Hitekno.com - Formula E atau gelaran balap mobil listrik rencananya akan digelar di Jakarta. Penggelaran balapan ini menimbulkan polemik yang cukup panjang.
Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membatalkan gelaran balap mobil listrik Formula E di kawasan cagar budaya Lapangan Merdeka dan Monumen Nasional (Monas).
Seruan tersebut terlampir dalam pernyataan sikap IAAI di Jakarta, Jumat (21/2/2020). Penolakan itu disampaikan untuk menyelamatkan situs cagar budaya Lapangan Merdeka dan Monumen Nasional.
Baca Juga: Begini Jadinya Jika Netizen Main Plesetan Monas, Bukannya Ngakak Tapi Lapar
"Mendesak agar Komisi Pengarah Situs Cagar Budaya Lapangan Merdeka dan Monumen Nasional (Monas) membatalkan izin pelaksanaan balap mobil Formula E di dalam area Situs Cagar Budaya Lapangan Merdeka dan Monumen Nasional," ujar Ketua IAAI Wiwin Djuwita Ramelan.
Wiwin menyebut pemanfaatan situs cagar budaya tersebut untuk penyelenggaraan Formula E mengenyampingkan kepatutan, sebagaimana layaknya cagar budaya yang dinilai penting sebagai lambang perjuangan bangsa Indonesia.
Menurut dia, pemanfaatan situs cagar budaya untuk ajang balap Formula E telah melanggar Undang Undang no 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang mengatur setiap pemanfaatan yang berpotensi kerusakan lingkungan, wajib didahului dengan kajian dampak lingkungan.
Baca Juga: Revitalisasi Monas Kembali Ramai, Netizen Serukan #MisteriPohonMahoni
"Mendesak agar Pemprov DKI Jakarta segera menghentikan proses pembongkaran kawasan cagar budaya Lapangan Merdeka yang dapat mengakibatkan kerusakan lebih besar," ujar dia.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai penyelenggara Formula E akan melakukan pengaspalan di kawasan cagar budaya Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada awal Maret 2020.
Pengaspalan akan dilakukan di atas batu besar (cooblestone) yang telah ada di kawasan cagar budaya tersebut. Selain itu, Jakpro akan menyelesaikannya dalam 60 hari sebelum hari penyelenggaraan Formula E, atau pada 6 Juni.
Baca Juga: Ramai Polemik Revitalisasi Monas, Netizen Gaungkan #SaveMonasSaveJakarta
"Sekarang yang penting bagaimana kita memanfaatkan cagar budayanya. Sama seperti Borobudur Prambanan yang dibuat acara Jazz," ujar Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
"Apakah merusak Borobudur? Apakah halaman yang termasuk cagar budaya? Iya. Terus masa tidak boleh memanfaatkan tanah, buktinya di situ ada Lenggang Jakarta," kata Dwi.
Itulah polemik Formula E yang mendapatkan penolakan oleh Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia. (Suara.com/ Liberty Jemadu).
Baca Juga: Kawasan Monas Dekat Istana #Banjir, Netizen Salahkan Anies Tebang Pohon