Hitekno.com - Gelaran Bincang-Bincang Sore yang digelar di Medpresso Coffee Garden, Deresan, Yogyakarta sukses mempertemukan para pelaku startup untuk ngopi sambil membahas dan berdiskusi mengenai bagaimana membangun startup dan mencari sumber pendanaan.
Dengan moderator, Irwan Bajang, gelaran ini dimulai tepat pukul 16.01 WIB dengan pembicara, Samuel A Pangerapan, Dirjen Aplikasi dan Informatika Kementrian Kominfo RI bersama dengan Afit Husni Karim dari HEPTACO dan Urbandigital.id.
Dalam suasana sore yang intim, gelaran Bincang-Bincang Sore ini dimulai dengan pengenalan mengenai startup yang dipaparkan oleh Samuel A Pangerapan. Sederhana, menurut Samuel, startup adalah sebuah proses yang selalu berinovasi dan bergerak maju.
Baca Juga: Haruskan Hapus Foto Mantan di Media Sosial Kita? Baca Ini Dulu
''Startup itu harus keep on going, dan saat ini pemerintah sangat concern dengan hal ini..'' ujar Samuel A Pangerapan singkat.
Keseriusan pemerintah mengenai startup ini menurutnya dimulai dari bagaimana penyamarataan akses internet di seluruh daerah di Indonesia. Hal ini dengan tujuan agar seluruh Indonesia dapat merasakan kecepatan dunia digital yang saat ini sedang marak berkembang.
Menurutnya, startup merupakan bagian dari kecepatan dunia digital yang akan meningkatkan kembali persaingan. Di dunia digital sekarang ini, Samuel menekankan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk memulai sesuatu, asalkan peka untuk mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat.
Baca Juga: Seperti Ini Jika Lampu 20 Ribu Watt Dinyalakan, Bikin Malam Terasa Siang
''Ide adalah uang itu sendiri, dan dibantu dengan kemampuan keras untuk mewujudkan ide, dan kepekaan untuk mengidentifikasi masalah, menyelesaikan masalah, dan membuat inovasi untuk kemudian membuka peluang bisnis'' ungkapnya.
Lebih lanjut, Samuel A Pangerapan menjelaskan bahwa setidaknya saat ini ada tujuh masalah di masyarakat yang menjadi perhatian pemerintah dan perlahan-lahan sedang akan ditangani.
Antara lain mengenai, infrastruktur, SDM, pendanaan, digital, perpajakan, transaksi online, cyber transaksi hingga logistik.
Baca Juga: Bukan di MWC 2019, Huawei P30 Pilih Meluncur di Paris
Menghadapi dunia digital ke depannya, Samuel menjanjikan bahwa deretan masalah yang ia paparkan di atas akan segera ditangani dan dalam proses penanganan oleh pemerintah untuk mempersiapkan masyarakat nantinya.
Duduk bersama dengan Samuel A Pangerapan, Afit Husni Karim dari HEPTACO dan Urbandigital.id berbagi pengalamannya terjun dalam dunia startup.
Sedikit bercerita mengenai startup yang ia bangun, Afit mengaku memulai membangun Urbandigital.id pada tahun 2010 saat Yogyakarta masih belum marak dengan ekonomi digital.
Baca Juga: Banyak Pertanyaan, Customer Ini Buat Driver Ojol Emosi
Perlahan-lahan ide tersebut semakin berkembang hingga pada 2014 akhirnya ia membangun Urbandigital.id dengan modal minim seperti domain dan server.
Total biaya yang Afit habiskan untuk membangun startup ini kurang dari Rp 500.000 yang ia sebut sudah sangat cukup untuk menghidupi anak dan istrinya.
Tidak puas dengan Urbandigital.id, saat ini, dirinya juga membangun HEPTACO yang bergerak dalam bidang digital media. Belum satu tahun sejak startup kecilnya ini beroperasi, namun kini HEPTACO sudah bekerja sama dengan Bekraf dan KANOMAS.
Menjelaskan sedikit mengenai dua startup yang ia bangun, menurutnya perbedaan keduanya terdapat pada sistem bisnis yang dianut.
Jika Urbandigital.id menjalankan sistem B2C atau bussiness to customer, maka HEPTACO yang ia bangun ini penganut B2B atau bussiness to bussiness.
Perbedaan keduanya cukup jelas. di Urbandigital.id, Afit mengaku mendapat untung sendiri karena modal yang ia keluarkan.
Sayangnya, setiap urusan, masalah, bahkan perkara sambat harus ia tanggung sendiri. Apalagi saat membangun Urbandigital.id, dirinya masih belum punya bayangan mengenai pasar yang menjadi targetnya.
Sedangkan untuk HEPTACO, Afit sudah punya pasar besar yang menjadi targetnya serta ia mempunyai beberapa rekan kerja lainnya untuk saling berdiskusi mengenai setiap masalah yang dialami. Untuk HEPTACO, Afit bekerja sama dengan beberapa investor.
Sayangnya, untuk bekerja sama dengan seorang investor butuh visi misi yang sama dan rasa cocok satu sama lain. Menurutnya, menemukan investor tidak hanya mengenai pendanaan.
''Investor itu harus cocok-cocokan, kaya nyari istri atau pasangan gitu. Bukan melulu mengenai yang bawa duit, tapi juga harus punya visi yang sama..'' ucap Afit Husni Karim menjelaskan.
Saat ditanya mengenai bagaimana peran pemerintah dalam pembentukan startup miliknya, Afit mengaku kapok karena sebelumnya pernah dikecewakan oleh salah satu oknum yang mendadak menghilang tanpa penjelasan pasti.
Menanggapi hal ini, Samuel A Pangerapan menjelaskan bahwa cukup sulit untuk meminta pendanaan dari pemerintah untuk memulai membangun startup, pasalnya, pemerintah punya banyak pertimbangan yang harus dipikirkan matang-matang.
Solusi dari hal ini, dirinya mengaku bahwa Kominfo sedang dalam usaha untuk memperkenalkan program Next Indonesia Unicorn yang merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mendukung para startup pemula.
Next Indonesia Unicorn atau Nexticorn ini merupakan ajang pertemuan para startup terbaik di Indonesia yang sudah melalui proses kurasi ketat dengan perusahaan modal ventura dunia. Tujuannya untuk menciptakan para pelaku startup dengan nilai di atas 1 miliar dolar AS,
Nantinya, para pelaku startup ini akan perlahan-lahan membantu pertumbuhan ekonomi dengan memberikan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan.
Di akhir Bincang-Bincang Sore ini, Samuel A Pangerapan menekankan bagi para pelaku startup muda untuk mencoba dan tidak takut dengan kegagalan.
''Jangan pernah takut melangkah, gagal itu pembelajaran yang lebih baik dari kesuksesan..'' ungkapnya menutup perbincangan.
Jadi, para startup pemula, sudah tidak perlu ragu lagi untuk memulai bisnis di dunia digital yang semakin maju saat ini.