Hitekno.com - OPPO, salah satu produsen smartphone terkemuka di China, berencana untuk menarik diri dari operasi bisnisnya di Jerman dan Inggris.
Dilansir dari Gizmochina, perusahaan tersebut hanya akan mempertahankan beberapa karyawan untuk menangani operasi dasar, dan rencana tersebut diharapkan dapat dilaksanakan pada pertengahan 2023.
Langkah ini dilakukan di tengah kondisi pasar yang sulit di Eropa, di mana biaya penjualan yang tinggi dan daya beli konsumen yang menurun telah membuat semakin sulit bagi perusahaan untuk beroperasi secara menguntungkan.
Baca Juga: Hero Counter Lesley, Nomor 1 Bisa Bikin Kalah Laning Phase di Early Game
Keputusan OPPO untuk mengurangi skala operasinya di Eropa mencerminkan lingkungan yang menantang yang dihadapi oleh produsen smartphone di kawasan ini.
Menurut Counterpoint Research, pengiriman smartphone di Eropa turun 17% pada tahun 2022, menandai tahun terburuk bagi industri sejak 2012.
Tren ini terutama terlihat pada kuartal keempat tahun ini ketika volume pengiriman OPPO turun 39% tahun-ke-tahun.
Baca Juga: 4 Game Android yang Seru Abis tapi Jarang Diperbincangkan, Apa Saja?
Penurunan penjualan smartphone di Eropa telah didorong oleh sejumlah faktor, termasuk konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung dan inflasi, yang telah menyebabkan penurunan daya beli konsumen.
Selain itu, tingginya biaya operasional yang terkait dengan melakukan bisnis di wilayah tersebut telah menyulitkan perusahaan untuk mencapai profitabilitas.
Terlepas dari tantangan ini, OPPO tetap berkomitmen pada pasar Eropa dan berencana untuk berinvestasi secara akurat dan efisien di pasar utama di masa depan.
Baca Juga: Reset Season Mobile Legends, Uus Ngamuk Ketemu Bocah Epic di Ranked
Perusahaan baru-baru ini meluncurkan versi global dari OPPO Find N2 Flip di London, Inggris, dan memamerkan berbagai produk dan teknologi di World Mobile Congress di Barcelona, Spanyol.
Namun, OPPO juga menghadapi masalah litigasi paten yang sulit di Eropa.
Nokia telah menggugat OPPO atas pelanggaran paten di Finlandia, Jerman, Swedia, Inggris, Belanda, dan negara-negara lain setelah perusahaan memasuki pasar Eropa.
Menanggapi kondisi pasar yang menantang, pakar industri menyarankan bahwa produsen smartphone perlu fokus pada inovasi dan diferensiasi agar menonjol di pasar yang ramai.
Perusahaan juga perlu bekerja sama dengan operator dan pengecer untuk memasarkan dan mendistribusikan produk mereka secara efektif di wilayah tersebut.