Hitekno.com - Seperti diketahui, banyak video porno yang beredar di media sosial seperti Twitter. Meski sudah ada upanya pemberantasan, namun tetap saja bermunculan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut pemberantasan konten negatif di Twitter yang hingga kini masih didominasi video porno masih sulit dilakukan.
Ferdinandus Setu selaku Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kominfo membeberkan alasannya, yakni perbedaan regulasi di setiap negara.
Baca Juga: Target Kominfo, Indonesia Punya 3 Unicorn Baru di 2024
"Di beberapa negara, pornografi dewasa dianggap sebagai sebuah industri. Hal ini tentu berbeda dengan peraturan yang ditetapkan di Indonesia," jelasnya di Kuningan, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
"Makanya, itulah kenapa (konten pornografi) di Twitter sudah kami take down, tapi masih banyak. Kalau di negara-negara asing, konten (pornografi) tertentu bisa dibuka, di Tanah Air nggak bisa," lanjut Ferdinandus Setu.
Namun, meski sulit bukan berarti Pemerintah dalam hal ini Kominfo berdiam diri. Terbukti, sampai hari ini, penanganan sudah ada 1,8 juta konten yang di take down.
Baca Juga: Lagi, Menkominfo Minta Netflix Turunkan Harga di Indonesia
"Dari angka itu 600 ribu terkait konten itu Twitter, memang isunya (didominasi) pornografi kami akui," lanjutnya.
Bahkan, hingga kini Kominfo menyebut bahwa Twitter menjadi salah satu platform paling dipantau pemerintah. Pasalnya, media sosial berlogo burung biru itu masih rentan terhadap konten negatif.
"Sistem patroli mulai Januari 2018, sudah tahun kedua. Sebelumnya sudah punya, tapi terbatas. Namun, kami makin mengawal serius dengan mesin AIS," pungkas lelaki berkacamata itu.
Baca Juga: Menkominfo Mengaku Tak Pernah Tutup Indoxxi, Lalu Siapa?
Itulah penjelasan Kominfo kenapa video porno di Twitter susah untuk diberantas. (Suara.com/ Tivan Rahmat).