Bisnis Akun Palsu di Indonesia Mendapat Sorotan Media Asing

Akun palsu di Indonesia bukan untuk mainan, tapi untuk peperangan politik.

Agung Pratnyawan

Posted: Selasa, 24 Juli 2018 | 08:47 WIB
Ilustrasi akun palsu. [Pixabay]

Ilustrasi akun palsu. [Pixabay]

Hitekno.com - Bisnis akun palsu dan buzzer di Indonesia mendapatkan sorotan dari media asing. Terutama penggunaan akun palsu oleh buzzzer politik.

Menurut laporan The Guardian, penggunaan akun palsu di Indonesia bukan untuk main-main. Akun palsu digunakan untuk peperangan politik.

Akun-akun palsu ini digunakan untuk menyerang lawan politik di media sosial. Disebutkan pula, tim di balik akun-akun ini mendapatkan bayaran yang cukup tinggi.

Baca Juga: Deretan Mitos dan Sains Mengenai Gerhana Bulan

Dalam operasionalnya, banyak merekrut mahasiswa. Setiap orang bisa mengantongi upah 280 dolar AS atau sekitar Rp 4 juta sebulan.

Tim ini juga bertempat di sebuah rumah mewah sekitar Jakarta Pusat. Mereka ditugaskan untuk mengoperasikan akun palsu di Twitter dan Facebook.

sumber foto: pixabay
sumber foto: pixabay

Setiap harinya masing-masing harus mempostingkan 60 hingga 120 tweet dan beberapa kali di Facebook.

Baca Juga: Ramai Suap Fasilitas Mewah, Ini Bentuk Penjara dari Seluruh Dunia

Mereka menyebutnya sebagai tim buzzer, sekelompok orang yang bertugas meramaikan sebuah isu di media sosial.

Tidak semua tim buzzer politik menggunakan akun palsu, beberapa akun asli miliknya.

Sumber The Guardian menyebutkan dirinya punya tim beranggotakan 20 orang. Setiap orangnya mengoperasikan 11 akun media sosial.

Baca Juga: Dari 1 Miliar Pengguna Instagram, Terdapat 95 Juta Akun Palsu

Tim ini dapat memproduksi sekitar 2.400 postingan di Twitter untuk satu harinya.

Mereka berkoordinasi dalam sebuah grup WhatsApp yang bernamakan Pasukan Khusus. Di dalamnya terdiri dari 80 anggota.

Tim ini mensuplai konten dan hashtag harian untuk digunakan di Twitter.

Baca Juga: Bisnis Sewa Orang yang Hanya Kamu Temui di Jepang

Akun-akun palsu yang digunakan bukanlah anonymous, mereka menggunakan data diri dan foto yang ditemukan dari hasil pencarian Google.

Terkadang mereka juga memakai foto dari teman atau dari Facebook dan grup WhatsApp. Kebanyakan foto wanita cantik yang digunakan untuk menarik perhatian.

Sedangkan di Facebook, mereka biasanya membuat akun menggunakan foto artis luar negeri yang terkenal.

Ilustrasi foto di Internet. [pixabay].
Ilustrasi foto di Internet. [pixabay].

Dalam rumah tempat tim ini beroperasi ada beberapa ruangan. Masing-masing ruangan memiliki tugas dan konten tersendiri.

Ruangan pertama bertugas menyebar konten positif pada kandidat yang diusung. Ruangan kedua bertugas menyebar konten negatif dan kebencian pada lawan.

Dilaporkan juga, bisnis buzzer politik melalui media sosial ini menawarkan keuntungan yang menggiurkan.

Beberapa buzzer politik bisa meraup hingga Rp 20 juta untuk sebuah tweet saja.

Untuk membuat trending topik di Twitter butuh biaya sekitar Rp 1 juta hingga Rp 4 juta.

Kepolisian telah bergerak mengungkap dan menangkapi kelompok penebar hoax dan ujaran kebencian.

Namun para buzzer politik dan bisnis akun palsu yang berada di area abu-abu dapat lolos.

Kini buzzer politik yang menggunakan akun palsu semacam ini masih terus beroprasi. Dan bisnis akun palsu seperti ini masih laris.

Berita Terkait
Berita Terkini

Inisiatif ini bertujuan membekali jurnalis dan staf media lokal dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mengim...

internet | 22:25 WIB

Suara.com, Beritajatim.com dan ISTTS membantu media lokal dalam pemanfaatkan AI....

internet | 22:25 WIB

FlexiCicil hadir sebagai solusi inovatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin memenuhi kebutuhan pembayaran....

internet | 10:31 WIB

REEL LIFE Film Camp memilih 24 peserta terbaik untuk berkecimpung di industri....

internet | 12:15 WIB

Modul Pelatihan Gemini Academy bisa diakses mandiri oleh guru-guru yang memiliki akun belajar.id....

internet | 13:13 WIB