Hitekno.com - Facebook telah menghapus ratusan Fanspage yang diduga terkait dengan propaganda Rusia. Halaman-halaman itu terhubung dengan jaringan propaganda yang didukung Rusia dan dikenal sebagai Sputnik.
Laporan menjelaskan bahwa halaman-halaman itu dioperasikan oleh karyawan Sputnik dan dibuat agar terlihat dari luar Rusia.
Halaman Facebook tersebut membantu menyebarkan propaganda tentang NATO dan politik Eropa.
Baca Juga: Teleskop Ruang Angkasa Rusia Tak Merespon, Padahal Cuma Satu-satunya
Pengumuman oleh Facebook mengenai penghapusan ratusan Fanspage propaganda Rusia dilakukan pada hari Kamis (17/01/2019).
Sputnik berfokus untuk menjangkau audiens non-Rusia, apakah itu orang-orang di Amerika Serikat atau warga negara Eropa lainnya.
Jaringan propaganda Rusia juga menargetkan warga Eropa yang kebetulan mengadakan pemilihan umum di tahun ini.
Baca Juga: Salju di Rusia Dicat Putih, Alasannya Tak Masuk Akal
''Kami terus bekerja untuk mendeteksi dan menghentikan aktivitas semacam ini karena kami tidak ingin layanan kami digunakan untuk memanipulasi orang,'' kata kepala kebijakan keamanan siber Facebook, Nathaniel Gleicher, dalam sebuah pernyataan.
Gleicher juga menjelaskan bahwa mereka menghapus halaman Facebook dan akun berdasarkan perilaku mereka, bukan konten yang mereka posting.
Sebanyak 364 halaman Facebook ditemukan oleh peneliti independen dan sebagian di antara mereka sudah dimatikan oleh penegak hukum Amerika Serikat.
Baca Juga: Heboh, Kerangka Berusia 500 Tahun Memakai Sepatu Bot
Sebanyak 790 ribu akun juga mengikuti Fanspage tersebut dan tentunya akan ditindaklanjuti oleh Facebook.
Dikutip dari Gizmodo, halaman propaganda Rusia menghabiskan 135 ribu dolar AS atau Rp 1,9 miliar untuk menyebarkan ilklan mereka.
Menurut Facebook, banyak halaman menunjukkan minat besar pada negara-negara seperti Rumania, Latvia, Estonia, Lithuania, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Tajikistan, Uzbekistan, Kazakhstan, Moldova, dan Kirgistan.
Baca Juga: Super Tajir, Remaja Rusia Ini Buang - Buang Uang di Jalan
Beberapa dari negara itu diketahui mengadakan pemilihan tahun 2019.
Rusia terkenal berusaha untuk mengganggu pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2016.
Banyak pihak menduga bahwa kemenangan Donald Trump sebagai akibat dari campur tangan Rusia.
Propaganda Rusia diketahui semakin membesar di Ukrania setelah mereka menginvasi Krimea pada tahun 2014.