Hitekno.com - Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris memerintahkan Nexperia, anak perusahaan Belanda dari Wingtech China, untuk menjual saham pengendalinya di pabrik prekursor microchip Welsh minggu ini karena khawatir dapat "merusak kemampuan Inggris" di bidang-bidang seperti telekomunikasi dan pengenalan wajah.
Beijing mengatakan Downing Street menyalahgunakan kekuasaan negara dengan memblokir pengambilalihan pabrik microchip di Wales.
Sekretaris Bisnis Inggris Grant Shapps memerintahkan Wingtech ology yang berbasis di Shanghai untuk menjual Newport Wafer Fab, produsen semikonduktor terbesar di Inggris, seperti dilansir dari Sputnik News.
Baca Juga: Kumpulan Meme Kocak dari Akun Twitter Kaesang Pangarep, Wajib Save!
Anak perusahaan Wingtech di Belanda, Nexperia, membeli 86 persen saham Wafer Fab pada Juli 2021 dengan jumlah yang dilaporkan sekitar £63 juta.
"Inggris telah melampaui konsep keamanan nasional dan menyalahgunakan kekuasaan negara untuk secara langsung ikut campur dalam kerja sama investasi normal perusahaan China di Inggris," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.
"Ini melanggar hak dan kepentingan sah perusahaan yang bersangkutan dan prinsip-prinsip ekonomi pasar dan aturan perdagangan internasional yang telah lama mengklaim dirinya sebagai juara," tambah Mao.
Baca Juga: Tak Cuma GoTo, Ruangguru Juga Lakukan PHK Massal, Bau Resesi Kental Tercium
Pabrik Newport membuat silikon "wafer" yang diubah menjadi mikroprosesor dan chip memori di situs lain.
Wingtech telah bersumpah untuk mengajukan banding atas keputusan Schapps, yang dibuat setelah tinjauan panjang.
Mereka menyimpulkan bahwa ada risiko terhadap keamanan nasional dari kemungkinan penggunaan pabrik untuk membuat chip yang digunakan untuk mengontrol telekomunikasi 5G, kendaraan listrik, dan sistem pengenalan wajah. Ini juga berpotensi merusak kekuatan Inggris..
Perdana Menteri Rishi Sunak menjuluki China sebagai "ancaman jangka panjang terbesar" Inggris pada Juli saat ia menjadi joki untuk kepemimpinan Partai Konservatif yang berkuasa.
Tetapi pada KTT G20 di pulau Bali di Indonesia minggu ini dia sedikit melunakkan retorika itu untuk menyebut Beijing sebagai "tantangan sistemik".