Hitekno.com - China saat ini sedang pasang kuda-kuda untuk menghadapi sanksi Barat terkait perang teknologi yang semakin hari semakin bar-bar.
Sebelumnya, pemerintah China sudah menyiapkan langkah ekstrem untuk menghadapi situasi ini, dengan menerapkan kebijakan Whole Nation. Apa itu?
Apa itu Kebijakan Whole Nation?
Baca Juga: Akui Ingin Lawan ONIC Kairi di MPL Season 11, BTR Super Kenn: Jangan Seram-seram Ya
Dilansir dari Gizmochina, pendekatan Whole Nation adalah kebijakan pemerintah China yang digunakan selama periode ekonomi terencana, di mana pemerintah memobilisasi dan mengalokasikan sumber daya melalui perintah administratif.
Sumber daya dialokasikan berdasarkan prioritas dan kebutuhan untuk pembangunan alih-alih permintaan pasar murni. China berhenti menggunakan pendekatan ini pada 1970-an ketika negara itu bertransisi menjadi ekonomi pasar.
Namun, Presiden Xi Jinping telah menghidupkan kembali konsep Whole Nation pada 2019 untuk mendorong kemajuan dan terobosan teknologi di Tiongkok, dengan latar belakang perang teknologi AS-China yang dimulai pada 2019 dengan pemerintahan Trump memungut sanksi pada perusahaan China seperti Huawei dan ZTE.
Baca Juga: ASUS Rayakan Keberhasilan Pimpin Pasar Laptop Asia Pasifik, Optimis di Tahun Ini
Apa itu Kebijakan Whole Nation Baru?
Presiden Xi Jinping mengusulkan kebijakan baru Whole Nation yang berbeda dengan sistem tradisional yang sama sekali mengabaikan mekanisme pasar.
Kebijakan baru ini akan memainkan peran sebagai pemandu dan pengalokasi sumber daya, dan melibatkan mekanisme pasar dalam pengalokasian sumber daya.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Anime Makoto Shinkai selain Suzume no Tojimari
China bertujuan untuk memenangkan perang teknologi AS-China dengan penguatan diri, kemandirian, dan mengurangi ketergantungan pada input asing.
Kebijakan Seluruh Negara Baru diadopsi oleh rencana lima tahun ke-14 Tiongkok dan versi lokal serta sektoralnya memetakan strategi utama untuk memajukan pembangunan negara dari tahun 2021 hingga 2025.
China akan menggunakan kebijakan ini untuk mengintegrasikan dan mengalihkan sumber daya ke teknologi canggih seperti kecerdasan buatan dan ilmu kuantum.
Negara ini juga berencana untuk membuka fasilitas R&D untuk industri utama seperti semikonduktor, memperkuat penelitian dasar, dan mendirikan laboratorium nasional dan klaster industri untuk menjadi mandiri dan memenangkan perang teknologi yang sedang berlangsung dengan AS.