Jangan Anggap Remeh, 3 Kasus ini Diungkap Pakai Media Sosial

Banyak orang yang menganggap remeh bahwa media sosial hanya sebatas sebagai ajang pertemanan.

Rendy Adrikni Sadikin

Posted: Rabu, 21 Maret 2018 | 17:40 WIB
Ilustrasi handphone

Ilustrasi handphone

Hitekno.com - Banyak orang yang menganggap remeh bahwa media sosial hanya sebatas sebagai ajang untuk pertemanan dan mencari informasi.

Eits jangan salah, ternyata media sosial bisa lho memecahkan beberapa kasus kriminal, seperti dikutip dari Toptenz.net, Rabu (21/3/2018).

Seperti kita ketahui, polisi dan detektif di era kekinian sudah disibukkan dengan banyaknya kasus kejahatan saban hari.

Bahkan, tak jarang, berkasnya pun sampai menumpuk di meja mereka.

Jadi, ya mustahil bagi aparat keamanan kita untuk memecahkan setiap kasus tersebut.

Untungnya, banyak orang di dunia mata memiliki segudang waktu hanya dengan memainkan jempol mereka di ponsel.

Di era kekinian, media sosial bisa memberikan bukti kunci dalam kasus sebelumnya yang mungkin sukar untuk dipecahkan.

Ya, tiga kasus ini contohnya, hanya dipecahkan oleh para 'amatir' hanya bermodalkan media sosial.

Berikut tiga kasus tersebut:

1. Mayat Misterius Penggemar Grateful Dead

Pada 1995, mayat seorang pemuda ditemukan dalam tabrakan mobil di bagian selatan Virginia, Amerika Serikat.

Tubuhnya rusak, tidak bisa dikenali. Dan, dia pun tidak memiliki identitas apapun, kecuali dua tiket konser band Grateful Dead di kantungnya.

Otoritas setempat menjulukinya: Grateful Doe.

Bertahun-tahun kemudian, komputer menghasilnya gambar wajahnya dengan menggunakan tengkorak pria misterius itu.

Para anggota komunitas online, Websleuths.com menyebarkan gambar tersebut melalui jaringan internet, untuk mencari tahu identitasnya.

Ujung-ujungnya, gambar tersebut diunggah ke jejaring sosial Facebook.

Jangan Anggap Remeh, 3 Kasus ini Diungkap Pakai Media Sosial - 1

Anggota keluarga mengenalinya bernama Jason Callahan, pemuda 19 tahun, dan mengirimkan sampel DNA untuk memastikan identitasnya.

Jason mengatakan ke ibunya bahwa dia mau pergi ke konser Grateful Dead, tapi tidak pernah mengatakan lokasinya.

Dia berasal dari Carolina Selatan dan melakukan road trip untuk bisa datang ke konser tersebut.

Sang ibu tidak mengetahui bagaimana caranya untuk melaporkan anaknya yang hilang tersebut.

Berdasarkan keterangan kakak tirinya, keluarga berasumsi Jason memutus hubungan dengan mereka untuk memulai hidup baru.

Mereka tidak tahu apakah Jason hilang atau meninggal.

2. Facebook Ungkap Pembunuhan Bocah

Pada malam Halloween pada 1968, seorang gadis berusia 4 tahun bernama Carolee Ashby menjadi korban tabrak lari di New York, Amerika Serikat.

Pelakunya adalah pengemudi mabuk.

Selama berdekade-dekae, polisi angkat tangan, tidak bisa mengungkap identitas pelaku tersebut.

Setelah pensiun mantan polisi benama Letnan Russ Johnson mengunggah kisah tentang Carolee Ashby di Facebook.

Dia merasa menyesal karena tak bisa menemukan pembunuh Ashby.

Jangan Anggap Remeh, 3 Kasus ini Diungkap Pakai Media Sosial - 2

Cerita itu disebar, dan sampai ke telinga seorang wanita yang tinggal di Florida.

Dia telah menjalin pertemanan dengan seorang wanita dari New York, yang menceritakan tentang saat menjadi menumpangi mobil seorang pria.

Wanita itu menumpang mobil yang dikendarai oleh seorang pria bernama Douglas Parkhurst, yang berusia 17 tahun saat itu.

Dia mengaku menabrak seorang anak pada malam Halloween.

Rasa penyesalan menanggung kesalahan tersebut menghantui sang pria, tapi dia tidak pernah menyerahkan diri ke polisi.

Hingga kemudian, polisi menginterogasi pria tersebut dan dia mengakui kejahatannya.

Sayang, undang-undang pembatasan telah dicabut, jadi dia tidak bisa ditangkap karena kematian Carolee Ashby.

3. Remaja Tendang Anak Kucing

Jauh hari saat aplikasi ponsel Vine masih eksis, seorang remaja mengunggah sebuah video ketika menentang kucing di beranda rumahnya.

Meski sudah dihapus, rekaman tersebut viral di Reddit dan 4chan agar bisa diketahui identitasnya.

Masa berlalu, mereka akhirnya mengetahui bahwa remaja itu bernama Walter Easly, usianya masih 17 tahun (saat itu).

Remaja tersebut dilaporkan ke polisi.

PETA mengunggah informasi pribadinya secara daring, hingga akhirnya dia mulai menerima ancaman pembunuhan.

Sekadar tahu saja, kucing tersebut tidak apa, tapi bukan berarti kasus dihentikan.

Sang ibu pun meradang, dia merasa anaknya melakukan kebodohan dengan menendang binatang peliharaan kesayangannya.

Walter Easley dinyatakan bersama karena kekejaman terhadap binatang di pengadilan.

Membela diri, Walter Easley mengaku hanya iseng dan tidak sengaja untuk menyakiti anak kucing tersebut.

Berita Terkait
Berita Terkini

Inisiatif ini bertujuan membekali jurnalis dan staf media lokal dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mengim...

internet | 22:25 WIB

Suara.com, Beritajatim.com dan ISTTS membantu media lokal dalam pemanfaatkan AI....

internet | 22:25 WIB

FlexiCicil hadir sebagai solusi inovatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin memenuhi kebutuhan pembayaran....

internet | 10:31 WIB

REEL LIFE Film Camp memilih 24 peserta terbaik untuk berkecimpung di industri....

internet | 12:15 WIB

Modul Pelatihan Gemini Academy bisa diakses mandiri oleh guru-guru yang memiliki akun belajar.id....

internet | 13:13 WIB