Hitekno.com - Data yang dipaparkan sebuah perusahaan penasihat finansial bikin geger. Betapa tidak, dalam data itu, tercantum sejumlah sekolah taman kanak-kanak (TK) dengan iuran bulanan selangit.
Dalam data itu, terlihat sejumlah TK yang membanderol uang pangkal dan uang Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) dengan nilai yang sungguh fantastis.
Di data tersebut, tercantum TK dengan uang pangkal paling murah yakni senilai Rp 15 juta dan uang SPP bulanan sebesar Rp 600 ribu. Tapi, itu yang paling murah lho guys.
Baca Juga: Pamer Foto Bareng YouTuber Prank Ojol, Fadli Zon Malah Dihujat Netizen
Nah, data itu juga memperlihatkan TK dengan nilai uang pangkal dan bulanan paling mahal. Yakni uang pangkalnya: Rp 68 juta dengan jumlah SPP bulanan senilai Rp 5,2 juta.
Seorang warga jejaring sosial Twitter pengguna akun @p*****an, mengunggah data tersebut di linimasa sambil membubuhkan cuitan sindiran.
"Lulus dari TK di sini bisa langsung jadi PNS nih," ujar akun @p*****an, Selasa (10/12/2019).
Baca Juga: Pedangdut Lakukan Percobaan Bunuh Diri Saat Live IG, Ini Fakta Sebenarnya
Tak pelak, data itu ikut bikin geregetan sejumlah warga Twitter. Mereka mengomentari unggahan @p*****an dengan cuitan sindiran dan mengocok perut.
Berikut komentar-komentar lucu warga Twitter seperti dirangkum Hitekno:
"TK-nya mahal-mahal karena ikatan dinas sama perusahaan kenamaan. Lulus TK langsung direkrut sama PT Mencari Cinta Sejati," cuit akun @teduuuh.
Baca Juga: Sentil Dirut Garuda, Komika: 'Selundupin Kentang McD ke XXI aja Deg-degan'
"Itu bisa 68 juta + spp 5.2 itu di sekolahnya diajarin ninjutsu?" kicau akun @mantuidamaannn.
"Pasti ekskulnya ada quidiknya Harry Potter," cuit akun @SzhyObeKK.
"Pasti anak TK-nya nggak kayak gue, yang naik sepeda terus seragam celana bawahnya pada item karena kena oli sepeda wkwk," kicau akun @Dinialhq.
Baca Juga: Erick Thohir Jadi Tukang Bakso, Warga Twitter: 'Itu Intel Nyamar'
"Lulus langsung masuk SMP," cuit akun @abaiquny.
"Lulus TK jadi wakil rakyat," kicau akun @robokamerun.
Yang terang guys, semakin mahal harga yang mesti dibayar, semakin moncer pula kualitas dan fasilitas yang diterima oleh anak didik.