim semi 2026.
Baca Juga: Pantas Saja Ramai Tagar #RIPTwitter, Ternyata Ini yang Terjadi di Kantornya
Implikasi India mengikuti jejak Eropa untuk mewajibkan pengisian daya USB C di seluruh perangkat bisa sangat signifikan.
Ini adalah pasar smartphone terbesar kedua di dunia, jadi jika negara tersebut menstandarkan port pengisian daya, itu dapat mengurangi kemungkinan perbedaan pengisian daya khusus wilayah.
Meskipun demikian, masih ada waktu bagi mandat UE untuk berlaku.