Hitekno.com - Di Indonesia, jual beli follower dapat dilakukan atau bahkan diiklankan secara terang-terangan. Namun tunggu dulu, di negara yang satu ini, jual beli follower bisa berakhir di balik jeruji besi.
Kepolisian di Beijing dikabarkan telah menangkap seorang pria yang bermarga Cai.
Seseorang tersebut ditangkap karena menggelembungkan popularitas online seorang artis idol pop China.
Baca Juga: Gagal Jual Produk Padahal Punya 2 Juta Followers, Selebgram Curhat Begini
Bintang terbesar yang terlibat dalam kasus ini adalah penyanyi muda dengan gaya K-pop bernama Cai Xukun alias Kun.
Investigasi dari media milik pemerintah China, CCTV, pada Februari 2019 menghasilkan sesuatu yang janggal terkait dengan popularitas online Kun.
Mereka menemukan bahwa hampir seperempat pengguna Weibo (sekitar 100 juta pengguna) di China telah melakukan aktivitas Share dan Like lagu-lagu terbaru milik Kun.
Baca Juga: Inilah Bobby Kucing Prabowo dengan Puluhan Ribu Follower Instagram
Pengguna Weibo di China terdapat sekitar 462 juta orang, jadi wajar saja apabila ada yang curiga ketika seperempatnya melakukan hal yang janggal.
Tersangka ditangkap karena menjalankan sebuah aplikasi yang relatif baru bernama Xinyuan.
Aplikasi tersebut dapat membuat fake engagement atau keterlibatan palsu di media sosial Weibo.
Baca Juga: 10 Potret Selebgram Samson, Si Sendok Sayur dengan Ribuan Followers
Xinyuan membuat Cai memperoleh sekitar 8 juta yuan atau Rp 16,5 miliar hanya dalam waktu 6 bulan.
Tak hanya fake engagement atau keterlibatan palsu, aplikasi robot itu bisa menyediakan jumlah follower palsu yang signifikan kepada penggunanya.
Dikutip dari Abacus News, berkat kepopulerannya di Weibo dan jumlah follower-nya yang mencapai 25 juta orang, Cai Xukun mendapatkan keuntungan lebih.
Baca Juga: Mirip Song Hye kyo, Ella Gross Punya Jutaan Follower Instagram
Ia berhasil bekerja sama dengan brand terkenal seperti Chanel, L'Oreal, Innisfree dan Vivo.
Meski Cai Xukun sekarang menjadi sorotan, ia bukan satu-satunya selebriti di media sosial yang menggunakan bot untuk mendongkrak popularitasnya.
Kasus lainnya masih akan diselidiki oleh kepolisian China dan kemungkinan masih ada yang akan terbongkar lagi.
Jual beli follower palsu di media sosial memang menggiurkan, namun apabila dilakukan di China sepertinya kita harus berpikir ulang.