Hitekno.com - Popularitas TikTok yang tinggi memicu banyak pihak untuk membuat saingannya. Termasuk Facebook yang awalnya menyiapkan aplikasi Lasso.
Belum lama diluncurkan, platform media sosial ini malah menutup aplikasi Lasso. Bahkan umur aplikasi pesaing TikTok ini belum sampai genap setahun.
Diluncurkan Faecbook pada akhir 2018, Lasso didesain untuk berkompetisi dengan TikTok yang mendunia. Lasso memungkinkan pengguna untuk merekam video berdurasi hingga 15 detik diiringi lagu-lagu populer.
Baca Juga: Kembangkan Teknologi Baru, Upaya Facebook Atasi Internet di Indonesia
Namun mulai 10 Juli 2020 mendatang, aplikasi mirip TikTok ini sudah tidak bisa lagi ditemukan di toko aplikasi.
"Kami melakukan pertaruhan di seluruh aplikasi yang kami buat untuk menguji dan mempelajari bagaimana orang ingin mengekspresikan diri. Ini juga berlaku bagi Lasso, aplikasi video singkat yang kami buat sendiri, kami putuskan untuk ditutup," papar juru bicara Facebook, seperti dikutip dari runch, Jumat (3/7/2020).
Keputusan Facebook ini terbilang mengejutkan. Pasalnya pada Februari lalu, perusahaan riset Sensor Tower menyebut bahwa Lasso telah digunakan di Kolombia, Meksiko, AS, Argentina, Chili, Peru, Panama, Kosta Rika, El Salvador, Ekuador dan Uruguay.
Baca Juga: Facebook Kenalkan Fitur Dark Mode Bagi Pengguna Seluler
Bahkan, Lasso juga menambahkan dukungan untuk bahasa Hindi pada awal tahun ini, sehingga mendorong adanya spekulasi bahwa Lasso akan menyentuh India.
Menariknya, penutupan Lasso ini tidak jauh dari peluncuran Reels Instagram, aplikasi serupa, yang disebut-sebut sebagai senjata baru Facebook untuk mematahkan dominasi TikTok. Selama satu setengah tahun, Lasso telah memiliki 80.000 pengguna aktif harian di Android.
Selain Lasso, pada awal pekan ini Facebook juga mengumumkan bahwa mereka juga mematikan Hobbi, aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk mendokumentasikan proyek pribadi mereka.
Baca Juga: Harta Mark Zuckerberg Merosot Usai Coca-Cola Boikot Facebook
Itulah keputusan Facebook untuk menutup aplikasi Lasso, yang awalnya dihadirkan sebagai pesaing TikTok. (Suara.com/ Tivan Rahmat).