Grup WhatsApp Jadi Tempat Berbahaya Penyebaran Hoaks COVID-19

Penyebaran informasi tidak benar melalui Whatsapp grup dinilai paling rentan terjadi.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Kamis, 14 Mei 2020 | 20:10 WIB
Ilustrasi WhatsApp. (pixabay/Eastlandtunes)

Ilustrasi WhatsApp. (pixabay/Eastlandtunes)

Hitekno.com - Ada hal lain yang perlu diwaspadai terkait pandemi COVID-19 kali ini, yaitu penyebaran hoaks, terutama melalui grup WhatsApp. 

"Berbahaya justru media tertutup seperti WA grup. Ini kan selama kita di rumah, isengnya kan WA grup," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Prof. Dr. Widodo Muktiyo, S.E., M.Kom dalam siaran langsung pada kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (13/5/2020).

Widodo menjelaskan, ada tiga level dalam penyebaran berita bohong di masyarakat. Level pertama terjadi melalui jaringan internet secara luas. Level kedua melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Level ketiga melalui jaringan Whatsapp grup dan dianggap menjadi yang paling berbahaya.

Baca Juga: Makan Mie Instan Pakai Cabai 45 Biji Viral, Netizen: Ususnya Menangis

"Informasi sekarang sudah era medsos. Bisa memproduksi sendiri, menyebar sendiri, tidak ada izin. Hanya nanti memang kita punya dalam UU ITE kalau menyalahi aturan maka ada sanksinya," kata Widodo.

Ia menyampaikan, sampai hari ini ada 103 kasus penyalahgunaan internet di media sosial yang bermasalah hukum. Sementara terkait penyebaran berita bohong terkait Covid-19 tercatat 686 per hari ini.

Ilustrasi WhatsApp. (unsplash/Antoine Julien)
Ilustrasi WhatsApp. (unsplash/Antoine Julien)

"Artinya memang tidak serta merta mengonsumsi informasi. Ada oknum masyarakat yang sengaja membuat informasi jadi gaduh," ucapnya.

Baca Juga: Surat Bebas COVID-19 Dijual Bebas, Bukalapak dan Tokopedia Buka Suara

Terkait penyebaran hoaks di media sosial, Widodo menjelaskan bahwa jika terbukti ada pelanggaran, pemilik akun bisa ditangkap oleh pihak keamanan. Jika tidak, tindakan yang diambil dengan takedown akun penyebar informasi palsu tersebut.

"Masyarakat jangan sampai menelan semua informasi. Informasikan ibarat makanan. Kalau makanan dan pikiran terlalu macam-macam, sampai gak ngerti benar atau salahnya. Pada saat isu melebar ke ekonomi, sosial, bantuan sosial akan memudahkan persepsi keliru dan merugikan kita sebagai bangsa," tuturnya. (Suara.com/Lilis Varwati)

Baca Juga: 3 Indonesia Sediakan Internet Gratis untuk 23 Rumah Sakit di 20 Kota

Berita Terkait
Berita Terkini

Inisiatif ini bertujuan membekali jurnalis dan staf media lokal dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mengim...

internet | 22:25 WIB

Suara.com, Beritajatim.com dan ISTTS membantu media lokal dalam pemanfaatkan AI....

internet | 22:25 WIB

FlexiCicil hadir sebagai solusi inovatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin memenuhi kebutuhan pembayaran....

internet | 10:31 WIB

REEL LIFE Film Camp memilih 24 peserta terbaik untuk berkecimpung di industri....

internet | 12:15 WIB

Modul Pelatihan Gemini Academy bisa diakses mandiri oleh guru-guru yang memiliki akun belajar.id....

internet | 13:13 WIB