Sementara itu pakar kesehatan dr Tan Shot Yen menjelaskan dalam kanal YouTube Henry Remanlay, bahwa ada metode mematikan kuman, termasuk virus dan bakteri, menggunakan sinar ultraviolet. Namun inipun masih dalam penelitian.
"Mematikan kuman memang ada metode yang disebut memberikan cahaya ultraviolet, diberikan cahaya matahari, diberikan panas bahkan direbus. Tapi tidak benar bahwa orang dengan berjemur matahari itu kaya kita merebus virusnya. Itu tidak masuk akal," jelas ahli nutrisi Dokter Tan Shot Yen seperti Suara.com kutip dari kanal YouTube Henry Remanlay.
Laman Myth Busters atau pembasmi mitos Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan keterangan terkait penggunaan sinar ultraviolet untuk membunuh virus Corona Covid-19.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Pasien Virus Corona Pertama di Indonesia WNA Belanda?
Disebutkan bahwa sinar ultraviolet memang bisa membunuh virus jika disinari kepada suatu benda dalam waktu tertentu. Hanya saja dampaknya berbahaya jika disinari ke kulit manusia.
"Lampu sinar ultraviolet tidak boleh digunakan untuk mensterilkan tangan karena bisa menimbulkan radiasi dan menyebabkan kanker kulit," tulis WHO.
Penjelasan manfaat sinar matahari:
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Taruh Amoxicillin ke Tandon Air Cegah Virus Corona?
Lalu bagaimana dengan manfaat sinar matahari untuk kekebalan tubuh? Dokter Tan menjelaskan bahwa menjemur badan di bawah sinar matahari justru untuk mendapatkan vitamin D3. Vitamin D tersebut bisa didapat tanpa overdosis hanya dari cahaya matahari pagi.
Lebih lanjut, Dokter Tan memaparkan bahwa ada tiga jenis ultraviolet dari paparan sinar matahari, yakni ultraviolet a, ultraviolet b dan ultraviolet c. Sementara yang dibutuhkan tubuh manusia hanya ultraviolet b.
"Jadi, Ultraviolet b yang mengandung provitamin D3, masih Pro ya, itu bersama dengan kolesterol di bawah kulit kita akan dibentuk yang namanya vitamin D3. Inilah yang menjadi sumber kekebalan tubuh manusia," paparnya.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Jenazah Ibunda Jokowi di Pemakaman Naik Ke Permukaan?
Sedangkan ultraviolet b, pada negara tropis seperti Indonesia, bisa dirasakan pada sekitar pukul 10 pagi.
"Jam 10 itu udah panas. Jadi, jangan jemur sampai gosong. Buat yang kulitnya terang, 15 menit cukup. Kalau yang kulitnya agak gelap ya mungkin butuh sekitar 20 menit," ujarnya.
Sementara paparan sinar matahari yang dikhawatirkan dapat menyebabkan kanker merupakan ultraviolet a. Dokter Tan menjelaskan, ultraviolet a memiliki sifat gelombang yang panjang.
Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Tim Medis China datang ke RI Bantu Atasi Covid-19?
"Jadi kalau pun matahari masih jauh banget, misalnya masih jam 6 atau setengah 6 cahaya matahari bernama gelombang ultraviolet a itu bisa masuk ke permukaan bumi. Ultraviolet ini yang harusnya kita hindari karena menyebabkan kanker dan keriput," tutupnya.
Kesimpulan: Konten menyesatkan/misleading content
Berdasarkan penelusuran dan cek fakta dari keterangan pakar-pakar di atas, diketahui sinar matahari memang memiliki manfaat baik bagi kekebalan tubuh.
Meski begitu, berjemur di bawah sinar matahari tidak bisa membunuh virus Corona Covid-19 dan bukan cara utama pencegahan.
Cara utama mencegah tertular virus Corona Covid-19 saat ini adalah tinggal di dalam rumah dan tidak pergi ke mana-mana, rajin membersihkan lingkungan dengan disinfektan, dan juga cuci tangan pakai sabun.
Itulah hasil cek fakta dari pesan berantai yang mengklaim kalau virus corona bisa dibunuh lewat berjemur di bawah sinar Matahari, yang ternyata tidak benar. (Suara.com/ M. Reza Sulaiman).