Ikuti AS, China Juga Tak akan Ekspor Chip ke Rusia

Pemerintah China melarang ekspor CPU berbasis LoongArch ke negara lain karena pertimbangan keamanan nasional.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Rabu, 14 Desember 2022 | 15:45 WIB
Ilustrasi semikonduktor. (Pexels)

Ilustrasi semikonduktor. (Pexels)

Hitekno.com - Prosesor komputer Tiongkok yang menggunakan teknologi asli yang dikembangkan oleh produsennya tidak akan diekspor ke negara lain, termasuk Rusia.

Dilansir dari Russia Today, mengutip sumber yang dekat dengan Kementerian Pengembangan Digital, langkah tersebut dapat menghambat rencana potensial untuk mengganti chip ternama seperti Intel dengan produk alternatif.

Pembatasan yang dilaporkan memengaruhi CPU baru yang dibuat oleh Loongson ology, yang menggunakan arsitektur set instruksi LoongArch (ISA).

Baca Juga: Dikonfirmasi, Game Harry Potter Hogwarts Legacy Siap Rilis di Tanggal Ini

ISA menentukan bagaimana prosesor menangani data, yang memerlukan penyesuaian sistem operasi komputer yang menggunakannya.

LoongArch diperkenalkan pada April 2021 dengan tujuan yang dinyatakan untuk membuat industri komputer Cina dalam negeri tidak terlalu bergantung pada teknologi asing.

Seri CPU pertama yang menggunakan arsitektur baru diluncurkan dalam produksi pada tahun yang sama.

Baca Juga: Prabowo Posting Foto Bareng Titiek Soeharto dan Didit Prabowo di Insta Story, Netizen Malah Gagal Move On

Menurut media Kommersant pada Selasa, pemerintah China melarang ekspor CPU berbasis LoongArch ke negara lain karena pertimbangan keamanan nasional.

"Chipset terbaik di China digunakan oleh kompleks industri militer, dan itulah alasan utama mengapa mereka tidak tersedia untuk pasar luar negeri," kata sumber tersebut.

Sebuah kelompok industri Rusia yang dibentuk untuk perdagangan lebih lanjut dengan negara-negara Asia menunjukkan bahwa larangan yang dilaporkan mungkin bersifat informal daripada eksplisit.

Baca Juga: Oppo Unggah Teaser Anyar, Tampilkan Chipset MariSilicon Y untuk TWS

"Sejauh yang kami tahu, sejauh ini belum ada pernyataan resmi tentang ekspor prosesor Loongson. Jika terjadi skenario negatif, [kami] memiliki banyak cara untuk membeli produk semacam itu, termasuk melalui perantara yang lebih kecil," kata Vitaly Mankevich, kepala Uni Industrialis dan Pengusaha Rusia-Asia, kepada Kommersant.

Sanksi yang dijatuhkan pada Rusia oleh AS atas krisis di Ukraina termasuk embargo pada semikonduktor yang menggunakan teknologi Amerika.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengklaim pada Juni bahwa ekspor chip global ke Rusia anjlok hingga 90% karena pembatasan tersebut.

Bagian dari tanggapan pemerintah Rusia terhadap sanksi perdagangan Barat adalah mengizinkan 'impor paralel' – impor melalui negara ketiga tanpa persetujuan eksplisit dari penjual asli – dari berbagai macam barang, mulai dari pakaian hingga reaktor nuklir.

Prosesor buatan Loongson digunakan secara umum, bersaing dengan produk serupa yang dirancang oleh kelas berat global seperti Intel dan AMD.

Pembelian elektronik konsumen yang dilakukan melalui skema 'impor paralel' sejauh ini sudah cukup untuk memenuhi permintaan Rusia, menurut Kommersant.

Tetapi beberapa perusahaan menjalankan program percontohan untuk mengeksplorasi kemungkinan menggunakan chip China alih-alih yang dari Barat.

Loongson dipertimbangkan di antara opsi, kata sumber Kommersant.

Berita Terkait
Berita Terkini

Salah satu keunggulan smartphone di tahun depan, tidak hanya kecanggihannya tapi juga bezelnya yang tipis....

gadget | 11:40 WIB

Beredar sebuah gambar yang diduga menggambarkan Redmi Turbo 4 yang akan datang telah bocor di China....

gadget | 10:29 WIB

Samsung Galaxy Watch Ultra adalah wearables idaman buat mereka yang suka bertualang hingga merasakan adrenalin tinggi sa...

gadget | 09:25 WIB

Realme berhasil mengukir catatan sejarah baru di Indonesia lewat realme C75. Sebab HP Realme itu berhasil memecahkan rek...

gadget | 20:13 WIB

POCO M7 Pro 5G siap meluncur minggu depan, terungkap prosesor yang akan digunakan....

gadget | 12:50 WIB