Hasil Studi: Benarkah Main Game Bikin Anak Lebih Pemarah?

Empat dari sepuluh orang tua di Asia Tenggara percaya anak jadi lebih pemarah setelah main game.

Agung Pratnyawan

Posted: Jum'at, 16 Oktober 2020 | 09:30 WIB
Main game di Ponsel (pixabay)

Main game di Ponsel (pixabay)

Hitekno.com - Ketika anak bermain video game, orang tua tentunya bertanya-tanya apa dampah permainan itu pada buah hatinya. Apakah dengan main game bisa membuat anak jadi lebih pemarah dari biasanya?

Menurut penelitian pada Mei lalu oleh perusahaan keamanan siber global Kaspersky menunjukkan bahwa empat dari 10 orang tua dari Asia Tenggara (SEA) percaya anak-anak mereka menjadi "lebih pemarah dari biasanya" setelah main game.

Berjudul 'More Connected Than Ever Before: How We Build Our Digital Comfort Zones', survei terbaru di antara 760 responden dari wilayah tersebut mengonfirmasi bahwa anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu online karena situasi pandemi covid-19. Sebanyak 63 persen orang tua yang disurvei setuju, sementara hanya 20 persen membantah pengamatan ini.

Baca Juga: Heboh Cewek Ngaku Dilamar saat Main Game Among Us, Bikin Netizen Ngakak

"Orang tua saat ini membesarkan anak-anak yang merupakan digital natives, mereka terlahir dengan perangkat digital, dan internet. Kesenjangan generasi tersebut sering menyebabkan miskomunikasi dan skenario ini umum terjadi, ketika seorang anak mengetahui lebih banyak tren dan trik online daripada sang ibu atau ayah," ujar kata Stephan Neumeier, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky dalam keterangan resminya.

Masa lockdown mendongkrak meningkatnya ketergantungan pada internet dan bagaimana orang tua sekarang perlu mengatur waktu bekerja sekaligus parenting pada saat yang sama di dalam rumah mereka.

Ilustrasi remaja bermain game di smartphone. (Pixabay/ natureaddict)
Ilustrasi remaja bermain game di smartphone. (Pixabay/ natureaddict)

"Ketakutan orang tua terkait video game terkadang cukup objektif dan terkadang juga sedikit berlebihan. Terdapat beberapa bahaya yang tidak dapat disangkal, tetapi sejumlah penelitian juga menemukan bagaimana bermain game online dapat bermanfaat bagi anak-anak," tambahnya.

Baca Juga: Lebih Luas, Begini Cara Main Game Among Us di PC atau Laptop

Seperti banyak situasi lainnya, pelarangan bukanlah suatu pilihan. Orang tua tidak boleh melarang aktivitas anak dalam video game, tetapi secara efektif mengontrolnya, menggunakan perangkat lunak khusus dan pengaturan perangkat.

Para orang tua yang tidak mahir main game komputer, menanam paham bahwa anak-anak menjadi agresif dari game komputer, sehingga menyerah pada kepanikan dan melarang anak-anak mereka bermain video game.

Perilaku agresif seorang anak tidak didorong oleh video game yang mereka mainkan, tetapi oleh alasan lebih luas. Harus diingat bahwa ada permainan berbeda untuk setiap anak dan usia.

Baca Juga: Kaesang Ajak Main Game Among Us, Netizen Malah Takut Dihajar Paspampres

Sebagai solusinya adalah menggunakan peringkat usia (rating). Gunakan perangkat lunak untuk membatasi kemampuan peluncuran game atau konten apa pun yang didasarkan pada
peringkat usia.

Itulah hasil penelitian Kaspersky terkait kebiasaan anak main game dengan kecenderungan jadi pemarah. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Baca Juga: Cara Baru, Menurunkan Berat Badan Bisa dengan Main Game

Berita Terkait
Berita Terkini

MPL Malaysia menjadi kompetisi Mobile Legends yang menarik namun berbeda dari MPL lainnya seperti Indonesia dan Filipina...

games | 06:00 WIB

PBESI menjelaskan rencana mereka membuat event esports di Indonesia yang jauh lebih luar biasa dengan konsep esports Tou...

games | 22:09 WIB

Tim gabungan dari empat pemain Rusia dan satu pemain Jerman ini mampu bertahan sampai empat besar M6 Mobile Legends....

games | 14:49 WIB

Borderlands 4adalahgameBorderlands yang paling ambisius hingga saat ini....

games | 11:17 WIB

Tak hanya Astro Bot dan Balatro yang mendominasi, ada Methapor: ReFantazio yang meramaikan The Game Awards 2024....

games | 12:30 WIB