Hitekno.com - Jacker telah berhasil membobol dan mencuri source code League of Legends. Kabar ini dikonfirmasi oleh Riot Games yang membenarkan kode untuk game tersebut telah berhasil digondol hacker.
Dikutip dari Suara.com, hacker menuntut 10 juta Dolar AS (Rp 149,72 miliar) agar source code League of Legends tersebut tidak disebar luaskan.
Sebagai informasi, Riot Games adalah perusahaan di belakang banyak game populer seperti League of Legends, Teamfight Tactics, dan Valorant,
Baca Juga: 5 Turnamen Esports Paling Populer di 2022, Dominasi Mobile Legends dan League of Legends
Minggu lalu jaringan perusahaan game tersebut telah berhasil diretas hingga pelaku memawa kabur source code League of Legends.
Sekarang, Riot Games mengumumkan bahwa dia menerima pesan tebusan tentang serangan itu, tidak akan dibayar perusahaan.
Dalam postingan terbarunya, Riot Games mengonfirmasi bahwa tidak ada data pemain atau informasi pribadi yang disusupi setelah serangan siber, tetapi source code League of Legends dan Teamfight Tactics telah bocor.
Baca Juga: Server League of Legends dan Teamfight Tactics Segera Kembali ke Asia Tenggara
Menurut pernyataan tersebut, file yang disita ini termasuk fitur "eksperimental" yang belum siap dibagikan oleh perusahaan.
Perusahaan tidak membagikan informasi tentang detail serangan dunia maya.
Namun, peretas dilaporkan menuntut uang tebusan 10 juta Dolar AS untuk sistem anti-cheat game dan source code.
Baca Juga: Kontingen Esports SEA Games Vietnam Dipangkas, League of Legends dan AoV Batal Berangkat
"Kami menerima email tebusan hari ini. Tak perlu dikatakan, kami tidak akan membayar," kata Riot Games dilansir laman expatguideturkey, Jumat (27/1/2023).
Kekhawatiran terbesar Riot Games tampaknya adalah munculnya cheat baru akibat kebocoran source code. Hal ini menimbulkan kekhawatiran oleh perusahaan.
"Saat ini perusahaan sedang bekerja untuk mengevaluasi dampak serangan terhadap anti-cheat dan jika perlu, mendistribusikan perbaikannya sesegera mungkin," tegas Riot Games.
Baca Juga: League of Legends: Wild Rift - Rift Stars, Program Pencarian Bakat Game Chager
Sementara itu, Boris Larin, Lead Security Researcher di Kaspersky's Global Research and Analysis (GReAT) Team melihat, setelah penyerang mendapatkan akses ke source code game, mereka dapat dengan mudah mempelajari semua fungsi game dan server game.
Bahkan, mempelajari logika game, algoritme rahasia, dan teknologi anti-cheat, yang memungkinkan mereka menemukan kerentanan, membuat cheat dan bot.
Para hacker ini juga meraih kekayaan dengan menjual alat secara curang atau dengan menambang dan menjual mata uang dalam game, melewati aturan yang ditetapkan oleh pengembang game, sekaligus merusak pengalaman pemain lain.
Perlu dicatat bahwa penyerang di balik serangan siber meminta uang tebusan 10 juta dolar AS dari Riot Games.
"Patut diapresiasi bahwa perusahaan telah memutuskan untuk tidak membayar uang tebusan," ujarnya.
Pasalnya, dia menambahkan, membayar uang tebusan tidak menjamin pengembalian file yang aman dan andal, dan itu hanya mendorong pembuat malware untuk melanjutkan operasinya, sehingga meningkatkan potensi risiko reputasi dan keuangan.
"Mengikuti aturan dari para penjahat dunia maya bukanlah ide yang baik dan hanya meningkatkan potensi risiko reputasi dan finansial kedepannya,” tukasnya.
Itulah kabar terkini dari dicurinya source code League of Legends oleh hacker. (Suara.com/ Dythia Novianty)