Hitekno.com - Siapa yang tidak memakai aplikasi chatting WhatsApp? Pasti kamu juga memakai WhatsApp juga. Popularitasnya memang tak diragukan lagi.
Setelah sekitar 10 tahun hadir secara gratis, aplikasi chatting ini bakal memulai cari uang dengan menampilkan iklan di layanannya.
Seperti diketahui, upaya Facebook membeli WhatsApp dengan harga cukup tinggi bukan tanpa alasan. Pastinya untuk meraup keuntungan pula.
Baca Juga: Akhirnya, Facebook Akui Bantu Kemenangan Donald Trump di Pemilu AS
Seperti layanan milik Facebook lainnya, iklan adalah sumber pendapatan perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat ini.
Rencana pemasangan iklan di aplikasi WhatsApp ini bakal dimulai pada 2020. Hal ini diungkap oleh konsultan media sosial Matt Navarra.
Melalui akun Twitternya, Matt Navarra menyampaikan kabar ini lewat akun Twitternya pada Mei 2019 kemarin. Dari sini terungkap bagaimana iklan akan muncul di WhatsApp.
Baca Juga: WhatsApp Cetak Rekor Baru, Kirim 100 Miliar Pesan Saat Tahun Baru 2020
Nantinya, iklan akan dimunculkan di aplikasi chatting ini lewat status atau storie. Semacam storie di Instagram yang sudah disematkan iklan juga.
Ketika kamu melihat storie atau status WhatsApp orang lain, nantinya akan diselipkan beberapa iklan di sana yang akan kamu lihat.
Keputusan memasangkan iklan di aplikasi WhatsApp ini sebenarnya menimbulkan pro dan kontra. Antara dua pendirinya dengan tim Facebook.
Baca Juga: Susul Instagram dan Facebook, WhatsApp Akan Sematkan Iklan di Aplikasi?
Brian Acton dan Jan Koum, mantan karyawan Yahoo yang akhirnya mendirikan WhatsApp ini dilaporkan Metro.co.uk berselisih dengan tim Facebook soal iklan.
Keduanya sempat mengusulkan cara lain untuk mendapatkan keuntungan melalui WhatsApp, namun Facebook tetap kekeh memakai iklan.
Yang akhirnya membuat Brian Acton dan Jan Koum memutuskan untuk cabut dari perusahaan yang mereka dirikan sejak 2009 silam.
Baca Juga: Cetak Rekor, 100 Miliar Pesan Dikirim Melalui WhatsApp di Malam Tahun Baru
Pada 2012 lalu, WhatsApp sempat berjanji kalau tidak akan menampilkan iklan di aplikasi mereka. Juga tidak mengumpulkan data pengguna dalam jumlah besar.
"Iklan bukan hanya gangguan estetika, penghinaan terhadap kecerdasan kamu dan gangguan pemikiran kamu," tulis WhatsApp seperti dimuat Metro.co.uk.
Namun semuanya berubah, awal 2020 ini, Chris Daniels, Vice President WhatsApp mengungkap rencana mereka memasang iklan di status aplikasi chatting tersebut.
"Itu akan menjadi mode monetisasi utama bagi perusahaan serta peluang bagi menjangkau orang-orang di WhatsApp," ungkapnya.
Para pendiri WhatsApp ini pun tidak menyukai keputusan iklan tersebut, dan menjadi alasan kenapa mereka meninggalkan perusahaan.
Sebelum dibeli Facebook, WhatsApp sempat berbayar 1 dolar AS untuk setahun. Namun aplikasi chatting ini jadi gratis sepenuhnya seperti yang kita pakai.
Akankah WhatsApp akan mengembalikan berbayar 1 dolar AS setahun sebagai untuk versi pro tanpa iklan? Berharap saja Facebook mau melakukannya.