Video yang Klaim Jamu Ampuh Lawan Virus Corona Dihapus Google Indonesia

Video yang mengklaim jamu bisa melawan virus corona belum terbukti secara medis dan cenderung untuk membuat penonton tidak mencari bantuan medis.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Senin, 09 Maret 2020 | 19:50 WIB
Logo Google. (Instagram/@google)

Logo Google. (Instagram/@google)

Hitekno.com - Belum lama ini beredar klaim bahwa jamu atau ramuan tradisional lainnya ampuh untuk lawan virus corona, kini video mengenai hal tersebut dihapus Google Indonesia

Head of Public Policy and Government Relations Google Indonesia Putri Alam mengatakan pihaknya telah melakukan take down terhdap konten yang mengklaim obat-obatan alternatif seperti jamu, lebih ampuh menangkal virus corona baru.

"Namun bukan berarti semua video terkait jamu kita take down. Misalnya ada video-video yang mengaku lebih ampuh daripada ke dokter, itu pasti kita take down," kata Putri saat ditemui di Jakarta, Senin (9/3/2020).

Baca Juga: 5 dari 177 Hoaks Terkait Virus Corona Temuan Kominfo Diproses Hukum

Menurut dia, video-video yang mengklaim jamu atau ramuan tradisional bisa melawan virus corona belum terbukti secara medis dan bahkan cenderung untuk membuat penonton tidak mencari bantuan medis.

"Karena untuk isu kesehatan pasti sensitif banget. Pokoknya apa aja yang bisa mengurungkan niat viewer atau pengguna untuk mencari bantuan medis profesional, pasti kita take down," tegas Putri.

Ilustrasi virus corona. (Pixabay)
Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Namun, Putri juga mengatakan apabila terdapat konten yang sifatnya mampu mendorong pengguna untuk menjaga daya tahan tubuh, kemungkinan besar Google tidak akan menurunkan konten tersebut.

Baca Juga: Prototype Nintendo PlayStation Dilelang, Laku Rp 5,1 Miliar

Google sendiri memiliki mesin pintar untuk memonitor dan menyeleksi konten-konten yang bertentangan dengan community guidelines (aturan komunitas / ekosistem Google) untuk diturunkan dari platform-platformnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, publik dapat berpartisipasi untuk melaporkan konten-konten yang luput dari pantauan mesin pintar Google melalui fitur flag yang terdapat di platform Google seperti mesi pencari, YouTube, hingga Google Play.

"Konten-konten yang melanggar kebijakan community guidelines kami pasti akan terdeteksi dan take down oleh machine learning kami. Tapi teknologi kan enggak sempurna, sehingga kita juga harus mengandalkan laporan dari publik melalui flagging tools kita," jelas Putri.

Baca Juga: AnTuTu Benchmark Lenyap dari Google Play Store, Ini Penyebabnya

"Dan kalau kayak gitu, akan kita review secara manual. Kalau masih ada yang lolos juga, biasanya pemerintah secara satu pintu lewat Kominfo akan request take down berdasarkan hukum yang berlaku di negara setempat," tutup dia.

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.(Suara.com/Liberty Jemadu)

Baca Juga: Rayakan Hari Perempuan Sedunia, Ini yang Ditampilkan Google Doodle

Berita Terkait
Berita Terkini

Inisiatif ini bertujuan membekali jurnalis dan staf media lokal dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mengim...

internet | 22:25 WIB

Suara.com, Beritajatim.com dan ISTTS membantu media lokal dalam pemanfaatkan AI....

internet | 22:25 WIB

FlexiCicil hadir sebagai solusi inovatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin memenuhi kebutuhan pembayaran....

internet | 10:31 WIB

REEL LIFE Film Camp memilih 24 peserta terbaik untuk berkecimpung di industri....

internet | 12:15 WIB

Modul Pelatihan Gemini Academy bisa diakses mandiri oleh guru-guru yang memiliki akun belajar.id....

internet | 13:13 WIB