Hitekno.com - Cloudera Inc., perusahaan enterprise data cloud mengumumkan bahwa lebih dari setengah dari 30 bank terbesar di Asia Pasifik (tidak termasuk bank milik negara di China) telah memilih Cloudera untuk meningkatkan strategi data mereka guna mengakselerasi transformasi digital, meningkatkan pengalaman pelanggan, mematuhi regulasi dan persyaratan.
Delapan dari 10 bank terbesar di Asia Tenggara adalah pelanggan Cloudera.
Dengan korban kejahatan finansial yang mencapai 75 persen perusahaan di wilayah Asia Pasifik dalam 12 bulan terakhir, ada tekanan terhadap institusi keuangan untuk mengandalkan data, analitik, machine learning dan teknologi AI untuk mengkapitalisasi informasi yang dibutuhkan demi memerangi kejahatan finansial.
Baca Juga: Simalakama Bank Sampah, Antara Finansial dan Prihatin Lingkungan
Melihat kerumitan dan luasnya data penting finansial dan pelanggan, banyak institusi keuangan juga telah memanfaatkan platform cloud-agnostic Cloudera yang dioptimalkan untuk skala dan kompleksitas data yang diinginkan industri.
"Kejahatan finansial adalah salah satu tantangan terbesar bagi bank karena ini tidak saja merugikan secara finansial, namun juga berdampak buruk terhadap reputasi dan hubungan dengan nasabah," ujar Mark Micallef, Vice President of Asia Pacific and Japan, Cloudera.
"Jaringan kejahatan semakin kreatif dan siap memanfaatkan setiap kesempatan di dalam maupun di luar operasi bisnis. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mengatasi lanskap data silo dan data yang sangat banyak, institusi layanan keuangan harus mengadopsi pendekatan inovatif untuk memanfaatkan data dan analitik dengan lebih baik dan melindungi dari ancaman yang sudah diketahui maupun yang tidak dikenali, sambil tetap mengikuti perubahan regulasi. Kami sangat bangga telah dipilih oleh bank-bank terkemuka di wilayah ini untuk membantu mereka membuat keputusan berdasarkan informasi untuk mengamankan perusahaan mereka seiring dengan pertumbuhan perusahaan." lanjutnya.
Baca Juga: Red Hat Bantu Rintis Open Hybrid Cloud di Asia Pasifik
Bank Rakyat Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) adalah salah satu bank BUMN di Indonesia yang bergerak di bidang penyediaan jasa perbankan secara umum.
Bank ini membangun platform big data dimotori oleh Cloudera Enterprise untuk menganalisa data pelanggan dalam jumlah besar yang terakumulasi selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Jangan Gunakan Mobile Banking dengan Aplikasi VPN Gratis, Ini Alasannya
Ini memungkinkan analisa data historis yang terkumpul dalam lima tahun dan menggunakan informasi yang didapatkan untuk mendorong lebih banyak penjualan melalui cross-selling dan upselling.
BRI juga menggunakan Cloudera Data Science Workbench untuk mengembangkan model machine learning untuk mendeteksi penipuan.
Sistem baru ini akan memproses dan mendeteksi pemalsuan secara real time, dengan menyoroti anomali yang ditemukan di rangkaian peristiwa dari beberapa touch point pelanggan seperti ATM dan portal internet banking.
Baca Juga: Lama Dicari, Netizen Akhirnya Temukan Maling yang Diwaspadai Bank
"Karena nasabah mengubah cara mereka melakukan aktivitas perbankan dan mengingat canggihnya penipuan, bank harus memanfaatkan data dan melakukan pendekatan baru untuk menumbuhkan dan melindungi bisnis mereka," kata Indra Utoyo, Direktur IT dan Operasi, BRI.
"Platform Cloudera yang bisa ditingkatkan, aman dan sesuai memungkinkan kami untuk mendapatkan pandangan lengkap mengenai nasabah, memungkinkan kami untuk terus memenuhi permintaan mereka yang terus berubah, serta menawarkan layanan bagi mereka yang tidak terlayani di Indonesia." lajutnya.
"Platform baru ini juga memungkinkan penggunaan machine learning untuk meningkatkan kemampuan pendeteksian penipuan, yang akan membantu mengatasi kekhawatiran mengenai keamanan data." lanjut Indra Utoyo.
United Overseas Bank (UOB)
United Overseas Bank (UOB) adalah bank terkemuka di Asia dengan jaringan global lebih dari 500 cabang dan kantor di 19 negara dan wilayah Asia Pasifik, Eropa dan Amerika Utara. Bekerja sama dengan Cloudera, UOB membangun platform big data kelas enterprise.
Dari platform tersebut tim analitik bisa mengakses data yang relevan dan berkualitas untuk meningkatkan proses bisnis dan mengembangkan solusi baru berdasarkan kecerdasan buatan dan machine learning.
Sebagai contoh, untuk membantu memerangi kejahatan finansial, salah satu dari solusi machine learning memungkinkan analis UOB untuk mengurangi positif palsu atau false positive dari dugaan transaksi pencucian uang sebesar 40 persem.
"Di UOB penggunaan machine learning dan analitik data adalah komponen inti dari pendekatan kami untuk mendeteksi dan mencegah pencucian uang," kata Richard Lowe, Chief Data Officer, UOB.
"Kolaborasi kami dengan Cloudera memungkinkan kami untuk mengembangkan solusi yang lebih tajam dalam mengidentifikasi pola dan hubungan yang bisa memberi sinyal dari transaksi mencurigakan dan dalam memprediksi aktivitas mencurigakan secara lebih akurat." imbuh Richard Lowe.
YES BANK
YES BANK adalah bank swasta terbesar keempat di India dengan keberadaan di 29 negara bagian dan tujuh Union Territories of India.
Dengan mengadopsi Cloudera Enterprise, bank ini bisa menciptakan kampanye yang disesuaikan untuk pelanggan di semua perjalanan pelanggan mereka.
Solusi ini juga memungkinkan bank untuk menggunakan machine learning dan model prediktif untuk mentransformasi proses yang sudah ada untuk mendeteksi penipuan dengan lebih cepat.
"Cloudera memberdayakan kami untuk menjadi organisasi yang dimotori oleh informasi," kata Anup Purohit, Chief Information Officer, YES BANK.
"Dengan Cloudera Enterprise kami bisa menggali jumlah besar data dari transaksi keuangan dan menciptakan algoritma machine learning. Kombinasi dari pembelajaran ini pada akhirnya memungkinkan pengembangan bisnis dengan menawarkan pengalaman digital yang berbeda kepada pelanggan kami, sekaligus menekan risiko." tambah Anup Purohit.