Hitekno.com - Naruto adalah anak yatim piatu sejak kecil dan Jiraiya merupakan guru dari ayahnya. Tapi, mengapa Jiraiya tidak mengadopsi Naruto sejak kecil?
Orang tua Naruto yang merupakan Hokage Keempat meninggal dunia demi menyelamatkan desa. Mereka menyegel Ekor Sembilan hingga membuat keduanya kehilangan nyawa.
Selama masa kecilnya, Naruto hidup sendiri dengan sedikit bantuan dari Hokage Ketiga, Hiruzen Sarutobi.
Baca Juga: Bukan Boruto, Himawari Lebih Menakutkan Bagi Naruto Uzumaki
Dia biasa membayar semua tagihan untuk keperluan Naruto dan juga memberinya tunjangan bulanan untuk mengurus proses sehari-hari.
Meski demikian, hubungan Naruto dengan Hokage Ketiga tidak sedekat yang dikira. Malah lebih dekat dengan Jiraiya sebagai gurunya selepas dari Kakashi Hatake.
Posisi Jiraiya
Baca Juga: Naruto: Mengenal Apa Itu Bijuu, Siapa Lagi Selain Kurama
Di Naruto Shippuden, penggemar mengetahui bahwa Jiraiya lebih dari sekadar guru bagi Naruto.
Dia sebenarnya ayah angkat Naruto juga yang ditunjuk oleh Minato dan Kushina dan bertugas melindungi putra mereka saat mereka tidak ada.
Oleh karena itu, penggemar akhirnya mulai mempertanyakan motif Jiraiya dan mengapa dia tidak mengadopsi anak ketika Minato dan Kushina meninggal di tangan Kurama .
Baca Juga: Naruto: Mengenal Jinchuriki Kurama, Siapa yang Pertama?
Berikut adalah beberapa teori yang telah didiskusikan oleh komunitas selama beberapa waktu sekarang:
1. Belum siap secara emosional
Membesarkan anak dengan cara yang benar membutuhkan banyak perhatian dan pengertian yang lembut.
Baca Juga: Yatim Piatu, Siapa yang Membiayai Naruto saat Kecil?
Namun jika melihat karakter Jiraiya, secara emosional tentu dia tidak siap menjadi seorang ayah.
Belum lagi, kemiripan luar biasa yang dimiliki Naruto dengan ayahnya Minato akan membuat segalanya menjadi lebih sulit.
Melihat anak itu akan selalu mengingatkannya pada muridnya, yang gagal dia lindungi, dan itu bukan beban emosional yang Jiraiya ingin bawa pada saat itu, menurut penggemar.
2. Anak tidak ramah untuk Sannin yang suka berpergian
Sebagai Sannin, Jiraiya harus sering bepergian dan terlibat dalam situasi berbahaya untuk mendapatkan informasi yang akan menguntungkan Desa Daun Tersembunyi.
Gaya hidup ini sama sekali tidak cocok untuk membesarkan anak.
Selain itu, Sannin juga bertindak sebagai mata-mata, dan mengetahui banyak informasi sensitif.
Berada di dekat Naruto, yang belum belajar bertarung untuk dirinya sendiri, akan menempatkan kehidupan anak itu dalam bahaya terus-menerus.
3. Tidak baik membawa anak saat sedang melakukan pengintaian
Sebagai seorang Sannin, Jiraiya terus-menerus mencari informasi yang akan menguntungkan Daun.
Dia juga akan mengawasi Akatsuki dan ancaman mereka, sambil mengumpulkan informasi tentang politik dunia di luar desa.
Memiliki anak di sekitar hidupnya akan sangat menghambat perannya sebagai Sannin.
4. Jiraiya bukan tipe Bapak-able
Jiraiya memang dikenal sebagai seorang guru yang sangat baik, namun Jiraiya tidak benar-benar cocok untuk menjadi figur ayah.
Dia memainkan peran mentor dengan sangat baik di kemudian hari dalam narasi, bagaimanapun, itu hanya setelah protagonis mampu bertahan dalam pertarungan.
Jiraiya tidak akan tahu apa yang harus dilakukan dengan anak yang rentan, dan sifatnya yang tidak bermoral pasti akan menghalanginya membesarkan anak dengan benar.
5. Jiraiya akan merusak plot menarik serial Naruto
Salah satu teori komunitas yang lebih umum adalah bahwa Kishimoto memilih untuk meninggalkan protagonis seri sendirian demi plot.
Kebangkitan seorang yatim piatu yang kesepian menuju kejayaan, memanfaatkan "kekuatan persahabatan," adalah salah satu alur cerita terkuat dalam seri Shounen mana pun.
Pencipta kemudian menarik akord ini dengan mahir dalam narasi keseluruhan pertunjukan dan strategi tersebut sangat berhasil.
Itulah beberapa alasan kenapa Jiraiya tidak Mengadopsi Naruto sejak kecil, dan baru melatihnya saat remaja.