Hitekno.com - Sebanyak 60 satelit Starlink berhasil meluncur di orbit Bumi setelah roket Falcon 9 milik SpaceX mengantarkannya di angkasa.
Proyek Starlink merupakan proyek ambisius dari pemilik SpaceX, Elon Musk.
Nantinya, Starlink diharapkan dapat menawarkan internet berkecepatan super tinggi ke seluruh dunia, bahkan sampai Alaska sekalipun.
Baca Juga: Hasil Pengujian Smartphone 5G ZTE, Segini Kecepatan Internetnya
Sebanyak 60 satelit Starlink yang sudah mengorbit Bumi akan diuji coba jaringan internetnya dalam beberapa bulan ke depan.
Proyek Starlink menargetkan 12 ribu satelit dapat mengorbit Bumi dan menyediakan internet murah ke seluruh dunia.
Jika berjalan lancar, belasan ribu satelit itu harus sudah meluncur sebelum tenggat tahun 2027, batas waktu yang diizinkan oleh Federal Communications Commission.
Baca Juga: Jauh Banget Bedanya, Ini Perbandingan Kecepatan Internet 4G vs 5G
''Starlink akan menghubungkan dunia dengan layanan broadband kecepatan tinggi yang handal dan terjangkau,'' cuit SpaceX sesaat sebelum peluncuran di Cape Canavera, Florida, Amerika Serikat.
SpaceX berhasil mengantarkan 60 satelit Starlink pertama mereka pada Kamis (23/05/2019) waktu setempat.
Dalam siaran langsung yang juga dibagikan di akun YouTube resmi SpaceX, mereka menjelaskan bahwa total berat satelit yang dibawa roket Falcon 9 adalah 13.600 kilogram.
Baca Juga: Perbandingan Paket Data Internet Unlimited, Mana yang Benar Tanpa Batas?
Pesawat luar angkasa dilepaskan pada sekitar 440 kilometer di atas Bumi, suatu tempat di atas Samudra Hindia.
Dikutip dari Business Insider, setiap satelit Starlink memiliki ukuran kira-kira sebesar meja kantor dengan berat 227 kilogram.
Baca Juga: Pria Pengangguran Ini Bajak Telepon Umum untuk Berselancar di Internet
Mereka sudah dilengkapi dengan panel surya dan antena untuk mengirim data internet.
Dalam tahap awal, satelit Starlink ditargetkan dapat memindahkan data internet 50 persen lebih cepat dibandingkan dengan kabel serat optik.
Bahkan ketika proyek Starlink sudah sempurna, maka satelit dapat mengirimkan data ke permukaan Bumi dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan cahaya.
Karena tersebar luas dan hanya tergabung dalam satu proyek, biaya internet global diharapkan dapat ditekan sehingga harganya murah serta terjangkau.
Satelit Starlink akan mengorbit di atas Bumi pada ketinggian 440 kilometer.
Itu 65 kali lebih dekat dari satelit geostasioner sehingga data internet yang dapat dikirim akan lebih cepat.
Untuk mencapai tenggat waktu dalam meluncurkan 12 ribu satelit sebelum tahun 2027, SpaceX harus bekerja keras.
Mereka harus meluncurkan lebih dari satu misi Starlink dalam waktu sebulan selama delapan tahun ke depan.
Jika percobaan awal berhasil, dan ribuan satelit Starlink sudah mengorbit Bumi, era internet murah diharapkan dapat tercipta.