Jelang Pemilu Amerika Serikat, Facebook Tolak Iklan Media Asing

Facebook juga akan menandai konten-konten dari media-media asing, termasuk media Rusia dan China.

Agung Pratnyawan

Posted: Minggu, 07 Juni 2020 | 06:45 WIB
Ilustrasi Facebook. (HiTekno.com)

Ilustrasi Facebook. (HiTekno.com)

Hitekno.com - Media sosial Facebook telah mengambil sikap menjelan pemilu Amerika Serikat. Terutama sikap mengenai iklan yang cukup tegas.

Facebook pada Kamis (4/6/2020) mengumumkan bahwa platformnya di Amerika Serikat tidak akan menerima iklan dari media-media milik pemerintah asing di seluruh dunia.

Aturan yang berlaku musim panas itu adalah upaya mencegah campur tangan asing dalam pemilu Amerika Serikat yang digelar November.

Baca Juga: Kembangkan Gopay, Gojek Bakal Gunakan Dana dari Facebook dan Paypal

"Mulai musim panas ini, kami akan mulai memblokir iklan dari media-media ini di AS, sebagai upaya perlidungan dari berbagai jenis pengaruh asing dalam perdebatan publik jelang pemilihan umum November 2020," jelas Facebook seperti dilansir CNBC.

Media-media asing milik pemerintah juga akan diber label oleh Facebook. Beberapa di antaranya adalah Russia Today dan Sputnik dari Rusia serta CCTV dan Xinhua dan China.

Ilustrasi Facebook. (Pexels)
Ilustrasi Facebook. (Pexels)

Pada 2019 lalu, Facebook meraup 70 miliar dolar AS atau sekitar Rp 979 triliun dari iklan. Tetapi Facebook mengatakan bahwa, media-media yang didukung pemerintah asing jarang beriklan di AS.

Baca Juga: Facebook, PayPal, Google, dan Tencent Tanamkan Investasi di Gojek

Selain menolak iklan, Facebook juga mengatakan akan mulai memberi label pada konten atau laman milik media-media di luar AS. Facebook berharap kebijakan ini bisa membuat layanannya lebih transparan.

Adapun kebijakan baru ini diterapkan setelah Facebook dihujani kritik, bahkan dari pegawainya sendiri, karena tidak memoderasi konten-konten Presiden Donald Trump yang dinilai memantik konflik rasial di Amerika Serikat.

Bos sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan Trump dibiarkan sesukanya karena Facebook mendukung kebebasan berpendapat dan meyakini bahwa sebagai platform media mereka tak berhak mengambil peran sebagai hakim yang menentukan kebenaran.

Baca Juga: Gojek Dapat Kucuran Dana Investasi dari Facebook

Kebijakan Facebook itu berkebalikan dari Twitter yang dengan tegas menandai konten-konten Trump yang berisi hoaks dan menutupi unggahan yang dinilai mengagungkan kekerasan. Trump diberi sanksi karena ia melanggar syarat dan ketentuan penggunaan Twitter.

Itulah kebijakan Facebook untuk menolak iklan media asing yang diambil menjelang pemilu Amerika Serikat. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Baca Juga: Cuma Pakai Facebook dan Instagram, Luhut Binsar Bantah Punya Akun Twitter

Berita Terkait
Berita Terkini

Unlimited Suka-Suka memberikan akses internet dengan memberikan jaminan terkoneksi ke layanan 4G Smartfren selama masa b...

internet | 13:00 WIB

Workshop ini merupakan kolaborasi antara UAJY dan Suara.com yang didukung oleh Program Dana Padanan Kemendikbud....

internet | 17:04 WIB

VPN online memungkinkan pengguna internet di Indonesia untuk terhindar dari risiko keamanan siber....

internet | 17:26 WIB

Program Dell AI untuk Telekomunikasi, yang merupakan bagian dari Dell AI Factory, menjawab semua tantangan tersebut deng...

internet | 15:13 WIB

Zoho Analytics versi baru ini menambahkan kekuatan, kecerdasan, dan fleksibilitas untuk melayani lebih banyak bisnis....

internet | 15:04 WIB