Tampil di Grand Finals FFSI, Tim Indonesia Gagal Rebut Juara

Gelar juara FFSI kali ini jatuh kepada tim esports Free Fire asal Thailand,EArena.

Agung Pratnyawan

Posted: Senin, 29 Mei 2023 | 17:49 WIB
Free Fire SEA Invitational. (Garena)

Free Fire SEA Invitational. (Garena)

Hitekno.com - Meski pulang tanpa gelar juara, empat tim esports Free Fire Indonesia pulang dari Free Fire SEA Invitational (FFSI) dengan menegakkan kepala. Empat tim ini telah menampilkan yang terbaik dalam kejuaraan dunia Free Fire tersebut.

Gelar juara FFSI kali ini jatuh kepada tim esports Free Fire asal Thailand, EArena. Selain membawa gelar juara, EArena juga membawa pulang hadiah utama senilai US$100.000 setelah merajai klasemen dengan total 232 poin.

Di sisi lain, meski tak membawa pulang gelar juara, keempat tim Indonesia yang notabene adalah pendatang baru di turnamen internasional Free Fire mampu pulang dengan kepala tegak setelah menunjukkan kemampuan terbaik mereka di seri FFSI perdana tersebut.

Baca Juga: Kapan Kolaborasi Free Fire dan Spider-Man Across the Spider-Verse Dibuka? Siap-siap

Genesis Dogma SF dan First Raiders Eclipse sebagai Juara dan Runner-Up FFML Season 7 harus puas di posisi ke-7 dan ke-9 klasemen Grand Finals FFSI.

Hasil yang lebih positif dicatatkan oleh Morph Team dan G Arsy Aphrodite sebagai juara 3 dan 4 FFML Season 7. Kedua tim debutan di turnamen internasional Free Fire ini menduduki peringkat 3 dan 4 Grand Finals FFSI, masing-masing dengan 218 dan 210 poin.

Kedua tim esports Free Fire asal Indonesia hanya kalah tipis dari Magic Esports di peringkat dua dengan 226 poin.

Baca Juga: Berapa Harga Infinix Hot 30 dengan Bundle Free Fire Exclusive Gift Box di Indonesia?

Di balik kemenangan keempat tim Thailand di ajang internasional Free Fire (3 kali juara FFWS dalam 2 tahun terakhir), ada banyak cerita menarik dari perjalanan tim Indonesia.

Banyak poin positif yang menunjukkan tim Indonesia mampu bersaing secara head-to-head dengan tim Free Fire di tingkat dunia dalam Free Fire SEA Invitational.

EArena rebut juara FFSI. (Garena)
EArena rebut juara FFSI. (Garena)

Simak ringkasan 4 hal menarik dari perjuangan tim Indonesia di Grand Finals FFSI 2023, berikut ini:

Baca Juga: 4 Tim Esports Indonesia Siap Berlaga di Grand Finals Free Fire SEA Invitational

Morph Team Tampil Konsisten Kejar EArena

Meski EArena menjadi juara FFSI, sejatinya performa mereka tidaklah terlalu superior dibandingkan tim Indonesia. Morph Team yang menjadi pesaing terdekat mereka, hanya kalah 14 poin dari sang pemuncak klasemen.

Salah satu kuncinya adalah penampilan konsisten Morph Team dalam mendulang poin di sepanjang Grand Finals, khususnya di Grand Finals Day 1 dan 2.

Baca Juga: 18 Tim Peserta Free Fire SEA Invitational, Siapa Wakil Indonesia?

Strategi konsisten untuk mengamankan placement poin berbuah positif bagi Morph Team yang berhasil mengumpulkan 84 poin di Grand Finals Day 1, dan 68 Poin di Grand Finals Day 2.

