Petakan Masyarakat yang Berwisata, DIY Rilis Aplikasi Cared+ Jogja

Kepala Diskominfo DIY Rony Primanto Hari menerangkan, aplikasi yang disebut paspor digital ini juga membantu Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

Agung Pratnyawan

Posted: Kamis, 25 Juni 2020 | 13:25 WIB
Ilustrasi Jogja. (Humas Pemda DIY)

Ilustrasi Jogja. (Humas Pemda DIY)

Hitekno.com - Dalam menyambut masa new normal, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY telah meluncurkan aplikasi bernama Cared+ Jogja. Yakni aplikasi yang memetakan kujungan wisatawan ke Yogyakarta.

Aplikasi Cared+ Jogja mengandalkan fungsi scan QR code untuk mendeteksi hingga mengetahui kondisi kesehatan wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

Kepala Diskominfo DIY Rony Primanto Hari menerangkan, aplikasi yang disebut sebagai paspor digital ini juga bisa membantu Gugus Tugas Penanganan Covid-19 melacak orang yang terindikasi atau positif corona.

Baca Juga: Kembali Terjadi, Driver Ojol Jogja Kena Order Fiktif

"Adanya paspor atau id digital itu jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kasus positif Covid-19 yang terjadi di Indogrosir di Kabupaten Sleman beberapa waktu lalu, gugus tugas akan mudah dalam melakukan pemetaan siapa saja yang mendatangi suatu wilayah, asalnya dari mana, dan data lainnya yang dibutuhkan saat melakukan upaya tracing," ujar Rony, dihubungi SuaraJogja.id, Rabu (24/6/2020).

Rony memaparkan bahwa nanti aplikasi tersedia di laman https://cared-diy.jogjaprov.go.id/ dan saat ini belum tersedia di Play Store atau App Store. Wisatawan atau pelancong yang sudah mengunduh aplikasi tersebut akan diminta untuk mengisi sejumlah pertanyaan sebelum masuk ke aplikasi Cared+ Jogja.

"Aplikasi tersebut tidak hanya berisi scan QR code, tapi ada beberapa pilihan, seperti screening pribadi apakah seseorang punya indikasi terpapar Covid-19, informasi mengenai rekomendasi kesehatan, peta persebaran OTG, ODP, maupun PDP, bahkan tips menjaga kesehatan agar terhindar dari penularan corona," terang Rony.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Bagikan Potret Lawas Tugu Jogja, Bikin Netizen Bingung

Lebih lanjut, terkait dengan prosedur penggunaan aplikasi Cared+ sendiri, sebelum menjawab pertanyaan seputar kondisi kesehatan, pengguna aplikasi akan diminta registrasi dengan menggunakan akun Facebook maupun email pribadi pengguna. Setelah proses registrasi selesai, pengguna aplikasi akan diminta menjawab 10 pertanyaan.

Salah seorang pengguna menunjukkan aplikasi Cared+ Jogja yang telah diunduh di handphone miliknya. - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)
Salah seorang pengguna menunjukkan aplikasi Cared+ Jogja yang telah diunduh di handphone miliknya. - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Setelah menjawab 10 buah pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan pengguna, aplikasi akan mengarahkan pengguna ke home aplikasi Cared+. Setelah itu, pengguna akan diminta untuk melengkapi data pribadi di antaranya nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor telepon pribadi, dan domisili.

Kominfo, lanjut Rony, nantinya akan memfasilitasi objek wisata, mal, kafe, dan objek vital lainnya yang dinilai menjadi pusat keramaian dengan sebuah dashboard untuk mendata masyarakat maupun pengunjung yang sudah memiliki paspor digital.

Baca Juga: Netizen Ungkap Starter Pack Jadi Orang Jogja, Kompas Berjalan Paling Ngakak

"Misalnya, pengelola mal bisa mengetahui siapa yang datang, dari mana asal mereka, jumlah pengunjung per harinya, arus orang datang seperti apa, nanti akan ketahuan, dashboard-nya akan kami serahkan ke masing-masing pengelola baik pelaku wisata, pengelola mal, gedung bioskop, dan pengusaha kafe dan lainnya," terang Rony.

Adapun, QR code yang tertera di home aplikasi Cared+ berisikan data pribadi pengguna, yang nantinya akan digunakan oleh pengelola objek wisata maupun tempat-tempat umum yang telah menerapkan scan QR code aplikasi Cared+. Data tersebut akan dimiliki oleh pengelola tempat-tempat umum dalam melakukan pemantauan mobilitas pengunjung di tempatnya masing-masing.

"Misalnya, pengguna aplikasi Cared+ ke mal, pengguna aplikasi kemudian akan melakukan scanning QR code, data tersebut akan masuk di dashboard pengelola mal, kemudian akan di-counting, berapa yang sudah masuk ke mal. Karena mal itu kan ada pembatasan. Misalnya maksimal 1.000 orang, berdasarkan data yang masuk sudah 1.002. Berarti pengunjung tidak akan diperbolehkan untuk masuk. Pengunjung menunggu di luar," terang Rony.

Baca Juga: Salut, Driver Ojol Jogja Ini Gratiskan Ongkir untuk Bantuan Sembako

Saat ini pihaknya terus mengembangkan aplikasi Cared+ Jogja. Dalam menjaga keamanan data pengguna, kata Rony, pihaknya menggunakan sistem computer system incident respons (CSIR) untuk menjaga keamanan server Kominfo.

"Kominfo juga sudah mempunyai protokol keamanan yang sudah tersertifikasi oleh ISO 27001. Artinya, Kominfo sudah siap menanggulangi serangan hacker yang ingin melakukan upaya pencurian data. Kami sudah tersertifikasi. Artinya, kami mampu dan siap dengan berbagai macam serangan hacker dan upaya scamming," ungkap dia.

Itulah upaya Diskominfo DIY meluncurkan aplikasi Cared+ Jogja yang memetakan kujungan wisatawan ke Yogyakarta saat new normal. (SuaraJogja.id/ Muhammad Ilham Baktora).

Berita Terkait
Berita Terkini

Inisiatif ini bertujuan membekali jurnalis dan staf media lokal dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mengim...

internet | 22:25 WIB

Suara.com, Beritajatim.com dan ISTTS membantu media lokal dalam pemanfaatkan AI....

internet | 22:25 WIB

FlexiCicil hadir sebagai solusi inovatif bagi masyarakat Indonesia yang ingin memenuhi kebutuhan pembayaran....

internet | 10:31 WIB

REEL LIFE Film Camp memilih 24 peserta terbaik untuk berkecimpung di industri....

internet | 12:15 WIB

Modul Pelatihan Gemini Academy bisa diakses mandiri oleh guru-guru yang memiliki akun belajar.id....

internet | 13:13 WIB