Hitekno.com - Tiga pendiri studio game asal Indonesia berhasil lulus Indie Games Accelerator (IGA) Google Play setelah menjalani pelatihan online dan bimbingan dari pakar industri dan mentor global selama sepuluh minggu. Siapa saja studio game asal Indonesia ini?
Digelar di Singapura, acara kelulusan dihadiri oleh 30 studio game dari seluruh dunia. Mereka berkesempatan untuk saling bertemu langsung dan mencoba game satu sama lain pada Demo Day terakhir.
Gambir Studio, Eternal Dream Studio, dan Rigged Box Softworks dari Indonesia bersama tujuh developer lain dari Asia berhasil lulus tahun ini.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Game Buatan Indonesia di Steam, Seru hingga Horor
"Kami ingin membantu para developer game baru yang berbakat dan penuh potensi untuk bisa membangun dan mengembangkan perusahaan game yang sukses," kata Kunal Soni, Director, Google Play, untuk Asia Tenggara dan Australia.
"Developer di Asia membuat banyak game yang populer di seluruh dunia dan kami ingin developer dari Indonesia bisa berperan lebih dalam industri yang bernilai miliaran dolar ini." lanjutnya.
Program Indie Games Accelerator dari Google Play adalah program tahunan yang memberikan bimbingan, pelatihan, dan saran tentang produk, desain, dan monetisasi.
Baca Juga: 7 Game Buatan Indonesia Paling Ditunggu Peluncurannya, Beberapa Mulai Rilis 2022
Program ini dimulai pada tahun 2018 dan belum lama ini mengadakan Demo Day guna memberikan kesempatan kepada developer untuk mempresentasikan game mereka kepada investor dan penerbit game.
Pada Demo Day pertama IGA tahun 2020, 40 developer yang mengikuti acara ini berhasil menggalang dana lebih dari US$65 juta dari penerbit game dan investor.
"Ada banyak sumber daya di luar sana yang dapat dimanfaatkan oleh developer game indie untuk memulai, tetapi mereka membutuhkan dukungan dari para veteran di industri game untuk mendiskusikan fitur game, teknik pemasaran, penerbitan game, dan strategi secara keseluruhan," kata Shafiq Husein, CEO, Gambir Studio.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Game Buatan Indonesia untuk Ngabuburit, Seru dan Aman
"Indie Games Accelerator sangat membantu dengan memberi kami panduan dan sumber daya yang diperlukan untuk semakin meningkatkan kualitas game. Kami belajar metrik mana saja yang harus ditingkatkan, dan aspek mana saja dalam game yang harus diotak-atik untuk meningkatkan metrik tersebut." lanjutnya.
Diperkirakan, jumlah pendapatan game global akan mencapai hampir 340 miliar dolar AS hingga tahun 2027, dengan sebagian besar pertumbuhan diperkirakan berasal dari Asia.
"Kami yakin bahwa Indonesia adalah tempat yang tepat untuk membuat game-game yang bagus dengan industri yang sedang berkembang dan penuh talenta potensial," kata Lucky P. Dharmawan, Direktur Eternal Dream Studio.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Game Buatan Indonesia di Nintendo Switch, RPG hingga Platformer
"Pengalaman mengikuti Indie Games Accelerator sangat luar biasa. Developer game indie membutuhkan wawasan tentang data, teknik pemasaran, dan penerbitan game agar bisa membuat strategi yang tepat untuk game seluler yang berkelanjutan." imbuhnya.
Pasar game Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara, didorong oleh eSports dan mobile gaming, dan Google Play adalah rumah bagi sepuluh ribu lebih developer Indonesia.
Lebih dari 150 juta orang Indonesia mengunjungi Google Play setiap bulan untuk menemukan berbagai aplikasi dan game keren yang menghubungkan mereka dengan dunia.
"Google Play memungkinkan baik developer besar maupun kecil dari seluruh Indonesia untuk berkembang di platform kami. Kami telah melihat banyak developer Indonesia yang sukses di pasar global yang sangat kompetitif," tambah Kunal.
"Kami pun tetap berkomitmen untuk mendukung developer yang terus membangun bisnis, game, dan aplikasi yang dapat menghubungkan lebih dari 2,5 miliar pengguna di platform ini." lanjutnya.
Dalam laporan eConomySEA 2022, kategori media online di Indonesia (yang mencakup video on-demand, musik on-demand, game, dan iklan digital) diproyeksikan mencapai gross merchandise value (GMV) senilai 6,4 miliar dolar AS hingga tahun 2022 dan GMV 11 miliar dolar AS hingga tahun 2025, tumbuh dengan CAGR sebesar 19% antara tahun 2022 dan 2025.
Menurut laporan ini, 34% orang Indonesia bermain game setidaknya seminggu sekali, dan 13% di antaranya menghabiskan waktu lebih dari satu jam per hari untuk bermain game.
"Saya belajar banyak hal selama mengikuti Indie Games Accelerator. Buat saya, yang paling berkesan adalah mempelajari ilmu dan strategi cerdas untuk menyelesaikan pembuatan game," kata Satriyo, Aji Nugroho, CEO, Rigged Box Softworks.
"Developer game indie perlu eksposur dan panggung untuk memperkenalkan game mereka kepada lebih banyak orang." lanjutnya.