Terpaut 36 poin dari EArena di puncak saat Grand Finals Day 3 dimulai, Morph Team bisa mengumpulkan 66 poin dan memangkas jarak menjadi 14 poin saja. Meski hal itu belum cukup untuk merengkuh gelar juara, penampilan Morph Team di FFSI patut diapresiasi.

G Arsy Aphrodite Kantongin Booyah Terbanyak

Tim asuhan Coach Fayad, G Arsy Aphrodite juga tak kalah membanggakan di Grand Finals FFSI. Penampilan mereka secara berkala terus menanjak di sepanjang 3 hari Grand Finals.

Secara berturut-turut, tim ini membukukan 55 poin, 71 poin, dan 84 poin untuk menggenapkan total poin mereka menjadi 210 poin di posisi ketiga.

Mengantongi 3 Booyah dari Grand Finals Day 2 dan Day 3, G Arsy Aphrodite bisa pulang dengan bangga sebagai pemilik Booyah terbanyak, jumlah yang sama dengan EArena sang Juara.

Genesis Dogma SF Double Booyah di Grand Finals Day 3

Sebagai tim debutan di turnamen internasional Free Fire, Genesis Dogma SF telah menunjukkan perjuangan yang luar biasa. Tampil kurang apik di Grand Finals Day 1, sang juara FFML Season 7 mulai bangkit di Day 2 dan Day 3.

Mereka mengantongi 72 poin dan 68 poin di 2 hari terakhir. Tak hanya itu, Genesis Dogma SF juga mampu membukukan double Booyah di Grand Finals Day 3. Sebagai tim yang tahun lalu menyaksikan Free Fire World Series (FFWS) dari layar kaca, penampilan mereka berhak diacungi jempol.

First Raider Eclipse yang Tak Kenal Menyerah

Sebagai tim dengan jam terbang paling tinggi di turnamen internasional, finis di posisi 9 tentunya bukanlah hal yang diinginkan First Raiders Eclipse.

Meski tak meraih hasil yang diharapkan, First Raiders Eclipse mampu menunjukkan pengalaman dan semangatnya yang tak pernah menyerah. Bahkan, tim ini mampu membuat sang juara EArena tak berkutik saat harus bertemu mereka.

Kerap menjadi target di sepanjang gelaran FFSI, First Raiders Eclipse menemukan momen balas dendam di round terakhir Grand Finals Day 2. EArena yang berada di atas angin harus diratakan oleh First Raiders yang menjadi mimpi buruk bagi mereka.

Dipimpin oleh FR Darkol, tim ini membuat EArena jadi bulan-bulanan dan lari tak tentu arah hingga akhirnya pulang ke Lobby dengan cepat. Round tersebut sepenuhnya dikuasai First Raiders Eclipse yang mampu menutup round dengan Booyah dan 16 poin eliminasi.

Sekali lagi, piala FFSI belum bisa kembali ke tanah air, penampilan seluruh tim Indonesia di kompetisi tersebut patut mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya. Pengalaman dari FFSI hanya akan membuat mereka bertambah kuat untuk turnamen internasional selanjutnya.

Scoreboard Finals FFSI. (Garena)
Scoreboard Finals FFSI. (Garena)

 

Berita Terkait
Berita Terkini

MPL Malaysia menjadi kompetisi Mobile Legends yang menarik namun berbeda dari MPL lainnya seperti Indonesia dan Filipina...

games | 06:00 WIB

PBESI menjelaskan rencana mereka membuat event esports di Indonesia yang jauh lebih luar biasa dengan konsep esports Tou...

games | 22:09 WIB

Tim gabungan dari empat pemain Rusia dan satu pemain Jerman ini mampu bertahan sampai empat besar M6 Mobile Legends....

games | 14:49 WIB

Borderlands 4adalahgameBorderlands yang paling ambisius hingga saat ini....

games | 11:17 WIB

Tak hanya Astro Bot dan Balatro yang mendominasi, ada Methapor: ReFantazio yang meramaikan The Game Awards 2024....

games | 12:30 WIB