Hitekno.com - Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar 17 April 2019 mendatang, tertanya rentan akan serangan hacker. Hal ini disampaikan oleh Dony Koesmandarin selaku Territory Channel Manager, Kaspersky South East Asia.
Pemilu 2019 menurut prediksinya, rentan jadi sasaran para hacker yang menyerang dan ingin memanipulasi data.
Terlepas dari ada atau tidaknya muatan politik, hacker biasanya menyerang sebuah peristiwa yang menjadi perhatian khalayak luas.
Baca Juga: Ramai di Tik Tok, Netizen Bikin Parodi Debat Pilpres 2019
Dalam hal ini, pesta demokrasi lima tahunan ini dianggap hacker sebagai arena yang tepat untuk menyebar malware.
''Proyeksi saat Pemilu, saya rasa sangat riskan (terserang malware) karena banyak orang tertuju pada hal tersebut. Sementara itu, ada pergeseran tujuan dari hacker saat menyerang. Kalau dulu, mayoritas karena uang.'' ujar Dony Koesmandarin.
''Tapi sekarang, karena mereka ingin diperhatikan. Jadi, mau ada unsur politik atau tidak, harus waspada,'' tambahnya.
Baca Juga: Deretan Momen Ini Sukses Curi Perhatian Selama Debat Pilpres 2019
Selain itu, Dony Koesmandarin juga menegaskan bahwa saat ini, hacker yang menyerang keamanan siber saat Pemilu bisa saja bukan berasal dari Indonesia.
''Makanya saya tidak bisa menyebut dari mana (hacker), pelaku hacker bisa dari mana saja karena malware tidak terikat ruang dan waktu,'' sambung Dony Koesmandarin.
Ia juga memaparkan bahwa penghitungan suara saat Pemilu 2019 bisa saja menjadi sasaran empuk para hacker dalam menjalankan aksinya.
Baca Juga: Ramai Debat Pilpres 2019, Netizen Twitter Buat Berbagai Meme Kocak Ini
''Biasanya (menyerang) manipulasi data dan angka, terutama saat proses penghitungan suara. Kemungkinan menyerang pihak yang melakukan penghitungan suara, baik lembaga survei independen atau pemerintah,'' tutupnya.
Itulah Dony Koesmandarin dari Kaspersky yang mengungkapkan bahaya serangan hacker yang mengancam Pemilu 2019 nanti. (Suara.com/Tivan Rahmat)
Baca Juga: Jelang Pemilu 2019, Ini Jurus Jitu Facebook Lawat Akun Palsu