Hitekno.com - Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada Senin (18/06) mengumumkan bahwa kecanduan game adalah bentuk gangguan jiwa.
Dilansir dari Suara.com (19/06), dalam daftar klasifikasi penyakit terbarunya (ICD), WHO menjelaskan bahwa kecanduan pada game digital adalah sebuah pola perilaku yang selalu muncul yang sedemikian hebatnya sehingga penderita menganggapnya lebih utama jika dibandingkan dengan kepentingan lainnya dalam hidup.
Ciri utama untuk mendiagnosis seseorang mengalami kelainan jiwa akibat kecanduan game adalah ketika game sangat dipentingkan dan membuat seseorang melupakan aktivitas lainnya.
Baca Juga: Tim eSports Indonesia Gagal di Open Qualifier TI8 South East Asia
Kedua adalah ketika seseorang tak mampu lagi mengendalikan dorongan untuk bermain game.
Dan yang ketiga adalah menyebabkan orang merasa stres dan tak bisa menjalankan perannya sebagai pribadi dalam keluarga, di tengah masyarakat, dan di sekolah atau di tempat kerja.
Selain gangguan jiwa, efek paling parah dari kecanduan game adalah kematian.
Baca Juga: Deretan Atlet eSports Indonesia yang Cantik dan Berprestasi
Beberapa gamer mampu menyeimbangkan antara video game dan kegiatan dunia nyata.
Namun beberapa gamer terkadang terlalu terobsesi dan terbawa oleh video game yang mereka mainkan hingga menyebabkan hilangnya nyawa mereka atau orang lain.
Berikut beberapa kasus kematian di dunia yang disebabkan oleh video game.
Baca Juga: Deretan Atlet eSports Indonesia yang Miliki Wajah Ganteng
1. Mencuri dan Membunuh Petugas Polisi - GTA
(GTA/Ali Express)
Pada Juni 2003, Devin Moore ditahan oleh polisi setelah dicurigai membawa mobil hasil curian.
Baca Juga: Hati-hati! Atlet eSports Bisa Alami 5 Cedera Ini Lho
Saat memasuki stasiun polisi, pria berumur 17 tahun ini mengambil pistol salah satu polisi lalu menembakannya.
Aksi ini membunuh 2 petugas polisi beserta petugas 911 dispatcher.
Setelah berhasil ditahan, Moore terus mengucapkan dialog-dialog yang ada di seri game Grand Theft Auto.
Polisi kemudian berpikir bahwa aksi Moore ini dilakukan karena terobsesi dengan game tersebut.
Kejadian ini mengakibatkan beberapa tuntutan yang diberikan kepada Wal-Mart dan Gamestop karena telah menjual game dengan rating Mature (17 tahun keatas) kepada Devin Moore yang saat itu masih 16 tahun.
2. Membunuh Neneknya - DoTA
(DoTA/Forbes)
Di Filipina, seorang remaja berumur 17 tahun dihukum penjara setelah membunuh neneknya sendiri yang berumur 68 tahun.
Pada saat kejadian, ia sedang bermain DoTA di warnet, hingga neneknya datang mengganggunya dan menyuruhnya pulang ke rumah.
Karena terus dimarahi, pelaku yang mengaku tidak ingat detail kejadian tersebut akhirnya membunuh neneknya dengan pecahan vas bunga.
3. Latihan 24 Jam - LoL
(League of Legends/Make Use Of)
Chen Rong-Yu berlatih selama 24 jam nonstop demi ikut turnamen eSports dari game League of Legends alias LoL.
Sayangnya, Chen ditemukan tergeletak di meja bermainnya.
Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menyebutkan bahwa Chen memang memiliki masalah jantung dan karena kurangnya menggerakan tubuh serta cuaca yang dingin.
Chen meninggal karena serangan gagal jantung.
4. Ditolak Cinta - Everquest
(Everquest/Mmor)
Pada Oktober tahun 2001, pria berumur 21 tahun bernama Shawn Wooley ditemukan membunuh dirinya sendiri di depan komputernya.
Pria ini menembak dirinya sendiri saat game Everquest masih menyala di komputernya.
Ibu dari korban menjelaskan bahwa Shawn berhenti bekerja untuk bermain Everquest dan tidak melakukan kontak sosial sama sekali dengan dunia nyata.
Ibunya berspekulasi bahwa keputusan anaknya untuk bunuh diri karena ditolak oleh salah satu pemain online.
Spekulasi tersebut muncul saat sang ibu menemukan bahwa Shawn sebelum membunuh dirinya membuat karakter dengan nama "ILUVEYOU" dan memainkannya selama 3 jam.
5. Membunuh Teman demi "Kepuasan" - Slenderman
(Slenderman/EW)
Pada 31 Mei 2014, Payton Leutner, seorang gadis berumur 12 tahun ditusuk 19 kali dan ditinggalkan mati di tengah hutan oleh kedua temannya sendiri, yaitu Morgan Geyser dan Anissa Weier.
Gadis yang masih bisa merangkak menuju jalan terdekat ini ditemukan oleh pengendara sepeda yang sedang melintas di area tersebut.
Saat ditanya motif dari keduanya, mereka mengaku melakukan hal kejam tersebut karena ingin memuaskan karakter fiksi Slenderman.
Mereka berdua berpikir jika mengorbankan seseorang kepada karakter fiksi ini, keluarga mereka akan dijauni dari serangan Slenderman dan mereka akan diterima menjadi "proxy" atau pembantu Slenderman.
Bermain game tentu adalah hal yang menyenangkan dan positif.
Selain berhasil memberikan kamu hiburan, kamu juga kini bisa mendapat uang dari bermain game.
Namun, jangan sampai kecanduan dan tidak bisa membedakan dunia nyata dan video game ya.
Hitekno.com/Amelia Prisilia