Akhir Tahun Ini, Google Akan Membayar Konten Berita

Perusahaan mengumumkan beberapa kesepakatan lisensi baru dengan penerbit di Jerman, Australia dan Brasil

Dinar Surya Oktarini

Posted: Selasa, 30 Juni 2020 | 17:03 WIB
Logo Google. (Instagram/@google)

Logo Google. (Instagram/@google)

Hitekno.com - Usai bertahun-tahun menolak permintaan penerbit, Google akan mulai membayar untuk menampilkan konten berita dari beberapa outlet media

Pada Kamis (25/6/2020) Google mengumumkan beberapa kesepatakan lisensi baru dengan penerbit di Australia, Brasil dan Jerman, sebagai bagian dari pengalaman berita baru yang akan dirilis akhir tahun ini. 

"Ini akan fokus pada konten berkualitas tinggi," kata Brad Bender, Google VP Product Management untuk News dalam posting blog, dilansir laman CNN Business, Selasa (30/6/2020).

Baca Juga: Harganya Murah, Redmi 9A dan Redmi 9C Resmi Meluncur

"Program ini akan membantu penerbit yang berpartisipasi memonetisasi konten mereka melalui pengalaman bercerita yang disempurnakan, yang memungkinkan orang masuk lebih dalam ke cerita yang lebih kompleks, tetap terinformasi dan terpapar ke dunia dengan berbagai masalah dan minat yang berbeda," kata Bender.

Google sedang berbicara dengan penerbit di beberapa negara lain dan berharap menambah daftar dalam beberapa bulan mendatang. Penerbit dengan penawaran pertama termasuk perusahaan Australia Schwartz Media, The Conversation dan Solstice Media; Diarios Associados dan A Gazeta Brasil; dan Der Spiegel Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, Die Zeit dan Rheinische Post.

Bender juga mengatakan, Google akan segera mulai membayar penerbit untuk memungkinkan pembaca akses gratis ke artikel tertentu yang biasanya terkunci di balik paywall.

Baca Juga: Realme Buds Q Resmi Dijual di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya

"Dengan berita lokal di bawah tekanan, menemukan saluran baru dan pemirsa baru untuk konten premium kami, di lingkungan yang aman dan dikuratori, adalah prioritas tinggi," Paul Hamra, direktur pelaksana dan penerbit dua surat kabar Australia yang dimiliki Solstice Media, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Google telah lama melakukan pembicaraan panjang dengan penerbit tentang cara menampilkan konten mereka, di mana para perusahaan media berpendapat raksasa pencarian harus membayar mereka untuk hak istimewa.

The News Media Alliance, sebuah konsorsium penerbit AS, mengatakan dalam sebuah studi 2019 bahwa Google menghasilkan 4,7 miliar dolar AS dari industri berita tahun sebelumnya, sebuah angka yang diperdebatkan Google.

Baca Juga: Realme C11 Meluncur di Indonesia, Harganya Terjangkau!

Ilustrasi konten berita. [Shutterstock]
Ilustrasi konten berita. [Shutterstock]

Ketika peraturan baru mulai berlaku tahun lalu di Prancis yang mengharuskan penerbit dibayar untuk potongan berita yang ditampilkan dalam hasil pencarian, Google mengumumkan bahwa itu hanya akan menampilkan berita utama.

Pada April lalu, otoritas persaingan Prancis memutuskan bahwa menghapus cuplikan tersebut menyalahgunakan dominasi pasar Google dan memerintahkan perusahaan untuk bernegosiasi dengan penerbit Prancis.

Sementara itu, Google telah menolak panggilan untuk perusahaan media sosial dan pencarian untuk membayar jutaan dolar dalam setahun pada penerbit untuk memakai konten mereka. (Suara.com/Dythia Novianty)

Baca Juga: Subak Terdaftar di UNESCO, Google Rayakan Lewat Doodle Hari Ini

Berita Terkait
Berita Terkini

VPN online memungkinkan pengguna internet di Indonesia untuk terhindar dari risiko keamanan siber....

internet | 17:26 WIB

Program Dell AI untuk Telekomunikasi, yang merupakan bagian dari Dell AI Factory, menjawab semua tantangan tersebut deng...

internet | 15:13 WIB

Zoho Analytics versi baru ini menambahkan kekuatan, kecerdasan, dan fleksibilitas untuk melayani lebih banyak bisnis....

internet | 15:04 WIB

Berbagai kemampuan ditawarkan ZohoCRM for Everyone....

internet | 15:09 WIB

Portofolio baru Dell ini dirancang untuk membantu meningkatkan produktivitas organisasi dan karyawan di Indonesia memasu...

internet | 14:41 WIB