Kabar eSport Masuk Olimpiade 2020, Ini Kata Presiden IOC

Sabar ya para penggemar PUBG, Fortnite, dan CS: GO!

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta

Posted: Rabu, 05 September 2018 | 20:00 WIB
Clash Royal Asian Games 2018. (YouTube/V-Esports)

Clash Royal Asian Games 2018. (YouTube/V-Esports)

Hitekno.com - Spekulasi eSport Masuk Olimpiade 2020 yang akan diadakan di Jepang akan ditanggapi dengan serius. Olimpiade 2020 mendatang diharapkan mengusung konsep yang sama yaitu seperti masuknya eSports di Asian Games.

Presiden International Olympic Committee (IOC) ketika dimintai keterangan akan masuknya eSports dalam Olimpiade 2020 di Jepang mengatakan bahwa pihaknya akan menanggapi dan mendiskusikannya secara serius.

Namun dia menggarisbawahi bahwa terdapat beberapa game yang tidak masuk dalam olimpiade.

Baca Juga: Kompetisi eSports Celebration Cup Digelar di POPCON Asia 2018

Presiden Komite Olimpiade Internasional yang bernama Thomas Bach mengatakan bahwa Olimpiade tidak akan menampilkan game apapun yang berhubungan atau mempromosikan kekerasan dan diskriminasi.

Mereka menyebutnya dengan sebutan ''killer game''.

Debut eSport dalam Asian Games. (Suara.com/ Nadila Nurwijayanti)
Debut eSport dalam Asian Games. (Suara.com/ Nadila Nurwijayanti)

''Mereka (game-game itu), dari sudut pandang kami, bertentangan dengan nilai-nilai Olimpiade. Oleh karena itu mereka tidak dapat diterima,'' kata Thomas Bach kepada Associated Press.

Baca Juga: Perjuangan di Balik Emas Clash Royale eSports Asian Games 2018

Tidak jelas apa yang dia maksud mengenai kata ''diskriminasi'' maupun istilah ''killer games'. Namun sepertinya dia menjelaskan bahwa game yang menampilkan kekerasan dan pembunuhan tak akan bisa dimasukkan dalam Olimpiade.

Kemungkinan mengenai kabar eSport Masuk Olimpiade 2020 akan semakin mengecil bagi game-game populer yang menampilkan darah dan kekerasan.

Bendera Olimpiade. (Media Buzz)
Bendera Olimpiade. (Media Buzz)

Hal itu berarti mengesampingkan sebagian besar esport populer seperti League Of Legends, Dota 2, Counter-Strike: Global Offensive, Overwatch, Starcraft II, PlayerUnknown's Battlegrounds, dan Fortnite.

Baca Juga: Tencent Bangun Kota eSports di Cina

Dikutip dari Metro, meski terdapat beberapa game fighting yang tak sampai mematikan karakter (kecuali Mortal Combat) namun tingkat kekerasan yang ada masih terlalu banyak.

Bach menjelaskan bahwa olahraga merupakan ekpresi yang beradab. Sehingga jika mereka memiliki e-game dimana itu menampilkan pembunuhan terhadap seseorang, itu tidak dapat diselaraskan dengan nilai-nilai yang ada di Olimpiade.

Olimpiade 2020. (Metro)
Olimpiade 2020. (Metro)

Secara tersirat pernyataan dari sang Presiden IOC menggambarkan hanya akan ada beberapa game populer yang tampak memenuhi syarat.

Baca Juga: Deretan Atlet eSports Indonesia yang Cantik dan Berprestasi

Game itu termasuk FIFA, Madden NFL, Rocket League, dan Heartstone.

Lebih lanjut, IOC akan melakukan pertemuan yang akan membahas secara intensif mengenai eSport di kantor pusat milik mereka, Laussane, Swiss pada bulan Juli 2019.

Kabar eSport Masuk Olimpiade 2020 belum diumumkan secara resmi karena para petinggi dari IOC akan melakukan rapat untuk kemudian menghasilkan keputusan final.

Berita Terkait
Berita Terkini

MPL Malaysia menjadi kompetisi Mobile Legends yang menarik namun berbeda dari MPL lainnya seperti Indonesia dan Filipina...

games | 06:00 WIB

PBESI menjelaskan rencana mereka membuat event esports di Indonesia yang jauh lebih luar biasa dengan konsep esports Tou...

games | 22:09 WIB

Tim gabungan dari empat pemain Rusia dan satu pemain Jerman ini mampu bertahan sampai empat besar M6 Mobile Legends....

games | 14:49 WIB

Borderlands 4adalahgameBorderlands yang paling ambisius hingga saat ini....

games | 11:17 WIB

Tak hanya Astro Bot dan Balatro yang mendominasi, ada Methapor: ReFantazio yang meramaikan The Game Awards 2024....

games | 12:30 WIB