Hitekno.com - PON 2021 di Papua akan diselenggarakan tak lama lagi, setelah sebelumnya sempat ditunda karena pandemi. Dalam gelaran pada Oktober tahun ini, Esports dipersiapkan menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan.
Bagaimana kesiapan dengan Esports yang diagadang-gadang akan dipertandingan sebagai cabor dalam PON 2021 Papua mendatang?
Sebagai bagian dari industri game daring, banyak masyarakat awam masih belum memahami sisi olahraga dari Esports. Oleh karena itu, Pengurus Besar Esport Indonesia (PBESI) menyelenggarakan webinar bertajuk "Esports: Olahraga atau Bukan?". Tujuannya agar lebih banyak pihak dapat teredukasi mengenai sisi olahraga dari Esports itu sendiri.
Baca Juga: Valorant Challengers Indonesia, Bangkitkan Ekosistem Esports FPS
Webinar yang diselenggarakan Rabu (10/3) malam melalui Zoom dan Youtube Live Stream. Hadir sebagai pembicara, adalah Benny Moza, Ex-Pro Atlet Esports; Bangen, Esports Team Owner dan Fendy, Ketua Harian ESI Papua. Acara ini dimoderatori oleh Debora Imanuella, sebagai Senior Vice President UniPin Community.
Dengan 10 tahun lebih pengalaman di dunia Esports dan mantan juara dunia Point Blank, Benny Moza menyebutkan menjadi pro-player membutuhkan pengorbanan waktu yang besar. Ia menyebutkan bahwa dirinya sampai memerlukan waktu 12 jam sehari untuk berlatih agar bisa mencapai level dunia, "Ketika ingin menjadi seorang pro-player, itu udah harus mengorbankan satu sisi kehidupan. Karena mengorbankan waktu dan kita belajar di dalam sana. Jadi nggak cuma modal main, terus kita jago, lalu menang. Perjuangan sebelum juaranya itu yang penting."
Layaknya atlet di olahraga lain, peranan latihan memang sangat krusial. Fendy menambahkan juga bahwa melalui webinar ini, orang tua dapat teredukasi antara beda main game biasa dengan latihan.
Baca Juga: Pisah dari Siren Esports, Najel dan Momobami Merapat ke Morph Team?
Karena untuk latihan, menjadi atlet Esports, ujung-ujungnya yang ingin diraih adalah sebuah prestasi.
Fendy juga menyebutkan bahwa selain teknis permainan game, banyak soft skill yang diperlukan untuk bisa membentuk pro-player yang baik, "Butuh coaching, bisa dengan sosok seperti Bangpen atau Benny untuk bisa menjadi role model bagi mereka (teman-teman di Papua). Terutama di bagian attitude."
Meskipun berbeda dari olahraga konvensional seperti sepak bola dan bola basket, Bangpen juga menekankan sumber pertumbuhan Esports yang berakar dari komunitas. Sehingga menurutnya,
keseluruhan ekosistem perlu dijaga.
Baca Juga: UniPin Ladies Championship, Pembuaktian Kompetitif Gamer Perempuan
Termasuk dalam memelihara talenta-talenta di daerah-daerah di Indonesia, yang tidak boleh tertitik di satu daerah saja. Apalagi dengan adanya kebutuhan teknologi yang besar dalam elemen Esports, dukungan infrastruktur teknologi akan berpengaruh besar dalam mendorong komunitas di berbagai wilayah untuk bertumbuh.
Oleh karena itu juga, menurut Fandy, panitia PON 2021 telah mempersiapkan banyak hal untuk dapat mengakomodir pertandingan eksibisi Esports di Papua. Fendy juga telah membocorkan sedikit beberapa game yang akan dipertandingkan seperti DOTA 2, Mobile Legend, Free Fire dan PES.
Ia memastikan walaupun cabang olahraga ini nantinya tidak akan mendapat medali, tapi Esports akan diperlakukan sama dengan cabor-cabor lain yang memperebutkan medali.
Baca Juga: Top Global Esports Team Januari 2021! BTR, RRQ dan EVOS Masuk 5 Besar
Webinar ini terselenggara berkat kerjasama dengan UniPin Community (Unity). Unity saat ini berfokus dalam pengembangan komunitas Esports baik itu untuk pelajar maupun masyarakat umum, melalui kegiatan-kegiatan edukatif seperti webinar. Semua informasi terkait aktifitas terbaru UniPin Community secara resmi dapat diakses di instagram resmi @unipincommunity.